MAKKAH, SUMUTPOS CO – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengungkapkan, sejak Tragedi Mina, Kamis (24/9) hingga Jumat (25/9) waktu Arab Saudi, ratusan jemaah calon haji asal Indonesia belum kembali ke tendanya masing-masing.
Jemaah yang belum diketahui keberadaannya alias hilang itu adalah dari kloter BTH 14 sebanyak 14 orang, kloter SUB 48 sebanyak 19 orang, dan kloter JKS 61 sebanyak 192 orang.
“Belum bisa dipastikan mereka termasuk korban peristiwa Mina atau tidak. Ada beberapa alasan jamaah belum kembali ke pemondokan, misalnya sedang beribadah ke Masjidil Haram, tersesat, berkunjung ke kerabatnya di maktab lain, dan sebagainya,” kata Lukman, seperti dilansir dari RMOL, Jumat (25/9).
Lukman yang juga pemegang komando Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sekaligus Amirull Hajj itu berjanji akan terus memantau perkembangan jemaah haji.
“Kami juga mengimbau masyarakat agar mengikuti informasi resmi yang disampaikan pemerintah berdasarkan pada data dan fakta. Ini penting untuk menjaga situasi dan psikologi jemaah haji, keluarga dan masyarakat di Tanah Air,” katanya. (wah/adk/jpnn)
MAKKAH, SUMUTPOS CO – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengungkapkan, sejak Tragedi Mina, Kamis (24/9) hingga Jumat (25/9) waktu Arab Saudi, ratusan jemaah calon haji asal Indonesia belum kembali ke tendanya masing-masing.
Jemaah yang belum diketahui keberadaannya alias hilang itu adalah dari kloter BTH 14 sebanyak 14 orang, kloter SUB 48 sebanyak 19 orang, dan kloter JKS 61 sebanyak 192 orang.
“Belum bisa dipastikan mereka termasuk korban peristiwa Mina atau tidak. Ada beberapa alasan jamaah belum kembali ke pemondokan, misalnya sedang beribadah ke Masjidil Haram, tersesat, berkunjung ke kerabatnya di maktab lain, dan sebagainya,” kata Lukman, seperti dilansir dari RMOL, Jumat (25/9).
Lukman yang juga pemegang komando Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sekaligus Amirull Hajj itu berjanji akan terus memantau perkembangan jemaah haji.
“Kami juga mengimbau masyarakat agar mengikuti informasi resmi yang disampaikan pemerintah berdasarkan pada data dan fakta. Ini penting untuk menjaga situasi dan psikologi jemaah haji, keluarga dan masyarakat di Tanah Air,” katanya. (wah/adk/jpnn)