ACEH, SUMUTPOS.CO – Dua pekan menjelang pelaksanaan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) VII, minat para pedagang mengisi lapak Pasar Rakyat masih cukup tinggi.
Hingga saat ini, setidaknya sudah ada 150-an pedagang yang mendaftar, sementara lapak yang tersedia hanya berkisar 200-an.
Pasar Rakyat mulai digelar pada 7 – 15 Agustus 2018 sejak pukul empat sore hingga menjelang tengah malam di area terbuka Taman Sultanah Safiatuddin (Tasulsa), Banda Aceh.
Tak hanya diramaikan oleh para pedagang lokal saja, sebanyak 60-an pedagang dari luar Aceh juga sudah menyatakan kesediaan mereka untuk ikut ambil bagian.
Untuk memastikan semuanya berjalan sesuai rencana, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Aceh, Dedy Yuswadi, selaku Ketua Panitia Pasar Rakyat PKA VII, akhir pekan kemarin turun langsung ke lokasi untuk melihat sejauh mana persiapannya.
Dedy mengingatkan semua pihak yang terlibat agar bekerja maksimal demi menyukseskan event kebudayaan terbesar di Aceh ini. Ia meminta kepada panitia teknis agar mengakomodir semua pedagang dengan baik, karena ini merupakan momentum besar untuk mendongkrak perputaran ekonomi masyarakat.
“Termasuk untuk pedagang-pedagang kecil yang tidak termasuk dalam daftar penyewa lapak, ini harus diantisipasi dan dipikirkan dari sekarang. Mereka juga harus mendapatkan tempat, pokoknya harus diatur dan ditata sebaik mungkin jangan sampai mengganggu nanti saat hari H,” kata Dedy Yuswadi di hadapan Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Pasar Aceh, Muzakir, selaku mitra teknis panitia Pasar Rakyat.
Dedy juga mengingatkan, selama PKA VII berlangsung sepanjang Jalan Ratu Safiatuddin hingga simpang Dispora Aceh harus steril dari kendaraan. Jalan menuju arena utama PKA itu, hanya bisa dilalui pejalan kaki. Begitu juga trotoar di kiri kanan jalan, tidak diizinkan dijadikan lokasi lapak pedagang karena dipersiapkan khusus sebagai jalur pedestrian.
“Untuk memastikan jalur ini benar-benar kondusif dan steril, H-2 dan H-1 harus diadakan patroli gabungan dari tim keamanan,” katanya.