30.5 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

TPA Sampah Disulap jadi Destinasi Wisata? Terjadi di Pati

TPA Sampah Sukoharjo menjadi destinasi wisata di Pati, Jawa Tengah.

Kepala DPUPR Pati, Ir H. Suharyono menambahkan, anggaran untuk Sanitary Landfiled didapat dari bantuan APBN sebesar Rp. 15 miliar. “Namun untuk penambahan jumlah satwa ternyata sulit dilakukan, karena jika mau menambah harus ada ijin khusus dari Menteri Lingkungan Hidup,” kata Suharyono.

Adapun sampah di TPA Sukoharjo ini diolah di tiga kawasan. Zona pertama dan ke dua sudah tidak aktif lagi karena lobangnya sudah ditutup. Sehingga yang aktif hanya di zona seluas 1,5 ha. Pelobangan mencapai kedalaman 12 meter.

Lalu dibuatkan tanggul setinggi 15 m (sistim terasiring) karena untuk menahan bau dan lalat. Keberadaan TPA Sukoharjo Pati saat ini menjadi yang terbaik di pulau Jawa, karena berhasil mengalahkan pengelolaan sampah di Bandargebang Jakarta Timur. Maka tidak heran kalau TPA Sukoharjo sekarang ini berubah menjadi distinasi wisata baru.

Menpar Arief Yahya menyebut, pengelolaan sampah itu sangat penting dan mendesak di semua kota. Healty and Hygiene itu satu dari 14 pilar yang dikalibrasi TTCI Travel and Tourism Competitiveness Index, oleh WEF World Economic Forum. “Kalau tidak dikelola dengan baik, maka ini menjadi faktor pelemahan daya saing pariwisata Indonesia,” kata Arief Yahya.

Selain itu, sampah bisa diubah menjadi energi listrik atau green energy. Mengubah gas metan yang bisa merusak lingkungan, menjadi energi yang ramah lingkungan. Juga bisa menjadi kompos yang bermanfaat buat tanaman. “Saya kira sudah saatnya semua kota memikirkan manajemen sampah yang baik san sehat,” kata Arief Yahya.  (rel)

TPA Sampah Sukoharjo menjadi destinasi wisata di Pati, Jawa Tengah.

Kepala DPUPR Pati, Ir H. Suharyono menambahkan, anggaran untuk Sanitary Landfiled didapat dari bantuan APBN sebesar Rp. 15 miliar. “Namun untuk penambahan jumlah satwa ternyata sulit dilakukan, karena jika mau menambah harus ada ijin khusus dari Menteri Lingkungan Hidup,” kata Suharyono.

Adapun sampah di TPA Sukoharjo ini diolah di tiga kawasan. Zona pertama dan ke dua sudah tidak aktif lagi karena lobangnya sudah ditutup. Sehingga yang aktif hanya di zona seluas 1,5 ha. Pelobangan mencapai kedalaman 12 meter.

Lalu dibuatkan tanggul setinggi 15 m (sistim terasiring) karena untuk menahan bau dan lalat. Keberadaan TPA Sukoharjo Pati saat ini menjadi yang terbaik di pulau Jawa, karena berhasil mengalahkan pengelolaan sampah di Bandargebang Jakarta Timur. Maka tidak heran kalau TPA Sukoharjo sekarang ini berubah menjadi distinasi wisata baru.

Menpar Arief Yahya menyebut, pengelolaan sampah itu sangat penting dan mendesak di semua kota. Healty and Hygiene itu satu dari 14 pilar yang dikalibrasi TTCI Travel and Tourism Competitiveness Index, oleh WEF World Economic Forum. “Kalau tidak dikelola dengan baik, maka ini menjadi faktor pelemahan daya saing pariwisata Indonesia,” kata Arief Yahya.

Selain itu, sampah bisa diubah menjadi energi listrik atau green energy. Mengubah gas metan yang bisa merusak lingkungan, menjadi energi yang ramah lingkungan. Juga bisa menjadi kompos yang bermanfaat buat tanaman. “Saya kira sudah saatnya semua kota memikirkan manajemen sampah yang baik san sehat,” kata Arief Yahya.  (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/