ARGENTINA vs URUGUAY
SANTA FE-Tuan rumah Copa Amerika 2011 Argentina akhirnya tersingkir dari persaingan setelah kemarin (17/7) kalah adu penalti atas Uruguay.
Bagi Tim Tango, kekalahan di hadapan pendukungnya di ajang Copa Amerika merupakan yang ketiga kali. Sejauh ini, terhitung sejak Copa Amerika pertama kali digelar pada 1916, Argentina telah 10 kali menjadi tuan rumah.
Argentina pertama kali kalah atas Uruguay saat kedua tim berlaga di partai puncak gelaran pertama Copa Amerika tahun 1916, yang saat itu masih berlabel South American Championship.
Kekalahan kedua yang dialami Argentina saat menjadi tuan rumah terjadi pada tahun 1987, lagi-lagi dengan lawan yang sama, Uruguay. Di sini Uruguay mempermalukan Tim Tango berkat satu gol yang dilesakkan Antonio Alzamendi.
Tak sampai di situ, sesungguhnya pada tahun 1983 pun Uruguay meraih sukses saat Argentina menjadi tuan rumah. Bedanya, di tahun tersebut Uruguay tidak berhadapan dengan Argentina di partai puncak, melainkan dengan Brasil.
Pertanyaannya, akankah ini merupakan sebuah pertanda jika Uruguay akan kembali menjadi jawara Copa Amerika 2011, karena usai mengalahkan Argentina tahun 1916 dan 1987, La Celeste (julukan Uruguay) yang tampil sebagai juara.
“Saya sangat senang. Ini salah satu partai klasik tertua di dunia. Dari sejarahnya, sangat sulit buat kami untuk mengalahkan Argentina,”sambut pelatih Tabarez dikutip AFP.
Hasil apik yang diraih Celeste kemarin, sesungguhnya melanjutkan penampilan sensasionalnya pada Piala Dunia tahun lalu di Afrika Selatan. Padahal sebelumnya, Uruguay mengawali Copa Amerika kali ini dengan langkah yang tertatih-tatih.
Pada dua pertandingan pertamanya mereka cuma mendapatkan dua angka, hasil seri 1-1 melawan Peru dan Chile. Baru di laga ketiga berhasil mengalahkan Meksiko 1-0.
Memang, menghadapi Argentina di Santa Fe, Sabtu 16 Juli malam waktu setempat, tim asuhan Oscar Tabarez itu tampil sangat baik. Mereka mampu membongkar jala lawan terlebih dulu melalui Diego Perez, sebelum dibalas Gonzalo Higuain.
Jalan Argentina seketika terlihat menanjak ketika di menit 38 kehilangan Perez yang dikartu merah. Meski begitu, Diego Forlan dkk mampu menjaga permainan dan meredam serangan-serangan pasukan “Tango”, paling tidak selama hampir 50 menit berikutnya, sampai Argentina pun kehilangan Javier Mascherano karena kartu merah di menit 86.
Duel dilanjutkan selama 2 X 15 menit babak tambahan. Skor tak berubah, tetap 1-1, adu penalti diadakan. Kelima algojo Uruguay sukses, sedangkan satu penendang Argentina gagal, yaitu Carlos Tevez. Uruguay menembus babak semifinal.
Terkait kekalahan timnya atas Urguay, pelatih Argentina Sergio Batista mengatakan bahawa hasil akhir menghadapi Uruguay tak bisa dijadikan patokan untuk menilai bahwa tim yang dibesutnya mengalami kegagalan.
“Saya pikir ini bukan sebuah kegagalan. Kami sudah melakukan semua yang mungkin untuk dicoba untuk memenangi piala ini, tapi kami tidak berhasil. Gagal adalah sebuah kata yang sangat kuat. Kami sudah bekerja untuk memenangi kompetisi ini. Keseimbangan permainan yang kami ingini tidak terjadi,” ujar Batista dalam konferensi pers seusai pertandingan, dikutip dari situs resmi kejuaraan.
“Hari ini kami tidak main buruk, kami menciptakan sejumlah peluang mencetak gol. Kami cuma gagal meraihnya. Kami kami akan terus bekerja untuk mencapai level itu,” tambahnya.
Batista, yang meneruskan pekerja Diego Maradona sebagai pembesut Argentina pasca Piala Dunia 2010, juga mengesampingkan kemungkinan mengundurkan diri setelah kekalahan hari ini. Ia masih ingin melanjutkan pekerjaannya sampai Piala Dunia mendatang.
“(Mundur) tidak ada dalam pikiranku. Sakitnya kekalahan ini memang amat terasa, tapi Anda harus terus bekerja. Pekerjaanku dimulai 5-6 bulan lalu. Kami memang ingin memenangi Copa America, tapi tujuan utama kami adalah Piala Dunia,” tutur pria 48 tahun yang ikut membela negaranya saat menjuarai Piala Dunia 1986 itu. (bbs/jpnn)