MEDAN, SUMUTPOS.CO – PT Garuda Indonesia menyatakan, meninggalnya pengusaha sukses berdarah Batak, DL Sitorus, diakibatkan serangan asma alias sesak nafas.
Hal itu diketahui setelah petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) tim dokter RS Karang Tengah, Kota Tangerang, memaparkan hasil pemeriksaan kepada pengusaha sawit di Sumatera Utara ini. Akibat meninggalnya orang terkaya di tanah Sumut tersebut membuat penerbangan pesawat Garuda GA 188 tujuan Kualanamu delay 1,5 jam.
Corporate Secretary, PT Garuda Indonesia Hengki Heriandono menegaskan, DL Sitorus meninggal dunia sebelum pesawat lepas landas alias saat boarding. Yakni sedang menunggu antrean penumpang masuk ke dalam pesawat untuk diterbangkan ke Bandara Kualanamu, Deliserdang. Kata dia, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 13.30, Kamis (3/8), ketika ratusan penumpangnya melakukan pengecekan tiket.
“Posisinya pas penumpang kami lagi boarding tiket. Memang saat itu rute menuju Kualanamu sangat padat sekali. Dan mungkin karena bejubelnya antrean buat Pak DL sesak nafas,” katanya kepada INDOPOS (grup Sumut Pos) saat dikonfirmasi, kemarin.
Ditambahkan Hengki, DL Sitorus ditemukan tak bernyawa di kursi nomor 8 H business class pesawat Garuda Indonesia GA 188. Saat itu salah satu pramugri pesawat itu mendapatkan laporan dari rekan korban yang merupakan anggota DPRD Sumut, Washington Pane dan Astrayuda Bangun. Keduanya meminta pramugari mengevakuasi DL Sitorus yang sudah meninggal dunia dalam posisi duduk.
“Dari informasi ini kami langsung kerahkan tim KKP untuk mengecek informasi dari pramugari. Benar saja nafas korban sudah terhenti, dan badannya sudah kaku. Kami sempat larikan ke RS Karang Tengah, tetapi sudah tidak tertolong,” ucapnya.
Karena harus mengevakuasi jasad orang Batak terkaya di Sumut itu, lanjut Hengki, pihaknya pun terpaksa harus menunda keberangkatan selama 1,5 jam. Itu karena pihaknya harus memindahkan penumpang yang ada di dalam pesawat ke ruang tunggu. Kemudian mengumpulkan keterangan kepada Polres Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) terkait kematian pengusaha kelapa sawit itu.
Di tempat yang sama, Senior Manager Public Relation, PT Garuda Indonesia, Ikhsan Rosan menuturkan, ketika belum naik ke pesawat DL Sitorus masih dalam keadaan sehat. Bahkan, lelaki fonomenal tersebut sempat makan dan minum di lounge milik Garuda Indonesia. Namun, persoalan muncul saat pria berusia 80 tahun itu ingin boarding pass. Dia mengaku tidak kuat berjalan, sehingga pihak maskapai menyediakan kursi roda.
Pria berkumis tipis nan ramah ini pun sempat mengucapkan terima kasih kepada petugas yang mengantarkannya sampai ke kusi pesawat tersebut. (jpg/bbs)