29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Bucket List

Setiap orang seharusnya punya bucket list. Memberi mereka target, tujuan, dan tantangan. Kalau tidak, alangkah boring-nya hidup ini.

Bucket list itu daftar penting. Daftar hal-hal yang ingin kita lakukan atau impikan. Bisa sesuatu yang setinggi langit, seperti terbang ke bulan. Bisa juga sesuatu yang sederhana, seperti menuntaskan event lari 5 kilometer.

Bisa sesuatu yang sangat dreamy, seperti memacari semua artis yang pernah masuk televisi. Bisa juga sesuatu yang sangat realistis, seperti makan daging rendang di semua restoran Padang yang ada di dalam kota.

Banyak orang beruntung, dianugerahi keadaan dan kemampuan untuk mewujudkan impian-impiannya. Banyak pula orang yang bisa dibilang error karena menyia-nyiakan keadaan dan kemampuan untuk mewujudkan segala impiannya.

Terima kasih, Tuhan. Terima kasih, keluarga. Terima kasih, banyak teman. Saya termasuk orang yang beruntung, dapat banyak kesempatan untuk mewujudkan berbagai hal yang saya inginkan.

Tidak semua terwujud, atau hanya belum terwujud. Tapi, ada banyak pencapaian aneh-aneh yang telah terwujud.

Berapa banyak anak penggemar balap mobil yang dapat kesempatan liputan langsung ke berbagai lomba, mewawancarai bintang-bintang idolanya, dan bahkan sempat lebih dari sepuluh tahun menjadi komentator F1 di televisi?

Sampai hari ini pun, masih terus datang tawaran untuk lanjut jadi komentator, termasuk oleh stasiun televisi asing.

Jadi commissioner liga basket profesional? Ternyata juga pernah. Padahal, dulu hanya suka nonton basket dan sebenarnya tidak jago main basket.

Walau cita-cita sebenarnya tidak bekerja di media, dan orang tua tidak ingin saya terjun di dunia media, ternyata jalan hidupnya dibawa pula ke media. ”Dibuang” jauh-jauh saat SMA ke Amerika, eh, malah ditampung keluarga media.

Dan ternyata lumayan lah.

Jawa Pos, yang 1 Juli lalu berulang tahun ke-68, menurut survei Nielsen dan Roy Morgan, dinyatakan sebagai koran dengan pembaca terbanyak di Indonesia. Padahal tidak berbasis di ibu kota.

Pada 2011, Jawa Pos juga pernah jadi juara dunia, koran terbaik untuk pembaca di dunia. Mengalahkan koran-koran kondang dari Amerika dan negara lain.

Kalau dipikir-pikir, hidup saya ini aneh juga. Lha wong sebenarnya dari daftar itu banyak yang tidak tergolong bucket list. Alias tidak direncanakan.

Yang masuk bucket list sebenarnya hanya urusan Formula 1 itu. Yang lainnya mungkin wujud dari pesan utama orang tua, ”Kalau mengerjakan sesuatu, jangan terlalu banyak dipikir. Kerjakan yang serius. Nanti hasilnya datang sendiri.”

Tapi, waktu terus berjalan. Umur terus bertambah. Kolom yang Anda baca ini adalah kolom pertama yang diterbitkan setelah saya melintasi garis 40.

Setiap orang seharusnya punya bucket list. Memberi mereka target, tujuan, dan tantangan. Kalau tidak, alangkah boring-nya hidup ini.

Bucket list itu daftar penting. Daftar hal-hal yang ingin kita lakukan atau impikan. Bisa sesuatu yang setinggi langit, seperti terbang ke bulan. Bisa juga sesuatu yang sederhana, seperti menuntaskan event lari 5 kilometer.

Bisa sesuatu yang sangat dreamy, seperti memacari semua artis yang pernah masuk televisi. Bisa juga sesuatu yang sangat realistis, seperti makan daging rendang di semua restoran Padang yang ada di dalam kota.

Banyak orang beruntung, dianugerahi keadaan dan kemampuan untuk mewujudkan impian-impiannya. Banyak pula orang yang bisa dibilang error karena menyia-nyiakan keadaan dan kemampuan untuk mewujudkan segala impiannya.

Terima kasih, Tuhan. Terima kasih, keluarga. Terima kasih, banyak teman. Saya termasuk orang yang beruntung, dapat banyak kesempatan untuk mewujudkan berbagai hal yang saya inginkan.

Tidak semua terwujud, atau hanya belum terwujud. Tapi, ada banyak pencapaian aneh-aneh yang telah terwujud.

Berapa banyak anak penggemar balap mobil yang dapat kesempatan liputan langsung ke berbagai lomba, mewawancarai bintang-bintang idolanya, dan bahkan sempat lebih dari sepuluh tahun menjadi komentator F1 di televisi?

Sampai hari ini pun, masih terus datang tawaran untuk lanjut jadi komentator, termasuk oleh stasiun televisi asing.

Jadi commissioner liga basket profesional? Ternyata juga pernah. Padahal, dulu hanya suka nonton basket dan sebenarnya tidak jago main basket.

Walau cita-cita sebenarnya tidak bekerja di media, dan orang tua tidak ingin saya terjun di dunia media, ternyata jalan hidupnya dibawa pula ke media. ”Dibuang” jauh-jauh saat SMA ke Amerika, eh, malah ditampung keluarga media.

Dan ternyata lumayan lah.

Jawa Pos, yang 1 Juli lalu berulang tahun ke-68, menurut survei Nielsen dan Roy Morgan, dinyatakan sebagai koran dengan pembaca terbanyak di Indonesia. Padahal tidak berbasis di ibu kota.

Pada 2011, Jawa Pos juga pernah jadi juara dunia, koran terbaik untuk pembaca di dunia. Mengalahkan koran-koran kondang dari Amerika dan negara lain.

Kalau dipikir-pikir, hidup saya ini aneh juga. Lha wong sebenarnya dari daftar itu banyak yang tidak tergolong bucket list. Alias tidak direncanakan.

Yang masuk bucket list sebenarnya hanya urusan Formula 1 itu. Yang lainnya mungkin wujud dari pesan utama orang tua, ”Kalau mengerjakan sesuatu, jangan terlalu banyak dipikir. Kerjakan yang serius. Nanti hasilnya datang sendiri.”

Tapi, waktu terus berjalan. Umur terus bertambah. Kolom yang Anda baca ini adalah kolom pertama yang diterbitkan setelah saya melintasi garis 40.

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/