MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang guru mengaji berinisial AZ alias Ujang (22) warga Jalan Perhubungan Desa Laut Dendang, Percut Sei Tuan, dimassa hingga harus dirawat intensif di RS Bhayangkara Medan. Ia dilaporkan beberapa muridnya atas dugaan pencabulan.
Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol Pardamean Hutahaean ketika dikonfirmasi wartawan Senin (22/1) menjelaskan, Ujang diamuk masyarakat di depan masjid Jalan Kamboja Dusun I Desa laut Dendang, Percut Sei Tuan pada Kamis (18/1) sore.
“Terbongkarnya dugaan pencabulan itu bermula ketika seorang bocah perempuan sebut saja namanya Mawar (7) yang tinggal di Desa Laut Dendang, Kamis sore melapor ke ayahnya bahwa pelaku pada Selasa (16/1) siang memegang-megang mahkota korban yang saat itu belajar mengaji,” jelas Pardamean Hutahaean.
Orangtua Mawar yang mendengar laporan anaknya sambung Pardamean, langsung menuju lokasi masjid untuk menemui Ujang yang turut mengajar ngaji.
“Saat bertemu dengan pelaku, orangtua Mawar kemudian menginterogasinya, dan pelaku mengakui perbuatan bejatnya itu. Massa yang sudah berkumpul di lokasi langsung menghakimi pelaku hingga babak belur. Selanjutnya warga mengarak pelaku ke Polsek Percut Sei Tuan guna mempertanggung jawabkan perbuatannya,” terangnya.
Lanjutnya, di saat bersamaan orangtua Mawar juga membuat laporan. Tak lama berselang seorang bocah sebut saja namanya Bunga (6) yang didampingi orangtuanya juga melapor terkait pencabulan yang dilakukan pelaku, sehingga laporan Mawar dan Bunga dijadikan 1 berkas. Selain itu ada juga 3 bocah perempuan yang mengaku pernah diraba-raba pelaku mahkotanya.
“Rencananya kedua korban Senin sore mau dimintai keterangannya oleh Penyidik Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA). Sedangkan pelaku belum bisa dimintai keterangannya lantaran masih dirawat intensif di RS Bhayangkara Medan, sebab dari hidugnya terus mengeluarkan darah,” pungkasnya. (sor/bdh)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang guru mengaji berinisial AZ alias Ujang (22) warga Jalan Perhubungan Desa Laut Dendang, Percut Sei Tuan, dimassa hingga harus dirawat intensif di RS Bhayangkara Medan. Ia dilaporkan beberapa muridnya atas dugaan pencabulan.
Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol Pardamean Hutahaean ketika dikonfirmasi wartawan Senin (22/1) menjelaskan, Ujang diamuk masyarakat di depan masjid Jalan Kamboja Dusun I Desa laut Dendang, Percut Sei Tuan pada Kamis (18/1) sore.
“Terbongkarnya dugaan pencabulan itu bermula ketika seorang bocah perempuan sebut saja namanya Mawar (7) yang tinggal di Desa Laut Dendang, Kamis sore melapor ke ayahnya bahwa pelaku pada Selasa (16/1) siang memegang-megang mahkota korban yang saat itu belajar mengaji,” jelas Pardamean Hutahaean.
Orangtua Mawar yang mendengar laporan anaknya sambung Pardamean, langsung menuju lokasi masjid untuk menemui Ujang yang turut mengajar ngaji.
“Saat bertemu dengan pelaku, orangtua Mawar kemudian menginterogasinya, dan pelaku mengakui perbuatan bejatnya itu. Massa yang sudah berkumpul di lokasi langsung menghakimi pelaku hingga babak belur. Selanjutnya warga mengarak pelaku ke Polsek Percut Sei Tuan guna mempertanggung jawabkan perbuatannya,” terangnya.
Lanjutnya, di saat bersamaan orangtua Mawar juga membuat laporan. Tak lama berselang seorang bocah sebut saja namanya Bunga (6) yang didampingi orangtuanya juga melapor terkait pencabulan yang dilakukan pelaku, sehingga laporan Mawar dan Bunga dijadikan 1 berkas. Selain itu ada juga 3 bocah perempuan yang mengaku pernah diraba-raba pelaku mahkotanya.
“Rencananya kedua korban Senin sore mau dimintai keterangannya oleh Penyidik Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA). Sedangkan pelaku belum bisa dimintai keterangannya lantaran masih dirawat intensif di RS Bhayangkara Medan, sebab dari hidugnya terus mengeluarkan darah,” pungkasnya. (sor/bdh)