26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bendera PDIP Depan Rumah Dicuri Orang

Foto: Reza/PM Rita, istri Rajasa Pranata, Ketua PDIP Pantai Labu yang diculik pria tidak dikenal, melapor ke Polresta Medan, Senin (27/4/2015).
Foto: Reza/PM
Rita, istri Rajasa Pranata, Ketua PDIP Pantai Labu yang diculik pria tidak dikenal, melapor ke Polresta Medan, Senin (27/4/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dengan mata yang bengkak karena menangis, Rita Andriyanti hanya bisa duduk terpaku menunggu di ruang piket Reskrim Polresta Medan untuk melengkapi laporannya. Saat dihampiri, istri Rajasa Pranata Surbakti, Ketua PDI-P Pantai Labu, yang diculik orang tak dikenal (OTK), Senin (27/4) dini hari, itu langsung angkat bicara.

“Saya tidak tahu persis penculikannya, saya tahu saat mau antar anak saya sekolah,” ucap wanita berusia 33 tahun ini memulai pembicaraan.

Pagi itu, teman-teman suaminya sudah berkumpul di belakang rumahnya membicarakan aksi penculikan itu.

“Saya tahunya, dari teman-temannya yang sudah ngumpul di belakang rumah,” sambung ibu satu anak itu. Menurutnya, sebelum kejadian suaminya memang sudah ada firasat buruk.”Memang sebelum pergi sama temannya, dia bilang ke saya. Perasaan saya kok ngak enak. Jadi saya bilang nggak usah pergi aja bang, terus dibilangnya, tidak enaklah kawan-kawan sudah datang ke rumah,” kenang Rita malam itu.

Sekitar pukul 20.00 WIB, Rajasa pun pergi bersama teman-temannya guna mengakhiri acara syukuran itu. “Di mana acaranya pun saya tidak tahu, cuma dia bilang ada acara makan-makan aja,”celoteh wanita berkulit kuning langsat ini.

Sekitar pukul 01.00 WIB, Rajasa belum juga pulang ke rumah hingga wanita berambut panjang itu mencoba menghubungi. “Saya telepon jam 1 malam tidak diangkat-angkat, kemudian saya SMS lagi jam 3 tidak masuk. Saya telpeon lagi sudah tidak aktif,” jelasnya.

Esok harinya Rita pun mendengar kalau suaminya telah diculik dan akhirnya memilih membuat laporan ke Polresta Medan yang tertuang dalam STTLP\1023\K\IV\2015\SPKT Resta Medan.

Saat ditanya, apakah sebelum Rajasa pernah diteror? Rita mengaku setahunya kalau suaminya tersebut tidak memiliki musuh. “Setahu saya tidak ada musuh,” katanya. Namun, sekitar 2 bulan lalu, bendera PDIP yang dikibarkan di depan rumahnya pernah hilang.”Di depan rumah saya ada tiga bendera, bendera PDI, bendera Indonesia sama bendera Benteng Muda Indonesia (BMI). Dulu suami saya ketua BMI, baru sekitar setahun jadi ketua PDI,” bebernya.

Mengenai, ada utang piutang Rajasa, lagi-lagi Rita mengaku tidak mengetahuinya. “Kalau masalah utang saya tidak tahu, soalnya suami saya jarang cerita-cerita,” katanya mengakhiri perbincangan.

Adi Rusli (32) teman korban mengatakan, korban dikenal di kampung tersebut tidak memiliki musuh. “Setahu saja tidak ada musuh dia di kampung itu, dan orangnya pun bermasyarakat,” katanya.

Kepala Satuan Reskrim Polresta Medan Kompol Wahyu Bram mengatakan, pihaknya saat ini masih mendalami laporan pengaduan istri korban. “Kita masih meminta keterangan istrinya dan saksi. Saat ini anggota juga sedang melakukan cek TKP untuk mengumpulkan sejumlah alat bukti. Jadi, dimohon bersabar karena masih dalam penyelidikan polisi,” katanya singkat.

Keterangan diperoleh dari kepolisian, pelaku disebut-sebut oknum aparat. Untuk motif penculikan tersebut belum bisa dipastikan. Bram yang disinggung hal ini enggan berspekulasi. Ia mengaku belum berani memunculkan dugaan sementara. “Masih kita selidiki pelaku dan motif sebenarnya,” tukas mantan penyidik KPK ini. (eza/deo)

Foto: Reza/PM Rita, istri Rajasa Pranata, Ketua PDIP Pantai Labu yang diculik pria tidak dikenal, melapor ke Polresta Medan, Senin (27/4/2015).
Foto: Reza/PM
Rita, istri Rajasa Pranata, Ketua PDIP Pantai Labu yang diculik pria tidak dikenal, melapor ke Polresta Medan, Senin (27/4/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dengan mata yang bengkak karena menangis, Rita Andriyanti hanya bisa duduk terpaku menunggu di ruang piket Reskrim Polresta Medan untuk melengkapi laporannya. Saat dihampiri, istri Rajasa Pranata Surbakti, Ketua PDI-P Pantai Labu, yang diculik orang tak dikenal (OTK), Senin (27/4) dini hari, itu langsung angkat bicara.

“Saya tidak tahu persis penculikannya, saya tahu saat mau antar anak saya sekolah,” ucap wanita berusia 33 tahun ini memulai pembicaraan.

Pagi itu, teman-teman suaminya sudah berkumpul di belakang rumahnya membicarakan aksi penculikan itu.

“Saya tahunya, dari teman-temannya yang sudah ngumpul di belakang rumah,” sambung ibu satu anak itu. Menurutnya, sebelum kejadian suaminya memang sudah ada firasat buruk.”Memang sebelum pergi sama temannya, dia bilang ke saya. Perasaan saya kok ngak enak. Jadi saya bilang nggak usah pergi aja bang, terus dibilangnya, tidak enaklah kawan-kawan sudah datang ke rumah,” kenang Rita malam itu.

Sekitar pukul 20.00 WIB, Rajasa pun pergi bersama teman-temannya guna mengakhiri acara syukuran itu. “Di mana acaranya pun saya tidak tahu, cuma dia bilang ada acara makan-makan aja,”celoteh wanita berkulit kuning langsat ini.

Sekitar pukul 01.00 WIB, Rajasa belum juga pulang ke rumah hingga wanita berambut panjang itu mencoba menghubungi. “Saya telepon jam 1 malam tidak diangkat-angkat, kemudian saya SMS lagi jam 3 tidak masuk. Saya telpeon lagi sudah tidak aktif,” jelasnya.

Esok harinya Rita pun mendengar kalau suaminya telah diculik dan akhirnya memilih membuat laporan ke Polresta Medan yang tertuang dalam STTLP\1023\K\IV\2015\SPKT Resta Medan.

Saat ditanya, apakah sebelum Rajasa pernah diteror? Rita mengaku setahunya kalau suaminya tersebut tidak memiliki musuh. “Setahu saya tidak ada musuh,” katanya. Namun, sekitar 2 bulan lalu, bendera PDIP yang dikibarkan di depan rumahnya pernah hilang.”Di depan rumah saya ada tiga bendera, bendera PDI, bendera Indonesia sama bendera Benteng Muda Indonesia (BMI). Dulu suami saya ketua BMI, baru sekitar setahun jadi ketua PDI,” bebernya.

Mengenai, ada utang piutang Rajasa, lagi-lagi Rita mengaku tidak mengetahuinya. “Kalau masalah utang saya tidak tahu, soalnya suami saya jarang cerita-cerita,” katanya mengakhiri perbincangan.

Adi Rusli (32) teman korban mengatakan, korban dikenal di kampung tersebut tidak memiliki musuh. “Setahu saja tidak ada musuh dia di kampung itu, dan orangnya pun bermasyarakat,” katanya.

Kepala Satuan Reskrim Polresta Medan Kompol Wahyu Bram mengatakan, pihaknya saat ini masih mendalami laporan pengaduan istri korban. “Kita masih meminta keterangan istrinya dan saksi. Saat ini anggota juga sedang melakukan cek TKP untuk mengumpulkan sejumlah alat bukti. Jadi, dimohon bersabar karena masih dalam penyelidikan polisi,” katanya singkat.

Keterangan diperoleh dari kepolisian, pelaku disebut-sebut oknum aparat. Untuk motif penculikan tersebut belum bisa dipastikan. Bram yang disinggung hal ini enggan berspekulasi. Ia mengaku belum berani memunculkan dugaan sementara. “Masih kita selidiki pelaku dan motif sebenarnya,” tukas mantan penyidik KPK ini. (eza/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/