28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Rajagopalan Vasudevan Ciptakan ‘Jalan Aspal’ dari Plastik

Rajagopalan Vasudevan

SUMUTPOS.CO – Di usianya yang ke-73, Doktor Rajagopalan Vasudevan kira-kira setua produksi masal plastik ciptaannya. Dilansir Gulfnews pada beberapa hari lalu Vasudevan mengatakan, plastik tak melulu membawa dampak buruk untuk lingkungan.

“Plastik tidak akan menyumbat lautan atau tempat pembuangan sampah kita jika kita tidak membuangnya di tempat pertama. Begitu banyak yang bisa kita lakukan dengan sampah plastik,” ujar Vasudevan di kantornya di Kota Madurai, India Selatan.

Pada bulan Januari tahun ini, Vasudevan meraih penghargaan sipil tertinggi di India, Padma Shri. Penghargaan itu diberikan atas penelitiannya yang inovatif tentang daur ulang sampah plastik dengan cara yang sangat tidak biasa.

Gagasan itu muncul dari bengkel kerjanya di Sekolah Tinggi Teknik Thiagarajar di Madurai sejak tahun 2001. Terganggu dengan larangan penggunaan plastik, yang dia yakini penting bagi orang miskin, dia mencari solusi untuk tantangan lingkungan yang terus berkembang.

“Larangan penggunaan plastik dapat sangat mempengaruhi kualitas hidup bagi keluarga berpenghasilan rendah. Tapi jika kamu membakarnya atau menguburnya, itu pasti akan mempengaruhi lingkungan,” kata Vasudevan.

Vasudevan memulai serangkaian eksperimen di bengkelnya untuk menemukan teknik pembuangan yang efektif. Dalam kondisi cair, ia menemukan bahwa plastik memiliki sifat pengikat yang sangat baik.

Vasudevan melihat, ketika plastik cair ditambahkan ke batu dan campuran aspal maka plastik menempel cepat dan mengikat kedua bahan bersama. Plastik yang dimodifikasi aspal meningkatkan kekuatan tarik jalan dengan membuatnya lebih tahan lama dan fleksibel.

Plastik juga mencegah pembentukan lubang di jalan beraspal. Ketika lapisan plastik cair mengisi ruang antara kerikil dan aspal itu menggagalkan air hujan dari merembes masuk dan menyebabkan cacat struktural.

Ketika almarhum Dr Abdul Kalam, mantan presiden dan ilmuwan India mengunjungi Thiagarajar College, dia mendorong Vasudevan untuk mendirikan jalan beraspal plastik pertama di dalam kampus. “Dia meminta saya untuk membuat jalan menjadi abu-abu karena jalan-jalan hitam menyerap dan menjebak panas,” kata Vasudevan.

Pada tahun 2002, ia membuka jalan sepanjang 60 kaki di dalam kampus dengan aspal modifikasi plastik. Jalannya masih utuh sampai hari ini. Ia menerima paten untuk proses tersebut pada 2006. Sejak itu, hampir 10.000 km jalan di India telah diaspal menggunakan tekniknya. (ina/azw/JPC)

 

Rajagopalan Vasudevan

SUMUTPOS.CO – Di usianya yang ke-73, Doktor Rajagopalan Vasudevan kira-kira setua produksi masal plastik ciptaannya. Dilansir Gulfnews pada beberapa hari lalu Vasudevan mengatakan, plastik tak melulu membawa dampak buruk untuk lingkungan.

“Plastik tidak akan menyumbat lautan atau tempat pembuangan sampah kita jika kita tidak membuangnya di tempat pertama. Begitu banyak yang bisa kita lakukan dengan sampah plastik,” ujar Vasudevan di kantornya di Kota Madurai, India Selatan.

Pada bulan Januari tahun ini, Vasudevan meraih penghargaan sipil tertinggi di India, Padma Shri. Penghargaan itu diberikan atas penelitiannya yang inovatif tentang daur ulang sampah plastik dengan cara yang sangat tidak biasa.

Gagasan itu muncul dari bengkel kerjanya di Sekolah Tinggi Teknik Thiagarajar di Madurai sejak tahun 2001. Terganggu dengan larangan penggunaan plastik, yang dia yakini penting bagi orang miskin, dia mencari solusi untuk tantangan lingkungan yang terus berkembang.

“Larangan penggunaan plastik dapat sangat mempengaruhi kualitas hidup bagi keluarga berpenghasilan rendah. Tapi jika kamu membakarnya atau menguburnya, itu pasti akan mempengaruhi lingkungan,” kata Vasudevan.

Vasudevan memulai serangkaian eksperimen di bengkelnya untuk menemukan teknik pembuangan yang efektif. Dalam kondisi cair, ia menemukan bahwa plastik memiliki sifat pengikat yang sangat baik.

Vasudevan melihat, ketika plastik cair ditambahkan ke batu dan campuran aspal maka plastik menempel cepat dan mengikat kedua bahan bersama. Plastik yang dimodifikasi aspal meningkatkan kekuatan tarik jalan dengan membuatnya lebih tahan lama dan fleksibel.

Plastik juga mencegah pembentukan lubang di jalan beraspal. Ketika lapisan plastik cair mengisi ruang antara kerikil dan aspal itu menggagalkan air hujan dari merembes masuk dan menyebabkan cacat struktural.

Ketika almarhum Dr Abdul Kalam, mantan presiden dan ilmuwan India mengunjungi Thiagarajar College, dia mendorong Vasudevan untuk mendirikan jalan beraspal plastik pertama di dalam kampus. “Dia meminta saya untuk membuat jalan menjadi abu-abu karena jalan-jalan hitam menyerap dan menjebak panas,” kata Vasudevan.

Pada tahun 2002, ia membuka jalan sepanjang 60 kaki di dalam kampus dengan aspal modifikasi plastik. Jalannya masih utuh sampai hari ini. Ia menerima paten untuk proses tersebut pada 2006. Sejak itu, hampir 10.000 km jalan di India telah diaspal menggunakan tekniknya. (ina/azw/JPC)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/