TAPTENG, SUMUTPOS.CO – Isak tangis keluarga dan rekan kerja, mengiringi pemberangkatan jenazah Erwin Santo Pietro Sihombing (31), korban penikaman adik kandung, menuju pemakaman, di Tapanuli Tengah, Sumut.
Sebelum dimakamkan, Senin (14/3) sore, rumah duka tampak dipenuhi keluarga dan rekan kerja korban. Kristina Siahaan (23), istri korban tampak tak henti-hentinya meratapi tubuh kaku suaminya itu.
Sambil menatap foto pra wedding pernikahan mereka yang diletak di atas peti, Kristina berulang kali mengelus wajah suaminya. “Selamat jalan pak…” isaknya dengan suara parau.
“Sayang kalinya aku samamu,” serunya meraung.
Sejenak kemudian, ia terdiam dari tangis. Matanya terus saja menatap wajah suaminya yang sudah terbujur kaku di hadapannya.
Yang lebih mengharukan, tatkala mendengar iringan lagu kebaktian gereja. Kristina kembali histeris dan memanggil-manggil nama korban. Tak sedikit para pelayat yang juga meneteskan air mata di rumah duka.
Sekira pukul 15.00 WIB, jenazah kemudian diberangkatkan menuju pemakaman. Jasad Erwin pun dimakamkan sekitar 1 kilometer dari rumah duka. “Kami atas nama keluarga Sihombing mengucapkan terimakasih kepada Kapolres Tapteng AKBP Bony Sirait atas pemberian peti matinya kepada keluarga kami ini,” ucap Hotman Sihombing mewakili seluruh keluarga korban.
Terpisah, Kapolres AKBP Bony Sirait mengaku pemberian peti mati sebagai bentuk tali asih kepada keluarga korban. “Itu merupakan tali asih saja, karena saya merasakan seandainya saya jadi keluarga yang ditinggalkan,” ucapnya.
Sebelumnya, korban tewas setelah ditikam menggunakan samurai adiknya Elimar Sihombing, Minggu (13/3) pagi.
Menurut salah seorang warga, kejadian itu bermula saat korban dan istrinya Kristina Siahaan menginap di rumah mertuanya di daerah Pinangsori. Pasangan pengantin baru ini hendak pindah dari rumah peninggalan orangtua Erwin di Hutabalang.
Karena telah menikah, korban pun ingin pindah dari rumah tersebut untuk membangun bahtera rumah tangga dengan wanita yang dikasihinya. Paginya, Minggu (13/3) sekira pukul 07.30 WIB, korban dan istrinya datang, disusul dengan sebuah mobil pick up untuk mengangkut semua barang-barangnya dari rumah peninggalan orangtuanya.