Menteri Pariwisata Arief Yahya menyampaikan apresiasinya sukses penyelenggaraan festival crossborder itu. Festival ini semakin kuat menjadi salah satu atraksi kota Atambua dalam membangun atmosfer pariwisata. “Musik itu universal. Untuk menciptakan crowd, perlu bahasa universal dan musik adalah salah satu jawabannya,” kata Menpar Arief.
Menpar mengatakan, di banyak negara cross border menjadi cara yang ampuh dalam meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara. Seperti di Prancis, Spanyol dan banyak negara Eropa yang banyak menempuh cara ini. Menaikkan wisman dari crossborder.
Dengan kehadiran lebih dari 25 ribu orang di setiap penyelenggaraan festival, ujar Menpar, tentu akan banyak memberi dampak ke masyarakat. Pelaku bisnis tentu akan tertarik menanamkan modalnya ke usaha pariwisata di daerah perbatasan.
“Bagi pelaku bisnis, ini menarik. Mereka pasti sudah mulai berhitung untuk membangun amenitas seperti hotel, resort atau akomodasi, lalu membuat atraksi seperti theme park, seni pertunjukan, dan lainnya. Tujuannya agar orang lebih lama tinggal,” kata dia.
Dia juga memprediksi, akan ada lebih banyak akses yang dibangun menuju ke perbatasan, termasuk bisnis transportasi dan pengiriman cargo yang ada di dalamnya. “Perbatasan tidak lagi sepi, tidak lagi dianggap sebagai daerah pinggiran. Tetapi justru menjadi wilayah terdepan di tanah air,” ungkap Arief Yahya.
Karena itu ujar Menpar, menggerakkan perekonomian masyarakat di perbatasan dengan Crossborder Festival itu akan semakin konkret.
“Apalagi ada pengusaha lokal dari daerah sana yang bergerak, itu akan sangat kuat multiplying effect-nya. Di Pariwisata itu setiap investasi yang ditanamkan, akan berdampak 170 persen buat masyarakat di sekitar itu,” kata dia. (rel)