Sedangkan sisi mistisnya, lanjut Oppung Boi, sewaktu saya masih kecil, seekor harimau pernah tampak di bongkahan Batu Basiha. Ketika itu, Ibu saya sedang berladang sambil menjaga ternak di lokasi ini, tetapi tidak mengganggu,” tambahnya.
Sejarah itu juga dibenarkan Luke Ramida boru Napitupulu (59) dan Bernhad Kaslan Napitupulu (56) yang masih keturunan Juara Keccil. Katanya, lokasi Batu Basiha dulu dinamakan Golat Napitupulu, dimana lokasi tersebut merupakan tempat berladangnmya nenek moyang mereka.
“Songonima tona ni Oppung I tu hami (Demikianlah pesan nenek kepada kami),” timpal Bernhad. Luke Ramida menambahkan, belum lama ini ada seseorang yang masih kerabat mereka mengambil bongkahan batu Basiha. Rencananya akan dijadikan batu cincin. Tak lama, sakit dan mimpi-mimpi, akhirnya batu itu dikembalikan.
“Kami tak tau sebelumnya batu ini diambil, hanya sebesar genggaman tangan. Tapi katanya dia mimpi-mimpi. Akhirnya batu itu dikembalikan. Kemudian, ada seseorang yang duduk-duduk di atas batu ini sambil menghayal, akhirnya gila. Jangan sembarangan ambil bogkahan batu, jangan naik di atas batu itu,” pesannya.
Selain itu, lanjutnya, baru-baru ini ketika mereka membersihkan lokasi batu, mereka melihat seekor ular yang keluar dari bawah batu yang dialiri air. Jenisnya beda, pendek tetapi ukuran badannya sama dari ekor hingga kepala. Tetapi setelah mereka permisi baik-baik, ular tersebut pun masuk sendiri ke bawah bongkahan batu. Sementara dari sisi ilmu kebumian, Batu Basiha dikenal sebagai batuan andesit dengan kekar kolom hasil pendinginan magma saat mengalir dan membeku di permukaan membentuk lava kolom. Belakangan ini, Dinas Pariwisata Tobas melalui hasil penelitian mengklaim Batu Basiha Sibodiala bersumber dari letusan gunung Toba yang diperkirakan berusia diatas 800 ribu tahun lalu.
Batu Basiha itu sendiri saat ini menjadi salah satu bukti situs sejarah yang diikutsertakan untuk mengusulkan Geopark Kaldera Toba ke UNESCO.
“Batu Basiha saat ini menjadi bukti sejarah letusan Gunung Toba. Untuk itu Pemkab Tobasa berupaya melestarikan Batu Basiha tersebut sebagai salah satu bukti sejarah sekaligus sebagai objek wisata alam didaerah kita ini,” ujar Kadis Pariwisata Tobasa Ultri Simangunsong.(ft/deo)