28.9 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Korban Tewas 131 Orang, Turis Dievakuasi 6.000 Orang

Tertimbun Reruntuhan

Kembali ke Sutopo, ia mengatakan, hari ketiga pascagempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan masa kritis bagi para korban yang belum ditemukan. Sutopo menjelaskan bahwa ada beberapa kondisi korban yang jika tidak segera dievakuasi akan berakibat fatal, misalnya korban yang tertimbun reruntuhan.

“Ini adalah titik kritis, hari ketiga, karena diduga ada juga korban yang tertimbun dalam kondisi masih hidup, mungkin sakit,” ujar Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (8/8/2018).

“Jadi ada laporan-laporan dari masyarakat yang menyampaikan bahwa ada warga yang masih tertimbun, kemudian sudah mulai tercium bau jenazah,” tambahnya.

Proses evakuasi korban yang tertimpa reruntuhan masih terkendala medan di lapangan. Beton serta tembok bangunan yang tebal menyulitkan akses petugas untuk menemukan para korban. Oleh sebab itu, diperlukan bantuan alat berat. Namun, penggunaan alat berat juga tidak dapat dilakukan sembarangan.

Data per Rabu (8/8/2018), total korban meninggal dunia menjadi 131 orang di beberapa daerah. Sutopo Purwo Nugroho mengatakan semua korban meninggal dunia merupakan warga negara Indonesia (WNI).

“Jumlah korban meninggal sebarannya di Kabupaten Lombok utara 78 orang, Lombok Barat 24 orang, Lombok Timur 19 orang, Kota Mataram 6 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Denpasar 2 orang,” jela Sutopo, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (8/8/2018).

Namun, Sutopo mengatakan informasi tersebut masih perlu diverifikasi dan diidentifikasi lebih lanjut. Selain itu, terdapat 1.477 orang yang mengalami luka berat dan sedang dirawat inap. Sementara itu, BNPB masih belum memiliki data jumlah korban yang mengalami luka ringan.

“Untuk korban yang mengalami luka ringan atau hanya berobat jalan, masih belum dapat didata karena jumlahnya yang sangat banyak,” kata Sutopo.

Kemudian, jumlah sementara orang mengungsi saat ini sebanyak 156.003 orang. Terkait dampak gempa terhadap fasilitas di Lombok, BNPB mencatat sejumlah 42.239 rumah dan 458 unit sekolah yang mengalami kerusakan.

Data tersebut masih bersifat sementara. Sutopo memprediksi jumlah korban akibat bencana tersebut masih akan bertambah. Saat ini, tim SAR gabungan masih melakukan evakuasi.

Seperti diketahui, gempa bermagnitudo 7 mengguncang NTB, Minggu (5/8/2018), pukul 18.46 WIB. BNPB mendata, lokasi paling parah terdampak gempa adalah Lombok Utara. Data terakhir dari BNPB per Rabu (8/8/2018) pukul 12.00, terdapat 131 korban meninggal dunia, 1.477 orang mengalami luka berat, dan 156.003 pengungsi. Data tersebut masih bersifat sementara.

Sutopo memprediksi jumlah korban akibat bencana tersebut masih akan bertambah. Saat ini, tim SAR gabungan masih melakukan proses evakuasi. (kps/net/bbs)

Tertimbun Reruntuhan

Kembali ke Sutopo, ia mengatakan, hari ketiga pascagempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan masa kritis bagi para korban yang belum ditemukan. Sutopo menjelaskan bahwa ada beberapa kondisi korban yang jika tidak segera dievakuasi akan berakibat fatal, misalnya korban yang tertimbun reruntuhan.

“Ini adalah titik kritis, hari ketiga, karena diduga ada juga korban yang tertimbun dalam kondisi masih hidup, mungkin sakit,” ujar Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (8/8/2018).

“Jadi ada laporan-laporan dari masyarakat yang menyampaikan bahwa ada warga yang masih tertimbun, kemudian sudah mulai tercium bau jenazah,” tambahnya.

Proses evakuasi korban yang tertimpa reruntuhan masih terkendala medan di lapangan. Beton serta tembok bangunan yang tebal menyulitkan akses petugas untuk menemukan para korban. Oleh sebab itu, diperlukan bantuan alat berat. Namun, penggunaan alat berat juga tidak dapat dilakukan sembarangan.

Data per Rabu (8/8/2018), total korban meninggal dunia menjadi 131 orang di beberapa daerah. Sutopo Purwo Nugroho mengatakan semua korban meninggal dunia merupakan warga negara Indonesia (WNI).

“Jumlah korban meninggal sebarannya di Kabupaten Lombok utara 78 orang, Lombok Barat 24 orang, Lombok Timur 19 orang, Kota Mataram 6 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Denpasar 2 orang,” jela Sutopo, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (8/8/2018).

Namun, Sutopo mengatakan informasi tersebut masih perlu diverifikasi dan diidentifikasi lebih lanjut. Selain itu, terdapat 1.477 orang yang mengalami luka berat dan sedang dirawat inap. Sementara itu, BNPB masih belum memiliki data jumlah korban yang mengalami luka ringan.

“Untuk korban yang mengalami luka ringan atau hanya berobat jalan, masih belum dapat didata karena jumlahnya yang sangat banyak,” kata Sutopo.

Kemudian, jumlah sementara orang mengungsi saat ini sebanyak 156.003 orang. Terkait dampak gempa terhadap fasilitas di Lombok, BNPB mencatat sejumlah 42.239 rumah dan 458 unit sekolah yang mengalami kerusakan.

Data tersebut masih bersifat sementara. Sutopo memprediksi jumlah korban akibat bencana tersebut masih akan bertambah. Saat ini, tim SAR gabungan masih melakukan evakuasi.

Seperti diketahui, gempa bermagnitudo 7 mengguncang NTB, Minggu (5/8/2018), pukul 18.46 WIB. BNPB mendata, lokasi paling parah terdampak gempa adalah Lombok Utara. Data terakhir dari BNPB per Rabu (8/8/2018) pukul 12.00, terdapat 131 korban meninggal dunia, 1.477 orang mengalami luka berat, dan 156.003 pengungsi. Data tersebut masih bersifat sementara.

Sutopo memprediksi jumlah korban akibat bencana tersebut masih akan bertambah. Saat ini, tim SAR gabungan masih melakukan proses evakuasi. (kps/net/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/