28 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

Jelang Sail Sabang 2017, Dr Marsetio Lepas 29 Kapal Yacht dari Darwin

Selama tiga bulan penuh, para yachter mancanegara akan menikmati ribuan pulau mulai dari 23 Juli hingga 20 Oktober 2017.

Diketahui, Sail Indonesia 2017 merupakan pagelaran internasional yang telah diadakan sejak tahun 2000. Kegiatan pelayaran atau sail ini awalnya dicetuskan pada Desember 2000. Saat itu juga didukung oleh Kementerian Pariwisata, untuk membuat kelompok yang mengoordinasikan rally pelayaran kapal layar (yacht) dunia yang dimulai dari Darwin, Australia, untuk masuk ke wilayah perairan Indonesia dan singgah di Bali, NTT, Kepulauan Seribu, Batam, sebelum meneruskan pelayaran mereka ke Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Namun, acara tahunan tersebut sejak 2009 disesuaikan dengan nama daerah yang menjadi pusat tujuan utama atau puncak acaranya, seperti Sail Bunaken (2009), Sail Banda (2010), Sail Wakatobi-Belitong (2011), Sail Morotai (2012), Sail Komodo (2013), Sail Rajampat (2014), Sail Tomini (2015), Sail Selat Karimata (2016), dan Sail Sabang (2017).

Sebelumnya, Kementerian Pariwisata genjot promosi Wonderful Indonesia kepada komunitas yachter di Darwin, Australia. Kegiatan ini dilaksanakan pada 22-29 Juli 2017 di Australia.

Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana mengatakan, promosi tersebut dapat menjaring peserta acara Wonderful Indonesia Sail pada Juli dan Sail Sabang yang akan dilaksanakan pada Desember 2017 mendatang.

”Ini juga momentum memperkenalkan pariwisata Indonesia melalui penampilan tim Wonderful Indonesia dengan aktivitas promosi destinasi-destinasi wisata bahari yang terletak di seluruh  Tanah Air kita,” ujar Pitana.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, komunitas wisata minat khusus bahari itu banyak. Menpar menyebut ada komunitas surfing, diving, sailing, yachting, cruising dan sebagainya. Arief mengatakan, wisata yachting merupakan wisata bahari yang berpotensi meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.

“Kedekatan jarak antara Australia dengan wilayah timur Indonesia menjadi salah satu alasan banyaknya kapal yacht Australia yang berkunjung ke Indonesia. Luas dan kayanya wilayah laut Indonesia menjadikan bangsa kita berpotensi besar untuk menjadi destinasi pariwisata bahari terkemuka di kawasan Asia Pasifik,” kata Menpar Arief Yahya.

Untuk mendukung event ini, Kemenpar pun mengeluarkan kebijakan bebas visa. Kebijakan Bebas Visa Kunjungan hanya memperbolehkan izin tinggal selama 30 hari di Indonesia. Jika menggunakan Visa on Arrival, batas waktunya 60 hari.

“Untuk para yachter, Indonesia sudah menyediakan social culture visa. Masa berlakunya 60 hari dan bisa diperpanjang 4 x 30 hari. Jadi para yachter bisa berpetualang selama enam bulan,” terang Menpar Arief Yahya.

Untuk mengantisipasi kunjungan dan lama tinggal, Pemerintah Pusat dan Daerah juga mulai memikirkan adanya kebutuhan pelabuhan pariwisata atau setidaknya dermaga wisata karena peningkatan pelayanan memang menjadi nyawa dari wisata yacht.

“Mulai dari Clearance in and out, Custom, Immigation Stamp Passport, karantina dan Syahbandar harus all out memback up ini bila ingin wisata yacht Indonesia berkompetisi dengan global player lainnya. Sekarang sudah jauh lebih baik, tinggal klik http://yachters- indonesia.id dan mengisi form yang tersedia, yachter sudah bisa masuk ke Indonesia. It’s easy, kita akan perbaiki terus pelayanan,” kata Menpar Arief Yahya. (rel)

Selama tiga bulan penuh, para yachter mancanegara akan menikmati ribuan pulau mulai dari 23 Juli hingga 20 Oktober 2017.

Diketahui, Sail Indonesia 2017 merupakan pagelaran internasional yang telah diadakan sejak tahun 2000. Kegiatan pelayaran atau sail ini awalnya dicetuskan pada Desember 2000. Saat itu juga didukung oleh Kementerian Pariwisata, untuk membuat kelompok yang mengoordinasikan rally pelayaran kapal layar (yacht) dunia yang dimulai dari Darwin, Australia, untuk masuk ke wilayah perairan Indonesia dan singgah di Bali, NTT, Kepulauan Seribu, Batam, sebelum meneruskan pelayaran mereka ke Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Namun, acara tahunan tersebut sejak 2009 disesuaikan dengan nama daerah yang menjadi pusat tujuan utama atau puncak acaranya, seperti Sail Bunaken (2009), Sail Banda (2010), Sail Wakatobi-Belitong (2011), Sail Morotai (2012), Sail Komodo (2013), Sail Rajampat (2014), Sail Tomini (2015), Sail Selat Karimata (2016), dan Sail Sabang (2017).

Sebelumnya, Kementerian Pariwisata genjot promosi Wonderful Indonesia kepada komunitas yachter di Darwin, Australia. Kegiatan ini dilaksanakan pada 22-29 Juli 2017 di Australia.

Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana mengatakan, promosi tersebut dapat menjaring peserta acara Wonderful Indonesia Sail pada Juli dan Sail Sabang yang akan dilaksanakan pada Desember 2017 mendatang.

”Ini juga momentum memperkenalkan pariwisata Indonesia melalui penampilan tim Wonderful Indonesia dengan aktivitas promosi destinasi-destinasi wisata bahari yang terletak di seluruh  Tanah Air kita,” ujar Pitana.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, komunitas wisata minat khusus bahari itu banyak. Menpar menyebut ada komunitas surfing, diving, sailing, yachting, cruising dan sebagainya. Arief mengatakan, wisata yachting merupakan wisata bahari yang berpotensi meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.

“Kedekatan jarak antara Australia dengan wilayah timur Indonesia menjadi salah satu alasan banyaknya kapal yacht Australia yang berkunjung ke Indonesia. Luas dan kayanya wilayah laut Indonesia menjadikan bangsa kita berpotensi besar untuk menjadi destinasi pariwisata bahari terkemuka di kawasan Asia Pasifik,” kata Menpar Arief Yahya.

Untuk mendukung event ini, Kemenpar pun mengeluarkan kebijakan bebas visa. Kebijakan Bebas Visa Kunjungan hanya memperbolehkan izin tinggal selama 30 hari di Indonesia. Jika menggunakan Visa on Arrival, batas waktunya 60 hari.

“Untuk para yachter, Indonesia sudah menyediakan social culture visa. Masa berlakunya 60 hari dan bisa diperpanjang 4 x 30 hari. Jadi para yachter bisa berpetualang selama enam bulan,” terang Menpar Arief Yahya.

Untuk mengantisipasi kunjungan dan lama tinggal, Pemerintah Pusat dan Daerah juga mulai memikirkan adanya kebutuhan pelabuhan pariwisata atau setidaknya dermaga wisata karena peningkatan pelayanan memang menjadi nyawa dari wisata yacht.

“Mulai dari Clearance in and out, Custom, Immigation Stamp Passport, karantina dan Syahbandar harus all out memback up ini bila ingin wisata yacht Indonesia berkompetisi dengan global player lainnya. Sekarang sudah jauh lebih baik, tinggal klik http://yachters- indonesia.id dan mengisi form yang tersedia, yachter sudah bisa masuk ke Indonesia. It’s easy, kita akan perbaiki terus pelayanan,” kata Menpar Arief Yahya. (rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/