SUMUTPOS.CO – Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Perdagangan (Disnaker Perindag) Kota Binjai mengklaim, sembilan bahan pokok (Sembako) pada detik-detik menjelang Ramadan 1438 Hijriah, belum ada mengalami kenaikan signifikan. Bahkan ketersediaan Sembako menyambut datangnya bulan suci mendatang, hingga saat ini masih tergolong normal.
Hal tersebut dikatakan Kepala Bidang Perdagangan Kota Binjai Jaya Sitorus. “Belum ada kenaikan harga yang begitu tinggi, saat ini masih normal. Biasanya H-7 Ramadan baru naik harga itu melonjak,” ujarnya.
Menurut Jaya, pihaknya sering melakukan pengecekan harga pasar dan ketersedian sembako di Pasar Tavip, Pajak Pagi Kebun Lada dan Pajak Brahrang. Dan juga mendata yang kemudian dilaporkan langsung ke Jakarta.
Sesuai instruksi menteri menyikapi kenaikan harga jelang Ramadan pada beberapa waktu lalu, kata Jaya, pihaknya akan bekerjasama dengan kepolisian untuk menggelar operasi pasar guna mendata dan mengawasi bahan yang beredar.
“Dalam waktu dekat ini, kita akan mengadakan monitoring untuk antisipasi kenaikan harga. Kita akan buat bazar pasar murah untuk bantu masyarakat kurang mampu. Kami Dinas Perdagangan akan tempel brosur harga pasar di setiap pasar di Binjai,” ujarnya.
Namun, dari keterangan yang diperoleh Sumut Pos di Pasar Tavip, Binjai, harga ayam potong sudah mengalami kenaikan secara perlahan, setidaknya lima persen. Biasanya dijual Rp23 ribu per kilogramnya, kini sudah dijual Rp26 ribu.
Menurut seorang pedagang, Hasibuan, kenaikan tersebut memang sudah tradisi di setiap jelang bulan suci Ramadan. “Menjelang bulan puasa memang naik harganya. Apalagi kalau seminggu sebelum puasa. Bakal melejit sampai nanti selesai lebaran,” ungkapnya, Senin (8/5).
Angkutan Stabil
Terpisah, Kepala Bidang Angkutan dan Prasarana Dinas Perhubungan Kota Binjai Trisni Muliani mengatakan, penambahan angkutan transportasi dalam menyambut datangnya ibadah puasa belum ada terdata. Menurutnya, pihaknya selalu melakukan razia rutin dalam tiga bulan sekali, dan berpindah-pindah lokasi.
“Kalau untuk pengecekan angkutan, Dinas Perhubungan melakukannya enam bulan sekali. Tapi nanti sambil berjalannya waktu, kita baru tahu yang mana yang mau ditambah,” ujar Trisni. (ted/yaa)