Sementara itu, Sokhi mengakui motifnya membunuh korban karena dirinya sudah lama ingin mempersunting istri korban yang berinisial SH. Apalagi tersangka dua anak ini sudah lama menduda. Niat untuk menikahi istri adiknya itu sebelumnya sudah diutarakannya kepada Arozatulo.
Kepada penyidik, Sokhi mengakui bahwa ia sudah 4 kali meniduri SH. Perbuatan itu pun tidak dibantah SH. Karena itulah Sokhi ingin adiknya itu cepat-cepat mati, supaya ia kemudian bisa leluasa menyalurkan hasratnya.
“Sebelumnya Sokhi sudah beberapa kali mengajak Arozatulo untuk menghabisi korban. Sebab si Sokhi ini sudah lama ingin mengawini istri korban. Namun Arozatulo menolak. Nah, belakangan kemudian terungkap pula bahwa korban rupanya sudah beberapa kali menyetubuhi istri si Arozatulo tadi, makanya Arozatulo pun jadi sakit hati dan dendam sampai dia akhirnya bersedia diajak dan merencanakan pembunuhan terhadap korban,” papar Kasat Reskrim AKP Kusnadi, usai gelaran rekonstruksi, Rabu.
Dari 20 adegan rekonstruksi itu, terungkap bahwa kedua tersangka awalnya ingin menghabisi nyawa korban dengan cara meracuninya melalui minuman tuak, di rumah Arozatulo.
Tapi gagal karena dua bungkus racun tikus yang dicampurkan ke gelas tuak korban itu rupanya tidak mempan. Barulah esok pagi harinya (Rabu, 20/5), Sokhi dam Arozatulo kembali merencanakan aksi kedua.
Sokhi yang mengatur skenarionya. Arozatulo disuruhnya menyiapkan sepucuk senapan angin yang diambil dari loteng rumah. Menunggu malam, senapan itu kemudian disembunyikan Arozatulo di bawah pohon durian, letaknya sekitar 150 meter dari rumah itu.
Kemudian, Arozatulo ke kebun karet seperti biasanya. Sementara Sokhi menyuruh seorang cucunya untuk pergi ke dusun tetangga membeli delapan botol tuak.
Malam harinya sekira 19.00 WIB, Sokhi mengajak korban minum tuak tadi di ruang tamu rumahnya. Mereka minum tuak sambil bercerita-cerita santai. Lalu, Sokhi melihat Arozatulo pulang jalan kaki dari kebun sekira pukul 21.30 WIB.