31.7 C
Medan
Friday, June 7, 2024

Omzet Penjualan Tahu Menurun, Produsen Tahu Khawatir Bangkrut

Foto: Sopian/Sumut Pos Sejumlah pedagang tahu di Pasar Gambir Kota Tebingtinggi mengeluh karena jualannya tidak laku.
Foto: Sopian/Sumut Pos
Sejumlah pedagang tahu di Pasar Gambir Kota Tebingtinggi mengeluh karena jualannya tidak laku.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Pasca keracunan 19 warga Tebingtinggi usai mengonsumsi tahu di tiga kelurahan di Kecamatan Bajenis Kota Tebingtinggi, pedagang tahu mengaku omzet penjualan tahu mereka menurun drastis selama dua hari terakhir.
Yusnaini (45), pedagang tahu yang mangkal di Pasar Tradisional Gambir Tebingtinggi mengatakan, penjualan tahu dan tempenya merosot hingga 50 persen. “Turun drastis. Warga enggan membeli tahu karena takut keracunan. Banyak tahu terpaksa dikembalikan lagi kepada toke,” kata Yusnaini.
Yus mengatakan, kejadian keracunan tahu beredar luas di masyarakat di Tebingtinggi karena beritanya dimuat di media cetak hingga elektronik. ”Jika tidak ada campur tangan dari pemerintah setempat, seminggu kedepan pengusaha tahu pasti bangkrut. Kami pedagang juga,” ujarnya.
Pedagang tahu lainnya, Kak Zaenab, yang sudah 20 tahun mangkal di Pasar Tradisional Gambir ini mengaku resah, karena dagangan tahunya tidak laku. Banyak pembeli bertanya mengapa masih menjual tahu, setelah sejumlah warga keracunan. “Bingung kami pak. Masyarakat tidak mau membeli tahu. Mau jualan apa kami ke depan,” jelasnya, sembari meminta pemerintah turun tangan.

Foto: Sopian/Sumut Pos Lina, pengusaha tahu  di Jalan Prof Dr Hamka Kota Tebingtinggi, mengatakan produksi tahu miliknya higienis. Ia khawatir usaha pembuatan tahunya bakal tutup karena isu tahu beracun.
Foto: Sopian/Sumut Pos
Lina, pengusaha tahu di Jalan Prof Dr Hamka Kota Tebingtinggi, mengatakan produksi tahu miliknya higienis. Ia khawatir usaha pembuatan tahunya bakal tutup karena isu tahu beracun.

Sementara itu, pengusaha tahu, Lina, mengaku kecewa karena semua pihak menuduhnya bertanggung jawab atas peristiwa keracunan tahu tersebut. Padahal tahu yang dibuatnya sudah memenuhi standar konsumsi. “Kan banyak tahu yang dijual di Tebingtinggi. Mana mungkin tahu itu milik saya?” katanya.
Lina mengaku, selama dua hari ini pembuatan tahu di tempatnya mengalami penurunan seratus persen. Bila warga tetap enggan membeli tahu hasil produksi mereka, diprediksi seminggu kedepan usahanya akan bangkrut. Dan sejumlah karyawan akan kehilangan penghasilan. “Belum ada bukti hasil laboratorium yang menyatakan tahu saya bermasalah,” tandas Lina.
Salah seorang ibu rumah tangga, Fitri (45) ketika berbelaja kebutuhan mengaku takut membeli tahu untuk kebutuhan makan keluarganya. Meski selama ini paling tidak seminggu tiga kali keluarganya bersantap dengan lauk tahu. “Takut keracunan pak. Kan sudah ada contoh warga yang keracunan,” cetusnya.
Menanggapi permasalahan tersebut, Kadis Koperindag Kota Tebingtinggi, Syahnan Hasibuan mengatakan, pihaknya akan mengundang seluruh pengusaha tahu di Kota Tebingtinggi sebanyak 34 orang. Dan pihak Koperindag akan langsung mengecek dokumen untuk melihat produksi tahu yang higeinis atau tidak.
“Setelah mendapat data, kita akan buat statemen di media cetak, agar masyarakat Kota Tebingtinggi jangan ragu-ragu mengonsumsi tahu,” tegasnya.
Pihak Dinas Kesehatan yang coba dikonfirmasi terkait hasil uji laboratorium tahu yang mengandung racun, hanya mengatakan hasil lab dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan baru akan diterima seminggu kemudian. (ian)

Foto: Sopian/Sumut Pos Sejumlah pedagang tahu di Pasar Gambir Kota Tebingtinggi mengeluh karena jualannya tidak laku.
Foto: Sopian/Sumut Pos
Sejumlah pedagang tahu di Pasar Gambir Kota Tebingtinggi mengeluh karena jualannya tidak laku.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Pasca keracunan 19 warga Tebingtinggi usai mengonsumsi tahu di tiga kelurahan di Kecamatan Bajenis Kota Tebingtinggi, pedagang tahu mengaku omzet penjualan tahu mereka menurun drastis selama dua hari terakhir.
Yusnaini (45), pedagang tahu yang mangkal di Pasar Tradisional Gambir Tebingtinggi mengatakan, penjualan tahu dan tempenya merosot hingga 50 persen. “Turun drastis. Warga enggan membeli tahu karena takut keracunan. Banyak tahu terpaksa dikembalikan lagi kepada toke,” kata Yusnaini.
Yus mengatakan, kejadian keracunan tahu beredar luas di masyarakat di Tebingtinggi karena beritanya dimuat di media cetak hingga elektronik. ”Jika tidak ada campur tangan dari pemerintah setempat, seminggu kedepan pengusaha tahu pasti bangkrut. Kami pedagang juga,” ujarnya.
Pedagang tahu lainnya, Kak Zaenab, yang sudah 20 tahun mangkal di Pasar Tradisional Gambir ini mengaku resah, karena dagangan tahunya tidak laku. Banyak pembeli bertanya mengapa masih menjual tahu, setelah sejumlah warga keracunan. “Bingung kami pak. Masyarakat tidak mau membeli tahu. Mau jualan apa kami ke depan,” jelasnya, sembari meminta pemerintah turun tangan.

Foto: Sopian/Sumut Pos Lina, pengusaha tahu  di Jalan Prof Dr Hamka Kota Tebingtinggi, mengatakan produksi tahu miliknya higienis. Ia khawatir usaha pembuatan tahunya bakal tutup karena isu tahu beracun.
Foto: Sopian/Sumut Pos
Lina, pengusaha tahu di Jalan Prof Dr Hamka Kota Tebingtinggi, mengatakan produksi tahu miliknya higienis. Ia khawatir usaha pembuatan tahunya bakal tutup karena isu tahu beracun.

Sementara itu, pengusaha tahu, Lina, mengaku kecewa karena semua pihak menuduhnya bertanggung jawab atas peristiwa keracunan tahu tersebut. Padahal tahu yang dibuatnya sudah memenuhi standar konsumsi. “Kan banyak tahu yang dijual di Tebingtinggi. Mana mungkin tahu itu milik saya?” katanya.
Lina mengaku, selama dua hari ini pembuatan tahu di tempatnya mengalami penurunan seratus persen. Bila warga tetap enggan membeli tahu hasil produksi mereka, diprediksi seminggu kedepan usahanya akan bangkrut. Dan sejumlah karyawan akan kehilangan penghasilan. “Belum ada bukti hasil laboratorium yang menyatakan tahu saya bermasalah,” tandas Lina.
Salah seorang ibu rumah tangga, Fitri (45) ketika berbelaja kebutuhan mengaku takut membeli tahu untuk kebutuhan makan keluarganya. Meski selama ini paling tidak seminggu tiga kali keluarganya bersantap dengan lauk tahu. “Takut keracunan pak. Kan sudah ada contoh warga yang keracunan,” cetusnya.
Menanggapi permasalahan tersebut, Kadis Koperindag Kota Tebingtinggi, Syahnan Hasibuan mengatakan, pihaknya akan mengundang seluruh pengusaha tahu di Kota Tebingtinggi sebanyak 34 orang. Dan pihak Koperindag akan langsung mengecek dokumen untuk melihat produksi tahu yang higeinis atau tidak.
“Setelah mendapat data, kita akan buat statemen di media cetak, agar masyarakat Kota Tebingtinggi jangan ragu-ragu mengonsumsi tahu,” tegasnya.
Pihak Dinas Kesehatan yang coba dikonfirmasi terkait hasil uji laboratorium tahu yang mengandung racun, hanya mengatakan hasil lab dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan baru akan diterima seminggu kemudian. (ian)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/