29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Menag dan Mendagri Masuk List Reshuffle

JAKARTA- Reshuffle kabinet hampir pasti dilakukan. SBY tidak hanya akan mengutak-atik menteri asal Golkar dan PKS, tapi juga menggeser sejumlah menteri yang selama ini dianggap kinerjanya belum optimal.

Informasi ini diungkapkan Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla seusai menghadiri diskusi Forum Renovasi Indonesia di Kantor Partai Nasional Banteng Kerakyatan (PNBK) Indonesia, Jalan Benhil, Jakarta Pusat, kemarin (6/3). “Ada menteri dari Demokrat yang dirombak, lalu menteri dari PPP, dan dari profesional juga,” beber Ulil.

Menurut dia, presiden akan merombak kabinet secara signifikan. Ini karena targetnya bukan sekadar pemerintahan yang efektif, tapi citra pemerintahan secara keseluruhan. “Pemerintahan berusaha menaikkan kembali popularitasnya,” ujarnya.

Dia lantas menyebut sejumlah menteri yang sangat mungkin ikut masuk dalam list reshuffle itu. Di antaranya, Mendagri Gamawan Fauzi dan Menteri Agama Suryadharma Ali (PPP). Kinerja keduanya dalam menindak ormas anarkis dan praktik kekerasan berbungkus agama dinilai sangat mengecewakan.

Ulil menyampaikan, pidato Presiden SBY saat hari pers di Kupang, 9 Februari lalu, seharusnya ditindaklanjuti menteri terkait sebagai komitmen ketegasan pemerintah untuk menindak kelompok yang antitoleransi. “Tapi, tampaknya, ketegasan itu kurang diterjemahkan pada tingkat birokrasi di bawahnya,” ujar pria kelahiran Pati, Jawa Tengah, 11 Januari 1967, itu.

Dalam konteks koalisi, dia menegaskan bahwa Golkar dan PKS sebaiknya berada di luar. Menurut Ulil, kedua partai tersebut sudah melakukan banyak tindakan yang menimbulkan ketidakstabilan pemerintahan. Sebagai penggantinya diharapkan PDIP mau bergabung.

“Cuma masalahnya, sampai sekarang upaya mengandeng PDIP ke dalam koalisi belum membuahkan hasil,” kata Ulil lantas tersenyum kecut. Padahal, dengan masuknya PDIP platform koalisi akan lebih terlihat. “Warna nasionalisme akan semakin kuat. Ini penting untuk menghadapi tantangan kekerasan atas nama agama. Kalau PDIP masuk, ideal banget,” ujarnya.

Ulil menyampaikan bahwa PKS masuk prioritas untuk digusur. Ini karena manuver partai berasas Islam itu sudah sampai ke level mengganggu citra pemerintahan SBY yang seharusnya nasionalis.(pri/c2/jpnn)

 

JAKARTA- Reshuffle kabinet hampir pasti dilakukan. SBY tidak hanya akan mengutak-atik menteri asal Golkar dan PKS, tapi juga menggeser sejumlah menteri yang selama ini dianggap kinerjanya belum optimal.

Informasi ini diungkapkan Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla seusai menghadiri diskusi Forum Renovasi Indonesia di Kantor Partai Nasional Banteng Kerakyatan (PNBK) Indonesia, Jalan Benhil, Jakarta Pusat, kemarin (6/3). “Ada menteri dari Demokrat yang dirombak, lalu menteri dari PPP, dan dari profesional juga,” beber Ulil.

Menurut dia, presiden akan merombak kabinet secara signifikan. Ini karena targetnya bukan sekadar pemerintahan yang efektif, tapi citra pemerintahan secara keseluruhan. “Pemerintahan berusaha menaikkan kembali popularitasnya,” ujarnya.

Dia lantas menyebut sejumlah menteri yang sangat mungkin ikut masuk dalam list reshuffle itu. Di antaranya, Mendagri Gamawan Fauzi dan Menteri Agama Suryadharma Ali (PPP). Kinerja keduanya dalam menindak ormas anarkis dan praktik kekerasan berbungkus agama dinilai sangat mengecewakan.

Ulil menyampaikan, pidato Presiden SBY saat hari pers di Kupang, 9 Februari lalu, seharusnya ditindaklanjuti menteri terkait sebagai komitmen ketegasan pemerintah untuk menindak kelompok yang antitoleransi. “Tapi, tampaknya, ketegasan itu kurang diterjemahkan pada tingkat birokrasi di bawahnya,” ujar pria kelahiran Pati, Jawa Tengah, 11 Januari 1967, itu.

Dalam konteks koalisi, dia menegaskan bahwa Golkar dan PKS sebaiknya berada di luar. Menurut Ulil, kedua partai tersebut sudah melakukan banyak tindakan yang menimbulkan ketidakstabilan pemerintahan. Sebagai penggantinya diharapkan PDIP mau bergabung.

“Cuma masalahnya, sampai sekarang upaya mengandeng PDIP ke dalam koalisi belum membuahkan hasil,” kata Ulil lantas tersenyum kecut. Padahal, dengan masuknya PDIP platform koalisi akan lebih terlihat. “Warna nasionalisme akan semakin kuat. Ini penting untuk menghadapi tantangan kekerasan atas nama agama. Kalau PDIP masuk, ideal banget,” ujarnya.

Ulil menyampaikan bahwa PKS masuk prioritas untuk digusur. Ini karena manuver partai berasas Islam itu sudah sampai ke level mengganggu citra pemerintahan SBY yang seharusnya nasionalis.(pri/c2/jpnn)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/