30 C
Medan
Tuesday, May 28, 2024

Hapus Kenangan, Ortu Buang Kaca Rias Juli

Foto: Bambang/PM Temuan mayat cewek 20 tahun diduga dibakar hidup-hidup, Kamis (18/12/2014).
Foto: Bambang/PM
Temuan mayat cewek 20 tahun diduga dibakar hidup-hidup, Kamis (18/12/2014).

TANJUNGPURA, SUMUTPOS.CO – Tiga hari sudah Julhijah alias Juli (18) berada di liang lahat. Namun, polisi belum mampu mengungkap motif pembunuhan bungsu dari lima bersaudara tersebut.

Ketika dikonfirmasi, Kapolsek Hinai AKP Andrean Manalu mengaku masih melakukan penyelidikan. “Kita masih terus mendalami,” terangnya.

Apakah sudah ada seseorang yang dicurigai, termaksud pacar korban, sesuai pengakuan Juli kepada sahabatnya saat berkomunikasi melalui SMS? “Nanti ya, tolong beri kami waktu untuk mendalaminya,” jawab Manalu.

Jika pihak kepolisian masih kesulitan mencari tahu pelaku, orangtua Juli khususnya sang ibu, Siti Hawa (35), justru mengalami kesedihan berkepanjangan. Wanita ini sering termenung di kamar. Bahkan terkadang Siti memanggil nama putri tunggalnya tersebut.

Hal ini diungkap Arsat, ayah Juli yang kembali ditemui di rumah mereka di Dusun II, Desa Pekubuhan, Kec. Tanjung Pura, Langkat, Minggu (21/12) siang.

Menurut Arsat, hingga kini mereka masih tidak percaya kalau Juli telah pergi untuk selamanya. “Nggak tahu kami kenapa begitu cepat dia (Juli) dijemput,” ujar Arsat dengan nada sedih.

Lanjutnya, banyak kenangan yang masih melintas di pikiran mereka tentang Juli. Satu di antaranya, kalau sehabis mandi, korban selalu berkaca di ruang tamu depan pintu.

“Asal melihat kaca itu, kami selalu terbayang ketika dia sedang berdandan. Makanya, kini kacanya sudah aku buang. Bukan tidak ingin mengenangnya, tapi ingatan itu tidak selalu membuat kami sedih,” akunya.

Selain itu, kenangnya kembali, semasa hidup tidak ada perbuatan yang menyusahkan dari Juli. Jika ingin keluar rumah, korban selalu memberitahu mau pergi kemana.

“Dia selalu bilang mau pergi kemana aja. Kalau pulang telat dikit aja, yang kuingat dia selalu bawa makanan untuk mengambil perhatian kami,” kenang dia kembali.

Pelaku telah merengut kebahagiaan keluarga Arsat. Karenanya, pria yang kesehariannya bekerja sebagai pembuat perahu ini sangat berharap pihak kepolisian segera menangkap pembunuh Juli.

“Sejauh ini belum ada pemberitahuan dari polisi mengenai perkembangan kasus ini. Apakah pelaku sudah diamankan dan apa motifnya juga belum ada kabar,” ungkapnya.

Seperti diketahui, tiga hari lalu, Juli ditemukan tewas di perkebunan kelapa sawit PT Nusantara Kepong Afdeling I, Blok D, Desa Tamaran, Kec. Hinai, Langkat.

Saat ditemukan, korban yang pada dada hingga pahanya terdapat luka bakar, diduga terlebih dahulu dibunuh. Menurut saksi, malam sebelum ditemukan tewas, korban sempat berkomunikasi dengan seseorang melalui ponsel.

Tak lama, seorang pria berbadan kurus menjemputnya naik sepeda motor jenis matic. Hanya saja, saat penemuan jenasah, ponsel milik Juli tidak berada di TKP. Kuat dugaan ponsel tersebut dibawa oleh pelaku. (bam/ras)

Foto: Bambang/PM Temuan mayat cewek 20 tahun diduga dibakar hidup-hidup, Kamis (18/12/2014).
Foto: Bambang/PM
Temuan mayat cewek 20 tahun diduga dibakar hidup-hidup, Kamis (18/12/2014).

TANJUNGPURA, SUMUTPOS.CO – Tiga hari sudah Julhijah alias Juli (18) berada di liang lahat. Namun, polisi belum mampu mengungkap motif pembunuhan bungsu dari lima bersaudara tersebut.

Ketika dikonfirmasi, Kapolsek Hinai AKP Andrean Manalu mengaku masih melakukan penyelidikan. “Kita masih terus mendalami,” terangnya.

Apakah sudah ada seseorang yang dicurigai, termaksud pacar korban, sesuai pengakuan Juli kepada sahabatnya saat berkomunikasi melalui SMS? “Nanti ya, tolong beri kami waktu untuk mendalaminya,” jawab Manalu.

Jika pihak kepolisian masih kesulitan mencari tahu pelaku, orangtua Juli khususnya sang ibu, Siti Hawa (35), justru mengalami kesedihan berkepanjangan. Wanita ini sering termenung di kamar. Bahkan terkadang Siti memanggil nama putri tunggalnya tersebut.

Hal ini diungkap Arsat, ayah Juli yang kembali ditemui di rumah mereka di Dusun II, Desa Pekubuhan, Kec. Tanjung Pura, Langkat, Minggu (21/12) siang.

Menurut Arsat, hingga kini mereka masih tidak percaya kalau Juli telah pergi untuk selamanya. “Nggak tahu kami kenapa begitu cepat dia (Juli) dijemput,” ujar Arsat dengan nada sedih.

Lanjutnya, banyak kenangan yang masih melintas di pikiran mereka tentang Juli. Satu di antaranya, kalau sehabis mandi, korban selalu berkaca di ruang tamu depan pintu.

“Asal melihat kaca itu, kami selalu terbayang ketika dia sedang berdandan. Makanya, kini kacanya sudah aku buang. Bukan tidak ingin mengenangnya, tapi ingatan itu tidak selalu membuat kami sedih,” akunya.

Selain itu, kenangnya kembali, semasa hidup tidak ada perbuatan yang menyusahkan dari Juli. Jika ingin keluar rumah, korban selalu memberitahu mau pergi kemana.

“Dia selalu bilang mau pergi kemana aja. Kalau pulang telat dikit aja, yang kuingat dia selalu bawa makanan untuk mengambil perhatian kami,” kenang dia kembali.

Pelaku telah merengut kebahagiaan keluarga Arsat. Karenanya, pria yang kesehariannya bekerja sebagai pembuat perahu ini sangat berharap pihak kepolisian segera menangkap pembunuh Juli.

“Sejauh ini belum ada pemberitahuan dari polisi mengenai perkembangan kasus ini. Apakah pelaku sudah diamankan dan apa motifnya juga belum ada kabar,” ungkapnya.

Seperti diketahui, tiga hari lalu, Juli ditemukan tewas di perkebunan kelapa sawit PT Nusantara Kepong Afdeling I, Blok D, Desa Tamaran, Kec. Hinai, Langkat.

Saat ditemukan, korban yang pada dada hingga pahanya terdapat luka bakar, diduga terlebih dahulu dibunuh. Menurut saksi, malam sebelum ditemukan tewas, korban sempat berkomunikasi dengan seseorang melalui ponsel.

Tak lama, seorang pria berbadan kurus menjemputnya naik sepeda motor jenis matic. Hanya saja, saat penemuan jenasah, ponsel milik Juli tidak berada di TKP. Kuat dugaan ponsel tersebut dibawa oleh pelaku. (bam/ras)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/