29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

25 Penyelam dan Robot Diterjunkan

Tim SAR melakukan pencarian korban maupun bangkai kapal KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba Simanindo-Tigaras, Selasa (19/6).

SAMOSIR, SUMUTPOS.CO – Sedikitnya 25 penyelam yang terdiri dari Basarnas Pusat, Basarnas Medan, Basarnas Parapat, dan TNI-AL, dihari ke-3, Rabu (20/6) sekira pukul 13.00 WIB, diturunkan untuk mencari korban kapal KM Sinar Bangun, yang tenggelam pada Senin (18/6) sekira pukul 17.30 WIB, di perairan Danau Toba.

Kepala Basarnas Medan, Budiawan SSos MSi, saat menggelar press release di Posko Bencana Pelabuhan Tigaras, mengatakan hingga pukul 12.00 WIB, pihaknya sudah mengevakuasi 2 korban yang ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia, dan sudah dikirim ke Posko Identifikasi korban, di RSUD Rondahaim Pematangraya. Satu di antaranya sudah berhasil diindetifikasi yakni Fahri Yanti, warga Binjai. Sementara satu orang lainnya belum terindentifikasi.

Untuk sementara hingga Rabu siang, tiga korban meninggal sudah ditemukan. Keseluruhannya berjenis kelamin perempuan. Yang pertama ditemukan Tri Suci Wulandari (24), warga Kabupaten Aceh Tamiang.

Selain itu juga, sejumlah peralatan pendukung pencarian juga sudah didatangkan ke lokasi Posko Bencana untuk melakukan upaya pencarian, diantaranya ROV (Robot Observasional Vihacle) untuk mendeteksi logam, dalam hal ini untuk mencari keberadaan kapal, dan peralatan lainnya dalam mendukung penyelaman.

Terkait mekanisme penyelaman, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk tidak melakukan aktifitas kapal selama masa penyelaman yang rencananya akan dimulai pukul 13.30 WIB. Untuk memastikan hal tersebut, pihaknya juga menurunkan personel dengan perahu karet guna memastikan areal Danau Toba, benar-benar bersih dari aktifitas kapal selama Tim penyelam melakukan penyelaman didalam danau.

Lebih lanjut, pihak Basarnas memohonkan kepada pihak keluarga untuk menunggu di RSUD Rondahaim Pematangraya. Cukup perwakilannya saja, karena mobilisasi dan aktifitas para personel gabungan sangat sibuk dan padat, hingga dibutuhkan area yang lapang dan bersih dari kerumunan massa di posko pencarian.(adi/esa)

Tim SAR melakukan pencarian korban maupun bangkai kapal KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba Simanindo-Tigaras, Selasa (19/6).

SAMOSIR, SUMUTPOS.CO – Sedikitnya 25 penyelam yang terdiri dari Basarnas Pusat, Basarnas Medan, Basarnas Parapat, dan TNI-AL, dihari ke-3, Rabu (20/6) sekira pukul 13.00 WIB, diturunkan untuk mencari korban kapal KM Sinar Bangun, yang tenggelam pada Senin (18/6) sekira pukul 17.30 WIB, di perairan Danau Toba.

Kepala Basarnas Medan, Budiawan SSos MSi, saat menggelar press release di Posko Bencana Pelabuhan Tigaras, mengatakan hingga pukul 12.00 WIB, pihaknya sudah mengevakuasi 2 korban yang ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia, dan sudah dikirim ke Posko Identifikasi korban, di RSUD Rondahaim Pematangraya. Satu di antaranya sudah berhasil diindetifikasi yakni Fahri Yanti, warga Binjai. Sementara satu orang lainnya belum terindentifikasi.

Untuk sementara hingga Rabu siang, tiga korban meninggal sudah ditemukan. Keseluruhannya berjenis kelamin perempuan. Yang pertama ditemukan Tri Suci Wulandari (24), warga Kabupaten Aceh Tamiang.

Selain itu juga, sejumlah peralatan pendukung pencarian juga sudah didatangkan ke lokasi Posko Bencana untuk melakukan upaya pencarian, diantaranya ROV (Robot Observasional Vihacle) untuk mendeteksi logam, dalam hal ini untuk mencari keberadaan kapal, dan peralatan lainnya dalam mendukung penyelaman.

Terkait mekanisme penyelaman, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk tidak melakukan aktifitas kapal selama masa penyelaman yang rencananya akan dimulai pukul 13.30 WIB. Untuk memastikan hal tersebut, pihaknya juga menurunkan personel dengan perahu karet guna memastikan areal Danau Toba, benar-benar bersih dari aktifitas kapal selama Tim penyelam melakukan penyelaman didalam danau.

Lebih lanjut, pihak Basarnas memohonkan kepada pihak keluarga untuk menunggu di RSUD Rondahaim Pematangraya. Cukup perwakilannya saja, karena mobilisasi dan aktifitas para personel gabungan sangat sibuk dan padat, hingga dibutuhkan area yang lapang dan bersih dari kerumunan massa di posko pencarian.(adi/esa)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/