25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Korut: Perang Tak Bisa Dihindarkan

Pemerintahan Kim Jong-un ancam menghancurkan Amerika.

PYONGYANG, SUMUTPOS.CO – Saling ejek antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara (Korut) membuat perang tak bisa dihindarkan. Jika kemudian banyak korban jiwa yang berjatuhan di AS, yang harus bertanggung jawab adalah Trump.

Begitu bunyi sebagian pidato yang disampaikan Menlu Korut Ri Yong-ho dalam pertemuan di PBB Sabtu (23/9). ’’Kita tinggal selangkah lagi menjadi sebuah negara berkekuatan nuklir,’’ kata Ri.

Pernyataan keras tersebut dilontarkan setelah AS mengirimkan pesawat pengebom dan jet tempur ke titik paling utara perbatasan Korsel dan Korut.

Pentagon menyatakan aksi itu sebagai reaksi tegas atas pidato Kim Jong-un yang menyebut Trump dotard alias tua bangka gila.

”Ini pesan yang sangat jelas bahwa presiden (Trump) punya banyak pilihan yang sifatnya militer untuk mereaksi ancaman dalam bentuk apa pun,” ungkap Dana White, juru bicara Departemen Pertahanan AS.

Lebih lanjut, Pentagon menyatakan bahwa program nuklir Korut merupakan ancaman yang sangat serius bagi keamanan Asia-Pasifik dan seluruh masyarakat internasional. Maka, AS siap mereaksinya dengan serius pula.

Sabtu itu, Pentagon menerbangkan beberapa B-1B dari pangkalan militer di Kepulauan Guam dan sejumlah F-15C Eagle dari Okinawa, Jepang.

Kendati tujuannya adalah untuk menggertak Korut, AS menyatakan bahwa pesawat-pesawat tersebut terbang di zona internasional.

Sementara itu, ribuan warga Korut menggelar protes anti-AS di Kim Il-sung Square di Kota Pyongyang. Dalam unjuk rasa tersebut, sejumlah pejabat senior ibu kota berorasi.

Mereka mengecam AS dan Trump. Layaknya unjuk rasa, massa pun mengusung spanduk dengan tulisan-tulisan anti-AS. Mereka juga meneriakkan yel-yel anti-AS.

Selain pekerja pemerintah dan buruh, sejumlah mahasiswa ikut unjuk rasa.  (AP/Reuters/aljazeera/hep/c6/any)

Pemerintahan Kim Jong-un ancam menghancurkan Amerika.

PYONGYANG, SUMUTPOS.CO – Saling ejek antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara (Korut) membuat perang tak bisa dihindarkan. Jika kemudian banyak korban jiwa yang berjatuhan di AS, yang harus bertanggung jawab adalah Trump.

Begitu bunyi sebagian pidato yang disampaikan Menlu Korut Ri Yong-ho dalam pertemuan di PBB Sabtu (23/9). ’’Kita tinggal selangkah lagi menjadi sebuah negara berkekuatan nuklir,’’ kata Ri.

Pernyataan keras tersebut dilontarkan setelah AS mengirimkan pesawat pengebom dan jet tempur ke titik paling utara perbatasan Korsel dan Korut.

Pentagon menyatakan aksi itu sebagai reaksi tegas atas pidato Kim Jong-un yang menyebut Trump dotard alias tua bangka gila.

”Ini pesan yang sangat jelas bahwa presiden (Trump) punya banyak pilihan yang sifatnya militer untuk mereaksi ancaman dalam bentuk apa pun,” ungkap Dana White, juru bicara Departemen Pertahanan AS.

Lebih lanjut, Pentagon menyatakan bahwa program nuklir Korut merupakan ancaman yang sangat serius bagi keamanan Asia-Pasifik dan seluruh masyarakat internasional. Maka, AS siap mereaksinya dengan serius pula.

Sabtu itu, Pentagon menerbangkan beberapa B-1B dari pangkalan militer di Kepulauan Guam dan sejumlah F-15C Eagle dari Okinawa, Jepang.

Kendati tujuannya adalah untuk menggertak Korut, AS menyatakan bahwa pesawat-pesawat tersebut terbang di zona internasional.

Sementara itu, ribuan warga Korut menggelar protes anti-AS di Kim Il-sung Square di Kota Pyongyang. Dalam unjuk rasa tersebut, sejumlah pejabat senior ibu kota berorasi.

Mereka mengecam AS dan Trump. Layaknya unjuk rasa, massa pun mengusung spanduk dengan tulisan-tulisan anti-AS. Mereka juga meneriakkan yel-yel anti-AS.

Selain pekerja pemerintah dan buruh, sejumlah mahasiswa ikut unjuk rasa.  (AP/Reuters/aljazeera/hep/c6/any)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/