26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

SMPN 1 Beringin Pungli Siswa

Foto: HENDRIK/SUMUT POS
SMP Negeri 1 Beringin

SUMUTPOS.CO – Orang tua siswa keluhkan pihak Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Beringin. Sebab, pihak sekolah meminta uang kepada siswa perorang Rp50 ribu.

Itu disampaikan G (35), salah satu orang tua murid yang tidak ingin namanya dicantum. “Uang sebesar itu katanya untuk beli gorden jendela, kipas angin dan dispenser di dalam kelas,” ujar warga Kecamatan Beringin kepada Sumut Pos, Rabu (27/9) pagi.

G berharap menyekolahkan anaknya agar lebih murah di sekolah negeri. Namun, G merasa kebalikannya.

Pungutan liar yang dilakukan pihak sekolah bukan itu saja. Menurutnya, anaknya yang duduk di kelas VII hingga saat ini masih terus dipungut uang Pramuka sebesar Rp3 ribu per bulan.

“Ikut nggak ikut tetap bayar, padahal anakku gak ikut. Terus sekarang ini juga disuruh bawa beras 1 kg. Katanya untuk disumbangkan kepada anak yatim di sekolah. Kalau nggak bawa, boleh diganti uang Rp7 ribu. Apa memang gitu di sekolah-sekolah lain,” katanya.

Sementara, Kepala SMPN 1 Beringin, Pitoyo mengaku, uang Rp50 ribu itu sama sekali tidak diwajibkan untuk siswa. Ia berdalih, kutipan Rp50 ribu itu dilakukan karena sudah ada kesepakatan antar wali murid yang anaknya duduk dalam satu kelas yang sama.

“Yang minta bukan atas nama sekolah atau komite sekolah ini. Ada paguyuban wali murid di sekolah. Itukan dalam rangka sekolah ramah anak. Jadi memang ada yang mampu wali murid ini boleh untuk membantu pihak sekolah,” kata Pitoyo.

“Kemarin itu ada yang membantu mengecatkan sekolah kita ini. Memang uang bos ada, tapi memang permintaan wali murid sendiri ini. Nggak wajib itu,” kata Pitoyo.

Terkait uang Pramuka, ia mengaku kalau saat ini siswa masih ikut dibebankan. Pitoyo berdalih kutipan Rp3 ribu itu merupakan tabungan siswa.

“Uang Pramuka itukan uang tabungan mereka. Jadi kalau ada kegiatan nanti bisa dipakai. Kalau untuk uang Pramuka ini saya nggak bisa banyak komentar karena ada pengurus Pramuka di sekolah. Beras itu infaqnya, untuk tabungan diakhirat merekanya nanti diakhirat,” dalihnya.

“Dalam rangka 10 Muharram nanti kita adakan acara dan akan beri beras itu kepada anak yatim yang ada di sekolah. Inipun gak ada paksaannya,” pungkas Pitoyo (mag-2/ala)

 

Foto: HENDRIK/SUMUT POS
SMP Negeri 1 Beringin

SUMUTPOS.CO – Orang tua siswa keluhkan pihak Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Beringin. Sebab, pihak sekolah meminta uang kepada siswa perorang Rp50 ribu.

Itu disampaikan G (35), salah satu orang tua murid yang tidak ingin namanya dicantum. “Uang sebesar itu katanya untuk beli gorden jendela, kipas angin dan dispenser di dalam kelas,” ujar warga Kecamatan Beringin kepada Sumut Pos, Rabu (27/9) pagi.

G berharap menyekolahkan anaknya agar lebih murah di sekolah negeri. Namun, G merasa kebalikannya.

Pungutan liar yang dilakukan pihak sekolah bukan itu saja. Menurutnya, anaknya yang duduk di kelas VII hingga saat ini masih terus dipungut uang Pramuka sebesar Rp3 ribu per bulan.

“Ikut nggak ikut tetap bayar, padahal anakku gak ikut. Terus sekarang ini juga disuruh bawa beras 1 kg. Katanya untuk disumbangkan kepada anak yatim di sekolah. Kalau nggak bawa, boleh diganti uang Rp7 ribu. Apa memang gitu di sekolah-sekolah lain,” katanya.

Sementara, Kepala SMPN 1 Beringin, Pitoyo mengaku, uang Rp50 ribu itu sama sekali tidak diwajibkan untuk siswa. Ia berdalih, kutipan Rp50 ribu itu dilakukan karena sudah ada kesepakatan antar wali murid yang anaknya duduk dalam satu kelas yang sama.

“Yang minta bukan atas nama sekolah atau komite sekolah ini. Ada paguyuban wali murid di sekolah. Itukan dalam rangka sekolah ramah anak. Jadi memang ada yang mampu wali murid ini boleh untuk membantu pihak sekolah,” kata Pitoyo.

“Kemarin itu ada yang membantu mengecatkan sekolah kita ini. Memang uang bos ada, tapi memang permintaan wali murid sendiri ini. Nggak wajib itu,” kata Pitoyo.

Terkait uang Pramuka, ia mengaku kalau saat ini siswa masih ikut dibebankan. Pitoyo berdalih kutipan Rp3 ribu itu merupakan tabungan siswa.

“Uang Pramuka itukan uang tabungan mereka. Jadi kalau ada kegiatan nanti bisa dipakai. Kalau untuk uang Pramuka ini saya nggak bisa banyak komentar karena ada pengurus Pramuka di sekolah. Beras itu infaqnya, untuk tabungan diakhirat merekanya nanti diakhirat,” dalihnya.

“Dalam rangka 10 Muharram nanti kita adakan acara dan akan beri beras itu kepada anak yatim yang ada di sekolah. Inipun gak ada paksaannya,” pungkas Pitoyo (mag-2/ala)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/