29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Menelusuri Wisata Sejarah Bung Karno Lewat Parade Pesona Kebangsaan 2017

Patung Bung Karno di Lapangan Pancasila Ende.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kabupaten Ende di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi saksi kehidupan Ir. Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia. Kentalnya nilai sejarah yang dialami Bapak Proklamator yang lahir pada 6 Juni 1901 ini, lekat dengan daerah ini yang lama dijadikan tempat pengasingan. Melalui event tahunan Parade Pesona Kebangsaan 2017, napak tilas sejarah Bung Karno di Ende, 1 Juni 2017 bakal dibikin meriah.

Menteri Pariwisata Arief Yahya dua tahun lalu ikut parade itu. Bahkan ikut parade berjalan sekitar 3 km dari pelabuhan sampai ke pusat kota dengan baju adat NTT.

Tidak hanya soal Bung Karno, di Ende, destinasi wisatanya sangat banyak dan beragam. Selain Taman Renungan Bung Karno dan Rumah Pengasingan Bung Karno, Pesona Ende memiliki Kampung Adat Wolotopo, Danau Kelimutu (Danau Tiga Warna), Museum Tenun Ikat, Pantai Ria atau Pantai Ende, Kampung Adat Jopu, Pasar Tradisional Ende, Pantai Batu Biru, Air Terjun Murondao dan Museum Bahari Ende.

“Parade tersebut sebagai momentum Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada tanggal 20 Mei lalu hingga hari lahirnya Pancasila pada 1 Juni. Kegiatan Parade Pesona Kebangsaan juga dilanjutkan dengan Bulan Bung Karno selama bulan Juni, juga menghadirkan jalur wisata yang mempesona di Ende,” ujar Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti yang didamping Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya Asdep Personal Kemenpar Wawan Gunawan, Jumat (26/5).

Esthy menjelaskan, Parade Kebangsaan ini merupakan kristalisasi kesadaran berbangsa bernegara, yang diselenggarakan oleh berbagai kalangan. Beragam kegiatan (multievent) yang berpuncak pada Upacara Pancasila pada 1 Juni mendatang, untuk mengenang paruh kehidupan Bung Karno di Ende, yang menginspirasi pokok pikiran tentang Pancasila.

“Pada tanggal 31 Mei, akan ada renungan malam bersifat reflektif yang diselenggarakan di Taman Soekarno. Di Pulau Ende, pada saat yang sama, berbagai kalangan dari seluruh Indonesia juga melakukan renungan malam. Esok harinya mereka melakukan pelayaran fajar,” ujar Esthy yang diamini Wawan.

Pada Renungan Malam akan diadakan berbagai kegiatan untuk mengenang sosok Bung Karno seperti pemutaran film Bung Karno di Ende dan pertunjukan seni. Di taman ditampilkan Wayang Tonil Soekarno, hasil kolaborasi Wayang Ajen dengan musik lokal Flores.

Sementara di Pulau Ende, ditampilkan Wayang Garuda, hasil kolaborasi berbagai seniman Indonesia, membacakan beberapa kutipan, ujaran atau kata mutiara Bung Karno dan Bapak Ibu Bangsa yang lain. Hadir juga nara sumber yang kompeten Taufik Razen yang juga Budayawan sejarah.

“Selain itu terdapat acara menyalakan lilin secara bersama-sama, yang dimulai dari api yang satu ke yang lain, dengan saling berbagi. Menggambarkan pelita bangsa dibangun berdasarkan semangat gotong royong,” ujar Wawan menambahkan.

Patung Bung Karno di Lapangan Pancasila Ende.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kabupaten Ende di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi saksi kehidupan Ir. Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia. Kentalnya nilai sejarah yang dialami Bapak Proklamator yang lahir pada 6 Juni 1901 ini, lekat dengan daerah ini yang lama dijadikan tempat pengasingan. Melalui event tahunan Parade Pesona Kebangsaan 2017, napak tilas sejarah Bung Karno di Ende, 1 Juni 2017 bakal dibikin meriah.

Menteri Pariwisata Arief Yahya dua tahun lalu ikut parade itu. Bahkan ikut parade berjalan sekitar 3 km dari pelabuhan sampai ke pusat kota dengan baju adat NTT.

Tidak hanya soal Bung Karno, di Ende, destinasi wisatanya sangat banyak dan beragam. Selain Taman Renungan Bung Karno dan Rumah Pengasingan Bung Karno, Pesona Ende memiliki Kampung Adat Wolotopo, Danau Kelimutu (Danau Tiga Warna), Museum Tenun Ikat, Pantai Ria atau Pantai Ende, Kampung Adat Jopu, Pasar Tradisional Ende, Pantai Batu Biru, Air Terjun Murondao dan Museum Bahari Ende.

“Parade tersebut sebagai momentum Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada tanggal 20 Mei lalu hingga hari lahirnya Pancasila pada 1 Juni. Kegiatan Parade Pesona Kebangsaan juga dilanjutkan dengan Bulan Bung Karno selama bulan Juni, juga menghadirkan jalur wisata yang mempesona di Ende,” ujar Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti yang didamping Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya Asdep Personal Kemenpar Wawan Gunawan, Jumat (26/5).

Esthy menjelaskan, Parade Kebangsaan ini merupakan kristalisasi kesadaran berbangsa bernegara, yang diselenggarakan oleh berbagai kalangan. Beragam kegiatan (multievent) yang berpuncak pada Upacara Pancasila pada 1 Juni mendatang, untuk mengenang paruh kehidupan Bung Karno di Ende, yang menginspirasi pokok pikiran tentang Pancasila.

“Pada tanggal 31 Mei, akan ada renungan malam bersifat reflektif yang diselenggarakan di Taman Soekarno. Di Pulau Ende, pada saat yang sama, berbagai kalangan dari seluruh Indonesia juga melakukan renungan malam. Esok harinya mereka melakukan pelayaran fajar,” ujar Esthy yang diamini Wawan.

Pada Renungan Malam akan diadakan berbagai kegiatan untuk mengenang sosok Bung Karno seperti pemutaran film Bung Karno di Ende dan pertunjukan seni. Di taman ditampilkan Wayang Tonil Soekarno, hasil kolaborasi Wayang Ajen dengan musik lokal Flores.

Sementara di Pulau Ende, ditampilkan Wayang Garuda, hasil kolaborasi berbagai seniman Indonesia, membacakan beberapa kutipan, ujaran atau kata mutiara Bung Karno dan Bapak Ibu Bangsa yang lain. Hadir juga nara sumber yang kompeten Taufik Razen yang juga Budayawan sejarah.

“Selain itu terdapat acara menyalakan lilin secara bersama-sama, yang dimulai dari api yang satu ke yang lain, dengan saling berbagi. Menggambarkan pelita bangsa dibangun berdasarkan semangat gotong royong,” ujar Wawan menambahkan.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/