32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Mahfud MD Dinilai Paling Potensial Jadi Cawapres Jokowi

Jokowi bersama Mahfud MD di salah satu acara, belum lama ini.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO -Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris menilai, sosok Mahfud MD saat ini paling berpeluang dipilih Presiden Joko Widodo sebagai calon wakil presiden. Sebab, Mahfud memiliki 2 kelebihan yang tidak dimiliki oleh kandidat lainnya.

Kelebihan pertama, kata Haris, adalah kemampuan Mahfud di bidang hukum tata negara. Menurutnya, pengalaman Mahfud yang pernah menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi itu tidak perlu diragukan lagi.

“Mahfud ini memiliki keahlian di bidangnya, khususnya di bidang hukum,” kata Syamsuddin, Selasa (10/7).

“Kalau tantangan ke depan adalah untuk menciptakan hukum dan demokrasi yang lebih baik, pilihannya Mahfud MD,” tambahnya.

Selain itu, Syamsuddin juga menilai, Mahfud mempunyai kelebihan kedua, yakni dekat dengan kalangan umat Islam. Karena itu, Mahfud bisa meningkatkan elektabilitas Jokowi, khususnya dari basis pemilih Muslim. “Dia dekat dengan kelompok Islam, tidak hanya dengan NU, tapi juga Muhammadiyah,” jelasnya.

Selain 2 kelebihan itu, Syamsuddin juga menilai, Mahfud adalah sosok yang bersih dan berintegritas. Ia tidak pernah tersangkut dengan masalah hukum. “Pasangan Pak Jokowi itu memang harus orang yang bersih dan berintegritas, ini tidak kalah pentingnya,” bebernya.

Selain Mahfud, Syamsuddin menilai, ada 2 nama lain yang juga berpeluang dipilih oleh Jokowi. Namun, berbeda dengan Mahfud, Syamsuddin menilai, 2 calon ini hanya punya satu keunggulan yang bisa ditonjolkan. Jika Jokowi ingin mengambil tokoh dari partai politik, maka pilihannya adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. “Sebab, Airlangga adalah ketua umum partai kedua terbesar setelah PDIP. Mesin Golkar pasti akan bekerja keras,” katanya.

Sementara, jika Jokowi merasa tantangan yang berat di periode keduanya adalah ekonomi, maka ia bisa meminang Sri Mulyani. Syamsuddin menilai, Menteri Keuangan tersebut sudah tidak diragukan lagi kapasitasnya. Namun, ia tidak memiliki basis massa layaknya Mahfud atau Airlangga. “Kembali ke Jokowi, butuh cawapres yang seperti apa,” jelasnya.

Presiden Jokowi sebelumnya mengaku sudah memutuskan siapa cawapres yang akan mendampinginya maju pada Pemilihan Presiden 2019. Namun, ia belum bersedia menyebutkan nama tersebut kepada publik. “(cawapres) Sudah ada, tinggal diumumin,” kata Jokowi kepada wartawan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (7/7) lalu.

Jokowi tidak menjelaskan cawapres yang dimaksudnya hanya satu atau banyak nama. Jokowi meminta wartawan dan publik bersabar. Pengumuman nama cawapres, katanya, harus dilakukan pada waktu yang tepat. (kps/saz)

Jokowi bersama Mahfud MD di salah satu acara, belum lama ini.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO -Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris menilai, sosok Mahfud MD saat ini paling berpeluang dipilih Presiden Joko Widodo sebagai calon wakil presiden. Sebab, Mahfud memiliki 2 kelebihan yang tidak dimiliki oleh kandidat lainnya.

Kelebihan pertama, kata Haris, adalah kemampuan Mahfud di bidang hukum tata negara. Menurutnya, pengalaman Mahfud yang pernah menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi itu tidak perlu diragukan lagi.

“Mahfud ini memiliki keahlian di bidangnya, khususnya di bidang hukum,” kata Syamsuddin, Selasa (10/7).

“Kalau tantangan ke depan adalah untuk menciptakan hukum dan demokrasi yang lebih baik, pilihannya Mahfud MD,” tambahnya.

Selain itu, Syamsuddin juga menilai, Mahfud mempunyai kelebihan kedua, yakni dekat dengan kalangan umat Islam. Karena itu, Mahfud bisa meningkatkan elektabilitas Jokowi, khususnya dari basis pemilih Muslim. “Dia dekat dengan kelompok Islam, tidak hanya dengan NU, tapi juga Muhammadiyah,” jelasnya.

Selain 2 kelebihan itu, Syamsuddin juga menilai, Mahfud adalah sosok yang bersih dan berintegritas. Ia tidak pernah tersangkut dengan masalah hukum. “Pasangan Pak Jokowi itu memang harus orang yang bersih dan berintegritas, ini tidak kalah pentingnya,” bebernya.

Selain Mahfud, Syamsuddin menilai, ada 2 nama lain yang juga berpeluang dipilih oleh Jokowi. Namun, berbeda dengan Mahfud, Syamsuddin menilai, 2 calon ini hanya punya satu keunggulan yang bisa ditonjolkan. Jika Jokowi ingin mengambil tokoh dari partai politik, maka pilihannya adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. “Sebab, Airlangga adalah ketua umum partai kedua terbesar setelah PDIP. Mesin Golkar pasti akan bekerja keras,” katanya.

Sementara, jika Jokowi merasa tantangan yang berat di periode keduanya adalah ekonomi, maka ia bisa meminang Sri Mulyani. Syamsuddin menilai, Menteri Keuangan tersebut sudah tidak diragukan lagi kapasitasnya. Namun, ia tidak memiliki basis massa layaknya Mahfud atau Airlangga. “Kembali ke Jokowi, butuh cawapres yang seperti apa,” jelasnya.

Presiden Jokowi sebelumnya mengaku sudah memutuskan siapa cawapres yang akan mendampinginya maju pada Pemilihan Presiden 2019. Namun, ia belum bersedia menyebutkan nama tersebut kepada publik. “(cawapres) Sudah ada, tinggal diumumin,” kata Jokowi kepada wartawan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (7/7) lalu.

Jokowi tidak menjelaskan cawapres yang dimaksudnya hanya satu atau banyak nama. Jokowi meminta wartawan dan publik bersabar. Pengumuman nama cawapres, katanya, harus dilakukan pada waktu yang tepat. (kps/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/