JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Nilai tukar rupiah mengalami penguatan cukup signifikan. Hal itu terjadi karena derasnya aliran dana asing ke dalam negeri.
Kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada perdagangan Senin (11/7) tercatat Rp 13.112 per USD menguat 60 basis poin dibanding penutupan sebelum liburan Hari Raya Idul Fitri yang tercatat sebesar Rp 13.172 per USD per 4 Juli.
“Nilai tukar dipengaruhi besarnya dana yang masuk ke Indonesia, dan permintaan valas yang lebih sedikit dari penawaran. Jadi saya bisa mengatakan ini sifatnya masih belum stabil dan kita melihat sebagai faktor temporary,” kata Gubernur BI Agus Martowardojo ditemui usai halalbihalal di kantor BI, Jakarta, Senin (11/7).
Data BI mencatat adanya capital inflow senilai Rp 97 triliun hingga akhir Juni 2016, dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 57 triliun.
Bukan itu saja, penguatan nilai tukar rupiah terhadap USD juga dipengaruhi banyaknya perusahaan yang melepas dolarnya dalam waktu bersamaan dalam beberapa waktu terakhir.
Disetujuinya Undang-Undang Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty mendorong pelaku pasar dan investor utnuk melirik ke Indonesia. Bahkan Agus optimistis limpahan dana asing diharapkan bisa menopang penguatan rupiah. N
amun, BI akan menjaga stabilitas nilai tukar agar tetap pada fundamentalnya agar tidak terlalu lemah dan tidak terlalu kuat.
Sementara itu, Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada menilai penguatan rupiah terhadap USD dalam beberapa pekan terakhir tak lepas dari tren penguatan mata uang dunia terhadap USD.
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Nilai tukar rupiah mengalami penguatan cukup signifikan. Hal itu terjadi karena derasnya aliran dana asing ke dalam negeri.
Kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada perdagangan Senin (11/7) tercatat Rp 13.112 per USD menguat 60 basis poin dibanding penutupan sebelum liburan Hari Raya Idul Fitri yang tercatat sebesar Rp 13.172 per USD per 4 Juli.
“Nilai tukar dipengaruhi besarnya dana yang masuk ke Indonesia, dan permintaan valas yang lebih sedikit dari penawaran. Jadi saya bisa mengatakan ini sifatnya masih belum stabil dan kita melihat sebagai faktor temporary,” kata Gubernur BI Agus Martowardojo ditemui usai halalbihalal di kantor BI, Jakarta, Senin (11/7).
Data BI mencatat adanya capital inflow senilai Rp 97 triliun hingga akhir Juni 2016, dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 57 triliun.
Bukan itu saja, penguatan nilai tukar rupiah terhadap USD juga dipengaruhi banyaknya perusahaan yang melepas dolarnya dalam waktu bersamaan dalam beberapa waktu terakhir.
Disetujuinya Undang-Undang Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty mendorong pelaku pasar dan investor utnuk melirik ke Indonesia. Bahkan Agus optimistis limpahan dana asing diharapkan bisa menopang penguatan rupiah. N
amun, BI akan menjaga stabilitas nilai tukar agar tetap pada fundamentalnya agar tidak terlalu lemah dan tidak terlalu kuat.
Sementara itu, Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada menilai penguatan rupiah terhadap USD dalam beberapa pekan terakhir tak lepas dari tren penguatan mata uang dunia terhadap USD.