25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Praktisi Sawit: Larang Makanan Ringan asal Italia Beredar

Makanan ringan bertuliskan palm oil free (tidak mengandung minyak sawit) dinilai sebagai kampanye hitam (black campaign) terhadap industri kelapa sawit.
Makanan ringan bertuliskan palm oil free (tidak mengandung minyak sawit) dinilai sebagai kampanye hitam (black campaign) terhadap industri kelapa sawit.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seluruh praktisi kelapa sawit minta pemerintah segera mengeluarkan kebijakan menghentikan peredaran makanan ringan asal Italia yang bertuliskan palm oil free (tidak mengandung minyak sawit). Pasalnya, hal ini merupakan kampanye hitam (black campaign) terhadap industri kelapa sawit.

Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Timbas Prasad Ginting mengatakan, hingga sekarang ‘kampanye hitam’ masih terus dilakukan berbagai elemen dari beberapa negara. Seperti awal tahun ini, ada beredar makanan ringan dari Italia bertuliskan palm oil free yang sudah beredar di Jakarta.

“Kami minta instansi terkait terutama Badan Pengawas Peredaran Obat dan Makanan (BPPOM) untuk mencabut izin perusahaan itu. Karena, tulisan palm oil free pada bagian depan bungkusan merupakan bentuk kampanye hitam,” ujar Timbas saat diwawancarai pada acara Deklarasi Komunitas Pencinta Sawit di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, Kamis (25/2).

Menurutnya, untuk saat ini tulisan itu baru ada pada makanan ringan. Dikhawatirkan akan muncul lagi pada produk lainnya karena bisa mengganggu industri kelapa sawit Indonesia. Sebab, cara seperti ini bisa saja diikuti negara lain yang ingin melakukan hal serupa.

Karenanya, pemerintah harus tegas apalagi berdasarkan informasi yang diterima, industri itu tidak memberitahukan akan mencantumkan tulisan tersebut ketika mengurus izin.

“Pada dasarnya, berbagai hal telah diupayakan untuk menghentikan kampanye hitam dari berbagai negara. Namun upaya itu terasa kurang maksimal karena hanya berasal dari praktisi kelapa sawit. Dengan adanya komunitas pencinta kelapa sawit yang terdiri dari akademisi dan mahasiswa ini diharapkan bisa menguatkan posisi kelapa sawit Indonesia.

“Jika selama ini yang berbicara hanya dari praktisi kelapa sawit baik pengusaha maupun petani, sekarang dengan adanya juga dari kalangan akademisi dan mahasiswa yang disertai dengan hasil-hasil penelitian diharapkan bisa menghempaskan berbagai kampanye hitam selama ini,” paparnya.

Sekjen Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Petani Kelapa Sawit (Apkasindo) Asmar Arsyad menyatakan, masuknya produk Italia ke Indonesia dengan tulisan tidak mengandung minyak sawit tentunya berdampak buruk terhadap industri kelapa sawit. Sebab, hal itu bisa membuat permintaan crude palm oil (cpo) berkurang.

Makanan ringan bertuliskan palm oil free (tidak mengandung minyak sawit) dinilai sebagai kampanye hitam (black campaign) terhadap industri kelapa sawit.
Makanan ringan bertuliskan palm oil free (tidak mengandung minyak sawit) dinilai sebagai kampanye hitam (black campaign) terhadap industri kelapa sawit.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seluruh praktisi kelapa sawit minta pemerintah segera mengeluarkan kebijakan menghentikan peredaran makanan ringan asal Italia yang bertuliskan palm oil free (tidak mengandung minyak sawit). Pasalnya, hal ini merupakan kampanye hitam (black campaign) terhadap industri kelapa sawit.

Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Timbas Prasad Ginting mengatakan, hingga sekarang ‘kampanye hitam’ masih terus dilakukan berbagai elemen dari beberapa negara. Seperti awal tahun ini, ada beredar makanan ringan dari Italia bertuliskan palm oil free yang sudah beredar di Jakarta.

“Kami minta instansi terkait terutama Badan Pengawas Peredaran Obat dan Makanan (BPPOM) untuk mencabut izin perusahaan itu. Karena, tulisan palm oil free pada bagian depan bungkusan merupakan bentuk kampanye hitam,” ujar Timbas saat diwawancarai pada acara Deklarasi Komunitas Pencinta Sawit di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, Kamis (25/2).

Menurutnya, untuk saat ini tulisan itu baru ada pada makanan ringan. Dikhawatirkan akan muncul lagi pada produk lainnya karena bisa mengganggu industri kelapa sawit Indonesia. Sebab, cara seperti ini bisa saja diikuti negara lain yang ingin melakukan hal serupa.

Karenanya, pemerintah harus tegas apalagi berdasarkan informasi yang diterima, industri itu tidak memberitahukan akan mencantumkan tulisan tersebut ketika mengurus izin.

“Pada dasarnya, berbagai hal telah diupayakan untuk menghentikan kampanye hitam dari berbagai negara. Namun upaya itu terasa kurang maksimal karena hanya berasal dari praktisi kelapa sawit. Dengan adanya komunitas pencinta kelapa sawit yang terdiri dari akademisi dan mahasiswa ini diharapkan bisa menguatkan posisi kelapa sawit Indonesia.

“Jika selama ini yang berbicara hanya dari praktisi kelapa sawit baik pengusaha maupun petani, sekarang dengan adanya juga dari kalangan akademisi dan mahasiswa yang disertai dengan hasil-hasil penelitian diharapkan bisa menghempaskan berbagai kampanye hitam selama ini,” paparnya.

Sekjen Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Petani Kelapa Sawit (Apkasindo) Asmar Arsyad menyatakan, masuknya produk Italia ke Indonesia dengan tulisan tidak mengandung minyak sawit tentunya berdampak buruk terhadap industri kelapa sawit. Sebab, hal itu bisa membuat permintaan crude palm oil (cpo) berkurang.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/