BINJAI, SUMUTPOS.CO – Polres Binjai masih terus menyelidiki temuan bom rakitan dan senjata api serta ratusan amunisi (peluru) di Jalan Bangau, Kelurahan Mencirim, Binjai Timur. Untuk mengetahui pasti jenis bom dan barang berbahaya lainya, temuan inipun lantas dikirim ke Labfor Poldasu.
“Setelah kita ledakan di lokasi, serpihan bom rakitan yang ditemukan langsung kita kirim ke Labfor Poldasu. Demikian juga dengan barang bukti lain seperti senjata serta ratusan amunisi,” terang Kapolres Binjai AKBP Mulya Hakim Solichin Sik melalui Kasubag Humas Ipda Siswanto Ginting, Minggu (6/3).
Untuk jenis senjata sendiri aku dia, sejauh menyerupai senjata organik milik TNI demikian juga dengan amunisinya. “Kalau untuk jenis senjata menyerupai senjata organik milik TNI jenis FN. Namun belum bisa kita pastikan sebelum tahu hasil dari tim labfor. Demikian juga dengan peluru yang merupakan jenis AK 47 dan M 16,” sebut Siswanto.
Disinggung dengan adanya peta dalam tas koper merk Polo, apakah ada kaitannya dengan gerakan sparatisme (teroris) guna menggulingkan NKRI atau suatu daerah di Kota Binjai, yang akan diteror (diledakkan), seperti di Jakarta yang terjadi beberapa waktu lalu, Siswanto belum berani berkomentar.
“Intinya, kita masih melakukan proses penyelidikan. Kita juga telah berkoordinasi dengan pihak-pihak tertentu untuk menjaga kondusifitas kota ini,” sebut dia.
Pihak kepolisian baru memintai keterangan seorang saksi penemu saja yakni Desra Yudi alias Komeng (32). “Sebenarnya temuan warga ini dilaporkan kepada Babinsa, lalu Kapolres dan Dandim, langsung turun ke lokasi guna melihat temuan,” terang Siswanto.
Untuk diketahui, temuan ini sempat mengemparkan warga sekitar. Dimana Selain ditemukan bom rakitan dan senjata api. Ratusan butir peluru aktif dan alat pemicu bom, juga ditemukan di Jalan Bangau, Kelurahan Mencirim, Binjai Timur, Sabtu (5/2) pukul 11.00 WIB. Semua bahan peledak dan senjata api jenis FN serta ratusan butir peluru itu disimpan dalam tas koper hitam.
Masyarakat yang menemukan tas itu awalnya menduga, kalau tas itu berisi uang. Saat Desra Yudi alias Komeng (32) membuka tas itu, dia terkejut karena isi tas itu adalah bom dan senjata api.
Saat dibongkar, di dalam tas ditemukan 1 buah bom rakitan terbungkus dalam lakban warna coklat susu, 1 gulung kabel berwarna merah, 1 buah magazen m 16 berisi peluru penuh, 3 magazen Fn 45, 1 kotak amunisi FN, 2 plastik amunisi FN, 3 lembar peta dan 2 kain pakaian wanita jenis daster.
Belakangan, memang gerakan sparatis untuk memunculkan negara baru kerap timbul. Bahkan, gerakan dari sekelompok orang ini kerap membuat kejutan dengan melakukan aksi teror seperti peledakan daerah-daerah tertentu. Dalam hal ini setidaknya, aparat kepolisian dan TNI serta seluruh masyarakat memiliki peran penting untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. (bam/deo)