JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Proses evakuasi wisatawan dan penduduk lokal di 3 Gili yang terdampak gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), telah selesai dilakukan pada Selasa (7/8/2018) pukul 15.00 WIB. Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) menyebutkan terdapat 8.381 orang yang dievakuasi dari Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho belum dapat memberikan jumlah antara warga negara Indonesia (WNI) dengan warga negara asing (WNA). Ia hanya dapat memastikan bahwa yang dievakuasi tidak hanya wisatawan saja, melainkan juga penduduk lokal. “Nah, semuanya 8.381 (orang tersebut dievakuasi) atas keinginan mereka, bukan keinginan dari pemerintah,” ujar Sutopo, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (8/8/2018).
Sutopo menyebutkan bahwa sebenarnya kawasan 3 Gili tersebut aman untuk ditempati pascagempa. Hanya saja, ada beberapa alasan yang membuat mereka ingin cepat-cepat keluar dari pulau tersebut. “Mereka ingin keluar karena satu, trauma dengan kejadian gempa 7 skala richter, mereka merasakan guncangan yang sangat keras,” ujarnya.
“Kedua, mereka terpancing oleh hoaks (gempa susulan dan prediksi tsunami). Mereka tinggal di pulau kecil, apalagi kalau terjadi tsunami, bayangannya adalah tsunami yang besar,” tambahnya lagi. Meski begitu, Sutopo mengatakan proses evakuasi yang dibantu oleh Kementerian Luar Negeri berjalan dengan lancar.
Setelah dievakuasi, mereka diantar ke tiga pilihan tujuan, yaitu Pelabuhan Benoa di Bali, Pelabuhan Lembar di Lombok Barat dan Pelabuhan Bangsal di Lombok Utara. Total terdapat 13 kapal yang dikerahkan, dengan rincian: tiga kapal menuju Pelabuhan Benoa, tiga kapal menuju Pelabuhan Lembar, dan tujuh kapal menuju Pelabuhan Bangsal. Sudah ada mobil dan bus yang akan mengangkut mereka menuju bandara di masing-masing daerah tujuan tersebut.
Hingga kini, Sutopo menyebutkan masih ada sebagian penduduk lokal yang tinggal di 3 Gili, rata-rata merupakan penjaga atau pemilik hotel, resort, serta restoran. Tim gabungan dikatakan juga masih melakukan penyisiran di pulau tersebut. “Hari ini Basarnas telah melakukan penyisiran dengan menggunakan helikopter dan tim SAR melakukan penyisiran di darat untuk mencari kemungkinan-kemungkinan korban yang tertimbun bangunan,” jelas Sutopo.
Terpisah, Menteri Pariwisata Arif Yahya mengatakan, sebanyak 6.000 wisatawan asing dievakuasi dari lokasi gempa di Lombok, Nusa Tengga Barat (NTB), yang terjadi pada Minggu (5/8/2018) sore lalu. Dijelaskan Arif, awalnya dari data yang masuk di Kemenpar, jumlah para wisatawan asing yang berada di Lombok sebanyak 1.000 orang. Namun setelah didata secara menyeluruh, jumlah itu kembali bertambah hingga mencapai 6.000 wisatawan asing.
“Awalnya data yang masuk itu hanya di Pulau Gili Terawangan. Ternyata ada tiga pulau yang sedang dikunjungi para wisatawan asing. Totalnya mencapai 6.000 dan semuanya sudah dievakuasi di tempat aman,” kata Yahya di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (8/8/2018).
Arif menjelaskan, proses evakuasi dilakukan dengan dua tahap, pada hari pertama pasca-gempa, 3.000 wisatawan asing langsung dibawa. “Kemudian, dilanjutkan pada Selasa sebanyak 3.000 wisatawan asing. Yang berhasil dievakuasi ini dialihkan banyak ke Bali, kemudian ke Jakarta dan ke Surabaya,” ujarnya.