34.5 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Menpar Arief Yahya: Ramadan, Saatnya Berwisata Religi

Masjid Raya Medan pilihan tepat untuk destinasi wisata religi.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sejak H-1 Ramadan 1438 H, smartphone Menteri Pariwisata Arief Yahya dipenuhi ucapan “Marhaban Ya Ramadan!” Pria asal Banyuwangi yang tinggal di Bandung itu juga sibuk menjawab satu per satu, ribuan messages yang mampir ke Blackberry “pegangan” nya itu. Bagaimana aktivitas kepariwisataan di bulan Puasa?

“Wisatawan Nusantara sudah pasti turun, orang memilih berada di rumah, hemat energi, menahan lapar dan dahaga. Wisman asal Singapore dan Malaysia juga memilih stay, tidak banyak bergerak, dari tahun ke tahun seperti itu. Wisman Timur Tengah juga turun,” sebut Menpar Arief Yahya.

Tetapi begitu Lebaran tiba, jutaan orang bergerak dalam waktu yang bersamaan. Peak season di wisnus, apalagi bersamaan dengan liburan pertengahan tahun. “Itulah panen kedua orang-orang pariwisata, jika panen pertamanya liburan akhir tahun,” sebut Arief Yahya.

Mirip, antara Tourism, Telecommunication, dan Transportation! Sama-sama memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain. Di Tourism, yang dipindahkan adalah travellers, tourist, wisatawan, dengan segala keribetannya.

Di Transportation, yang dipindahkan adalah penumpang orang dan barang atau cargo. Sedangkan di Telco, yang dipindahkan adalah suara (voice), gambar dan gambar bergerak (video), dan data. “Ketiganya sama-sama memiliki peak season, high season dan low season. Ketiganya berhadapan dengan masalah jarak, waktu, kecepatan,” jelas Arief Yahya.

Kecuali destinasi Bali, yang tidak terlalu banyak terpengaruh di wisman. Karena target originasi mereka juga banyak wisman. “Dan di situlah yang terus kami genjot untuk mengejar target kunjungan,” ungkapnya.

Juga aktivitas wisata crossborder, di daerah perbatasan, yang bisa menambah jumlah wisman. Crossborder itu sedang menjadi perhatian Menpar Arief Yahya, terutama di wilayah timur, seperti Atambua yang berbatasan dengan Timor Leste. Juga di Merauke, Skaw, dan Papua.

“Untuk Wisnus, kami yakin ada Wisata Religi seperti Ziarah Wali Songo di Pantura, dari Cirebon, Demak, Kudus, Tuban, sampai Surabaya, sudah pasti ramai. Di Jawa Timur juga banyak tokoh-tokoh yang menjadi destinasi wisata religi,” ungkap Arief Yahya.

Sebagai industry, di 3T di atas, tantangannya adalah bagaimana di saat low season tetap bisa mengangkut lebih optimum? “Maka muncullkan sharing economy itu. Internet itu murah, karena ada sharing economy, beban yang besar ditanggung bersama-sama. Hanya membayar yang digunakan saja. Tidak harus menyewa jaringan semuanya,” ungkap Arief yang Mantan Dirut PT Telkom itu.

Masjid Raya Medan pilihan tepat untuk destinasi wisata religi.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sejak H-1 Ramadan 1438 H, smartphone Menteri Pariwisata Arief Yahya dipenuhi ucapan “Marhaban Ya Ramadan!” Pria asal Banyuwangi yang tinggal di Bandung itu juga sibuk menjawab satu per satu, ribuan messages yang mampir ke Blackberry “pegangan” nya itu. Bagaimana aktivitas kepariwisataan di bulan Puasa?

“Wisatawan Nusantara sudah pasti turun, orang memilih berada di rumah, hemat energi, menahan lapar dan dahaga. Wisman asal Singapore dan Malaysia juga memilih stay, tidak banyak bergerak, dari tahun ke tahun seperti itu. Wisman Timur Tengah juga turun,” sebut Menpar Arief Yahya.

Tetapi begitu Lebaran tiba, jutaan orang bergerak dalam waktu yang bersamaan. Peak season di wisnus, apalagi bersamaan dengan liburan pertengahan tahun. “Itulah panen kedua orang-orang pariwisata, jika panen pertamanya liburan akhir tahun,” sebut Arief Yahya.

Mirip, antara Tourism, Telecommunication, dan Transportation! Sama-sama memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain. Di Tourism, yang dipindahkan adalah travellers, tourist, wisatawan, dengan segala keribetannya.

Di Transportation, yang dipindahkan adalah penumpang orang dan barang atau cargo. Sedangkan di Telco, yang dipindahkan adalah suara (voice), gambar dan gambar bergerak (video), dan data. “Ketiganya sama-sama memiliki peak season, high season dan low season. Ketiganya berhadapan dengan masalah jarak, waktu, kecepatan,” jelas Arief Yahya.

Kecuali destinasi Bali, yang tidak terlalu banyak terpengaruh di wisman. Karena target originasi mereka juga banyak wisman. “Dan di situlah yang terus kami genjot untuk mengejar target kunjungan,” ungkapnya.

Juga aktivitas wisata crossborder, di daerah perbatasan, yang bisa menambah jumlah wisman. Crossborder itu sedang menjadi perhatian Menpar Arief Yahya, terutama di wilayah timur, seperti Atambua yang berbatasan dengan Timor Leste. Juga di Merauke, Skaw, dan Papua.

“Untuk Wisnus, kami yakin ada Wisata Religi seperti Ziarah Wali Songo di Pantura, dari Cirebon, Demak, Kudus, Tuban, sampai Surabaya, sudah pasti ramai. Di Jawa Timur juga banyak tokoh-tokoh yang menjadi destinasi wisata religi,” ungkap Arief Yahya.

Sebagai industry, di 3T di atas, tantangannya adalah bagaimana di saat low season tetap bisa mengangkut lebih optimum? “Maka muncullkan sharing economy itu. Internet itu murah, karena ada sharing economy, beban yang besar ditanggung bersama-sama. Hanya membayar yang digunakan saja. Tidak harus menyewa jaringan semuanya,” ungkap Arief yang Mantan Dirut PT Telkom itu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/