GARUT, SUMUTPOS.CO -Kabupaten Garut kembali semarak dengan pertunjukan Wayang Ajen di Alun-alun Kecamatan Limbangan, (4/11) pukul 19.30 malam. Ki Dalang Ajen, tampil dalam pertunjukan Wayang Milenial ini. Bukan sekadar aksi panggung, pertunjukan ini memuat pesan-pesan penting mengembangkan pariwisata sekaligus membuka mata masyarakat tentang potensi besar desa wisata di Garut.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut Budi Gan Gan Gumilar menjelaskan, sengaja memilih Wayang Ajen di Limbangan sebagai media komunikasi kepada masyarakat, karena gelaran hiburan ini telah mendarah daging di kawasan Garut Utara seperti di Limbangan, Sela Awi, Malangbong, Cibatu, Cibiuk, Banyuresmi, Leles, dan Kadungora .
“Wilayah ini terdapat beberapa lokasi sudah dibentuk sebagai daerah pengembangan dan pembangunan desa wisata. Nah, Wayang Ajen adalah pertunjukan fenomenal dan mampu membangkitkan masyarakat terhadap pariwisata secara khusus terkait esensi makna dan pemahaman “Sapta Pesona” dan dikemas secara apik,” ungkap Budi, Sabtu (28/10).
Wayang Ajen , menurut Budi, sudah terbukti menyedot perhatian publik karena semua kalangan bisa menerima pertunjukan ini. Dia berjanji bakal membuat terobosan baru dalam gelaran nanti. Panitia mengemas acara ini dengan cara berbeda sehingga mampu menjaring lebih banyak turis.
“Nilai lokal yang dipadu dalam kemasan atraksi dan hiburan serta pesan-pesan moral tersampaikan secara apik dan jelas oleh Ki Dalang Wawan Ajen. Poin utamanya adalah bagaimana Wayang Ajen bisa membangkitkan pariwisata di Garut,”ujar Budi.
Kali ini, pertunjukan akbar Wayang Ajen juga akan disaksikan stakeholder berbagai unsur penthahelix seperti instansi-instansi pemerintah daerah, akademisi, pengusaha pariwisata seperti PHRI dan industri kreatif, komunitas seni budaya dan berbagai media, UKM serta masyarakat Garut.
“Kami mempunyai komitmen konkter dalam mengembangkan program nyata pariwisata sehingga didukung oleh Kementerian Pariwisata. Dukungan dalam promosi pariwisata Garut , terutama promosi wisata budaya melalui promosi Pesona Indonesia. Semoga bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat kami,” kata dia.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti mengatakan, potensi desa wisata Samida, Kecamatan Selaawi sebagai satu destinasi andalan di Kota Dodol ini.
Desa Samida pro- aktif menyediakan sarana wisata seperti homestay atau guesthouse, kebutuhan konsumsi wisatawan, pemandu, transportasi lokal, pertunjukan, hiburan, dan kesenian tradisional untuk mengembangkan desa wisata ini.
“Desa Wisata bentuk integrasi yang disajikan dalam struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi berlaku. Sudah waktunya suatu desa membangun wisata,” ujar wanita berkacamata ini
Esthy mendorong stakeholder pariwisata untuk melakukan sejumlah langkah pengembangan Desa Wisata, seperti penyusunan informasi mengenai potensi, karakter, dan produk yang akan dipasarkan.