29 C
Medan
Thursday, October 31, 2024
spot_img

Jamrud dan Coklat Kembali Sukses Hadirkan ‘Lautan Manusia’ di Festival Crossborder

Jamrud dan Cokelat bakal kembali diboyong Kementerian Pariwisata ke crossborder area di Atambua.

Plt  Asdep Analisis Data Pasar Pariwisata Nusantara,  Kementerian Pariwista, Ir Sutarjo, mengatakan, Festival Cross Border Atambua ini merupakan perwujudan dari program nawacita Presiden Joko Widodo yang salah satunya membangun dari perbatasan.

“Salah satunya adalah event ini, melalui pariwisata,” ujar Sutarjo.

Ia mengatakan, pariwisata berjalan selaras dengan pembangunan di perbatasan. Mulai dari infrastruktur, pos perbatasan yang megah, sarana perhubungan laut, darat dan udara.

“Disini pariwisata masuk bersama-sama. Pariwisata hadir untuk mensejahterakan masyarakat, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tingkatkan lapangan kerja, melestarikan alam, kembangkan budaya, serta menciptakan rasa bangga terhadap bangsa,” ujar Sutarjo.

Pemilihan konser musik, dikatakan Sutarjo, karena musik adalah bahasa universal. Musik memiliki daya magnet yang luar biasa. Buktinya malam tadi puluhan ribu orang berbondong-bondong menghadiri konser.

“Konser ini momentum untuk bersama-sama membangun perbatasan. Bagaimana event ini hotel menjadi penuh, restoran padat, pengrajin memamerkan dagangannya, travel agent bergeliat, ojek laku. Itulah  dampak positif dari event pariwisata. Ini signak positif untuk kemajuan bersama,” ujar Sutarjo.

Hal senada disampaikan Bupati Kabupaten Belu, Wilibrodus Lay. Ia menyampaikan bahwa pariwisata adalah sektor yang penting di Atambua yang banyak memberi dampak positif bagi masyarakat. Melalui pariwisata semua masyarakat dapat ikut terlibat dan merasakan manfaat langsung dari pariwisata.

“Atas nama Kabupaten Belu, saya sangat menyampaikan terima kasih untuk Presiden dan Menteri Pariwisata. Melalui festival ini juga akan memperkuat Belu sebagai kota festival. Sehingga nantinya akan ada banyak orang yang berkunjung ke sini. Timor Leste pun sangat mungkin diajak terlibat karena kedekatan jarak dan budaya,” ujar Wilibrodus.

Saat ini ia menerangkan terus membuka “keran” investasi di sektor pariwisata.

Malam pun kian berlanjut. Puncaknya adalah saat band asal Cimahi, Jawa Barat, Jamrud naik ke atas panggung. Antusiasme penonton yang sejak sore telah hadir langsung pecah. Semuanya bergembira. Menikmati kolaborasi yang indah antara musik dan pariwisata.

Total ada 16 lagu dibawakan band yang beranggotakan Aziz MS (lead guitar), Ricky (bass), Krisyanto (vocal), M Irwan (gitar), dan Danny Rachman (drum).

“Terima kasih untuk kementerian pariwisata. Kami yakin pariwisata Indonesia akan terus maju, khususnya di perbatasan. Dan untuk teman-teman dari Timor Leste, terima kasih atas kedatangannya,” ujar Krisyanto.

Jamrud dan Cokelat bakal kembali diboyong Kementerian Pariwisata ke crossborder area di Atambua.

Plt  Asdep Analisis Data Pasar Pariwisata Nusantara,  Kementerian Pariwista, Ir Sutarjo, mengatakan, Festival Cross Border Atambua ini merupakan perwujudan dari program nawacita Presiden Joko Widodo yang salah satunya membangun dari perbatasan.

“Salah satunya adalah event ini, melalui pariwisata,” ujar Sutarjo.

Ia mengatakan, pariwisata berjalan selaras dengan pembangunan di perbatasan. Mulai dari infrastruktur, pos perbatasan yang megah, sarana perhubungan laut, darat dan udara.

“Disini pariwisata masuk bersama-sama. Pariwisata hadir untuk mensejahterakan masyarakat, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tingkatkan lapangan kerja, melestarikan alam, kembangkan budaya, serta menciptakan rasa bangga terhadap bangsa,” ujar Sutarjo.

Pemilihan konser musik, dikatakan Sutarjo, karena musik adalah bahasa universal. Musik memiliki daya magnet yang luar biasa. Buktinya malam tadi puluhan ribu orang berbondong-bondong menghadiri konser.

“Konser ini momentum untuk bersama-sama membangun perbatasan. Bagaimana event ini hotel menjadi penuh, restoran padat, pengrajin memamerkan dagangannya, travel agent bergeliat, ojek laku. Itulah  dampak positif dari event pariwisata. Ini signak positif untuk kemajuan bersama,” ujar Sutarjo.

Hal senada disampaikan Bupati Kabupaten Belu, Wilibrodus Lay. Ia menyampaikan bahwa pariwisata adalah sektor yang penting di Atambua yang banyak memberi dampak positif bagi masyarakat. Melalui pariwisata semua masyarakat dapat ikut terlibat dan merasakan manfaat langsung dari pariwisata.

“Atas nama Kabupaten Belu, saya sangat menyampaikan terima kasih untuk Presiden dan Menteri Pariwisata. Melalui festival ini juga akan memperkuat Belu sebagai kota festival. Sehingga nantinya akan ada banyak orang yang berkunjung ke sini. Timor Leste pun sangat mungkin diajak terlibat karena kedekatan jarak dan budaya,” ujar Wilibrodus.

Saat ini ia menerangkan terus membuka “keran” investasi di sektor pariwisata.

Malam pun kian berlanjut. Puncaknya adalah saat band asal Cimahi, Jawa Barat, Jamrud naik ke atas panggung. Antusiasme penonton yang sejak sore telah hadir langsung pecah. Semuanya bergembira. Menikmati kolaborasi yang indah antara musik dan pariwisata.

Total ada 16 lagu dibawakan band yang beranggotakan Aziz MS (lead guitar), Ricky (bass), Krisyanto (vocal), M Irwan (gitar), dan Danny Rachman (drum).

“Terima kasih untuk kementerian pariwisata. Kami yakin pariwisata Indonesia akan terus maju, khususnya di perbatasan. Dan untuk teman-teman dari Timor Leste, terima kasih atas kedatangannya,” ujar Krisyanto.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/