26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Cina Blacklist 120 Lagu Berbau Kekerasan dan Mesum

Foto: Mark Ralston/AFP/Getty Images Larangan itu mengundang komentar sarkastik di media sosial China, situs Weibo.
Foto: Mark Ralston/AFP/Getty Images
Larangan itu mengundang komentar sarkastik di media sosial China, situs Weibo.

BEIJING, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Tiongkok mengambil kebijakan tegas terkait dengan lagu-lagu yang beraroma seks, kekerasan, dan melanggar hukum. Mereka melarang dan menarik peredaran 120 lagu dari intenet. Beberapa di antara lagu-lagu tersebut berjudul Don’t Want to Go to School (Tidak Ingin Pergi ke Sekolah), All Must Die (Semua Harus Mati), Suicide Diary (Buku Harian Bunuh Diri), dan No Money No Friend (Tak Ada Uang Tak Ada Teman).

”Tidak ada orang maupun organisasi yang diizinkan menyediakan lagu yang mempromosikan hal-hal cabul, kekerasan, kejahatan, maupun hal yang bisa merusak moral sosial masyarkat,” ujar pihak Kementerian Budaya Tiongkok pada Senin (10/8).

Sebagian besar lagu-lagu yang dilarang itu dinyanyikan artis-artis indie yang kurang terkenal. Namun, judul dan isi lagu yang mereka bawakan memang sangat memprovokasi. Pihak kementerian meminta administrator website yang menyediakan lagu-lagu di daftar hitam tersebut untuk segera menghapus.

”Semua pihak yang tidak menaati akan dihukum berat sesuai dengan hukum yang berlaku,” tambah pihak Kementerian Budaya. Rencananya, lagu-lagu yang masuk daftar larangan edar di internet itu di-update secara berkala.

Dari 120 lagu yang dilarang tersebut, lima lagu dinyanyikan penyanyi Taiwan Chang Csun Yuk. Salah satu lagunya yang di-blacklist berjudul I Love Taiwanese Girls (Saya Mencintai Gadis Taiwan). Sekilas memang tidak ada yang salah. Namun, di lirik lagu tersebut terdapat kalimat bahwa penyanyi tidak suka gadis Tiongkok, dia cinta gadis Taiwan. Itulah yang membuat lagu tersebut dimasukkan daftar hitam.

Kebijakan baru langsung menjadi perdebatan di masyarakat. Banyak pihak yang mendukung karena lagu-lagu tersebut memang mayoritas merusak moral. ”Dua jempol. Lagu dengan selera buruk dan vulgar. Kalian bisa melihat hanya dari judulnya,” ujar salah seorang netizen.

Namun, banyak pula yang mengkritik kebijakan pemerintah Tiongkok itu. Sebab, mayoritas lagu tersebut merupakan nyanyian favorit untuk karaoke. ”Terima kasih, Kementerian Budaya atas rekomendasinya! Inilah mengapa budaya hip-hop di Tiongkok tidak akan pernah berkembang,” ujar LeOn-Off salah seorang pengguna Weibo. (AFP/The Guardian/sha/c4/ami)

Foto: Mark Ralston/AFP/Getty Images Larangan itu mengundang komentar sarkastik di media sosial China, situs Weibo.
Foto: Mark Ralston/AFP/Getty Images
Larangan itu mengundang komentar sarkastik di media sosial China, situs Weibo.

BEIJING, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Tiongkok mengambil kebijakan tegas terkait dengan lagu-lagu yang beraroma seks, kekerasan, dan melanggar hukum. Mereka melarang dan menarik peredaran 120 lagu dari intenet. Beberapa di antara lagu-lagu tersebut berjudul Don’t Want to Go to School (Tidak Ingin Pergi ke Sekolah), All Must Die (Semua Harus Mati), Suicide Diary (Buku Harian Bunuh Diri), dan No Money No Friend (Tak Ada Uang Tak Ada Teman).

”Tidak ada orang maupun organisasi yang diizinkan menyediakan lagu yang mempromosikan hal-hal cabul, kekerasan, kejahatan, maupun hal yang bisa merusak moral sosial masyarkat,” ujar pihak Kementerian Budaya Tiongkok pada Senin (10/8).

Sebagian besar lagu-lagu yang dilarang itu dinyanyikan artis-artis indie yang kurang terkenal. Namun, judul dan isi lagu yang mereka bawakan memang sangat memprovokasi. Pihak kementerian meminta administrator website yang menyediakan lagu-lagu di daftar hitam tersebut untuk segera menghapus.

”Semua pihak yang tidak menaati akan dihukum berat sesuai dengan hukum yang berlaku,” tambah pihak Kementerian Budaya. Rencananya, lagu-lagu yang masuk daftar larangan edar di internet itu di-update secara berkala.

Dari 120 lagu yang dilarang tersebut, lima lagu dinyanyikan penyanyi Taiwan Chang Csun Yuk. Salah satu lagunya yang di-blacklist berjudul I Love Taiwanese Girls (Saya Mencintai Gadis Taiwan). Sekilas memang tidak ada yang salah. Namun, di lirik lagu tersebut terdapat kalimat bahwa penyanyi tidak suka gadis Tiongkok, dia cinta gadis Taiwan. Itulah yang membuat lagu tersebut dimasukkan daftar hitam.

Kebijakan baru langsung menjadi perdebatan di masyarakat. Banyak pihak yang mendukung karena lagu-lagu tersebut memang mayoritas merusak moral. ”Dua jempol. Lagu dengan selera buruk dan vulgar. Kalian bisa melihat hanya dari judulnya,” ujar salah seorang netizen.

Namun, banyak pula yang mengkritik kebijakan pemerintah Tiongkok itu. Sebab, mayoritas lagu tersebut merupakan nyanyian favorit untuk karaoke. ”Terima kasih, Kementerian Budaya atas rekomendasinya! Inilah mengapa budaya hip-hop di Tiongkok tidak akan pernah berkembang,” ujar LeOn-Off salah seorang pengguna Weibo. (AFP/The Guardian/sha/c4/ami)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/