MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hoax (berita/informasi bohong) penculikan anak masih menyebar di Medan. Bahkan, ada orang kurang waras sampai menjadi bulan-bulanan warga karena dituduh sebagai penculik anak.
PERISTIWA itu terjadi di Perumnas Simalingkar, Kecamatan Pancurbatu. Kasus ini sempat viral di jejaring Facebook.
“Perempuan itu gila, tidak waras. Hoax itu informasinya,” kata Kapolsek Pancurbatu, Kompol Faidir Chaniago, Jumat (2/11). Setelah dianiaya, wanita tersebut dibawa oleh warga dan Kepala Dusun Simalingkar ke Mapolsek Pancur Batu. Setelah tiba, Kompol Faidir langsung memerintahkan penyidik memeriksa wanita tersebut.
“Saat diperiksa, dia selalu menjawab ngelantur dan setiap omongan yang keluar dari wanita itu tidak sesuai dengan yang ditanya,” ujar Faidir.
Dijelaskan Faidir, wanita tanpa identitas itu datang ke lokasi bermain anak-anak di kawan Simalingkar. Karena kehadiran wanita tersebut, warga yang melihat langsung mengatakan bahwa perempuan itu sedang mencari anak untuk diculik. “Karena informasi tersebut makanya wanita itu langsung dipukuli sampai babak belur. Kan kasihan. Dia yang jadi korban di sini,” ujarnya.
Kamis (1/11) siang, polisi sudah memanggil kepala desa, kepala dusun serta penyidik. Mereka menyatakan, wanita tersebut bukan penculik anak seperti yang sedang booming di media sosial.
“Kita pastikan wanita ini memang gila. Karena saat ditanya yang bersangkutan tidak nyambung,” ujarnya. Kejadian serupa juga terjadi tak jauh dari Perumnas Simalingkar. Tepatnya, di seputaran Simpang Pemda, Kelurahan Tanjungsari, Medan Selayang.
Kapolsek Sunggal, Kompol Yasir Ahmadi mengatakan, kabar penculikan anak itu terjadi Rabu (31/10) sekira pukul 07.00 WIB. Seorang ibu bernama Sri Mahayani berteriak karena kehilangan anaknya, Oura (10).
Yasir pun melakukan pemeriksaan, menanyai langsung Sri yang mengaku kehilangan anaknya Oura.
“Jadi mulanya, Sri hendak mengisi minyak di SPBU Simpang Pemda. Namun karena SPBU tutup, Sri pergi ke SPBU Simpang Selayang,” ujar Yasir. “Sri lupa saat itu ia meletakkan anaknya di lampu merah (traffic light) Simpang Pemda dan ia langsung pergi ke SPBU Simpang Selayang,” sambungnya.
Setelah mengisi minyak di SPBU Simpang Selayang, Sri kembali ke traffic light Simpang Pemda. Sri kemudian teriak dan menangis meraung-raung. “Sri mengaku anaknya hilang. Di situ mengundang massa dan seketika langsung berkumpul,” tutur Yasir.
Berselang setengah jam, datang pengemudi ojek menghampiri kerumunan massa dan membawa Oura, anak Sri. Tak diketahui pasti siapa nama pengemudi ojek itu.
Pengemudi ojek mengaku mendengar kejadian penculikan dan mencari anak itu. Alhasil, ia menemukan seorang anak yang ciri-cirinya seperti diutarakan Sri.
“Jadi dibawa tukang ojek itulah anaknya dan membawa anak tersebut ke lokasi kejadian, Simpang Pemda. Anak itu ditemukan di seputaran Jalan Setiabudi,” katanya.
Yasir mengatakan, kejadian tersebut bukanlah penculikan, melainkan keteledoran orangtua yang meninggalkan anaknya saat mengisi minyak di SPBU. Ia berharap kepada warga masyarakat, agar menyaring terlebih dahulu informasi penculikan anak.
“Saat ini memang sedang beredar informasi penculikan anak yang ujung-ujungnya hoax. Artinya tetap waspada, tapi disaring dulu sebelum informasi itu disebarkan agar tidak menyebabkan kegaduhan,” pungkas Yasir.(dvs/ala)