Pascabentrok Antarfakultas di Kampus USU
PEMERIKSAAN ratusan pemuda yang diamankan polisi pascabentrok mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dengan Fakultas Pertanian di kampus Universitas Sumatera Utara (USU) terus berlanjut. Polresta Medan telah menetapkan 23 tersangka dari 172 yang ditangkap dari berbagai lokasi. Senjata tajam, kayu dan batu dikumpulkan petugas sebagai barang bukti.
Selasa pagi Polresta Medan di Jalan HM Said sudah ramai dikunjungi. Tidak seperti hari biasanya. Mereka dari kalangan pemuda dan orang tua. Sepintas seperti sekelompok massa yang hendak berunjuk rasa. Setelah ditelusuri mereka teman-teman dan keluarga mahasiswa yang ditangkap petugas kemarin.”Kami ingin melihat teman kami yang dibawa,” kata seorang pemuda sambil melangkah menuju lantai dua Sat Reskrim Polresta Medan.
Mereka ingin menyaksikan secara langsung pemeriksaan sekelompok pemuda yang ditangkap kepolisian pascabentrok antar mahasiswa di kampus USU di Jalan Almamater Pintu III/Dr Mansyur Medan kemarin.
“Dari 172 yang diamankan, 23 ditetapkan sebagai tersangka, dan kemungkinan tersangka bisa bertambah,” kata Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga.
Kampus USU usai bentrok yang mencederai belasan mahasiswa USU itu dalam kondisi porak-poranda. Sejumlah fasilitas kampus rusak.
Pantauan Sumut Pos di lokasi kejadian terlihat sepi, hanya beberapa petugas securiti kampus terlihat lalu lalang di lokasi.
Sementara fakultas lainnya masih terlihat seperti biasa menjalankan aktifitas belajar mengajar.
Hanya saja kegiatan belajar di Fakultas Teknik Sipil dan Pertanian terganggu. Pihak akademi memutuskan meliburkan kedua fakultas yang bentrok gara-gara saling caci maki itu.
Kepala Humas Universitas USU, Bisru Hafi kepada wartawan mengakui meliburkan dua fakultas tersebut sejak Selasa hingga Rabu (hari ini). Namun, proses akademik untuk mahasiswa di fakultas lain tetap berlangsung seperti biasa. “Kita liburkan dua fakultas ini, untuk menghindari bentrokan lanjutan,” aku Bisru.
Padahal dalam pekan ini juga Fakultas Teknik Sipil dan Pertanian akan mengadakan ujian tengah semester (UTS). Dampak bentrok itu, pihak rektorat pun turut menundanya. “Kita khawatir bentrok kemarin menggangu konsentrasi mahasiswa dua fakultas sehingga kita tunda,” tambahnya.
Kata Bisru, pada sore hari usai tawuran pihak rektorat dan dua fakultas yang disaksikan kepolisian sudah mendamaikan kedua belah pihak dengan menandatangani perjanjian perdamaian. “Pasca bentrok, perdamaian telah dilakukan antara kedua belah pihak, dengan melakukan penandatanganan di atas kertas bermaterai. Kedua belah pihak yang bertikai juga sudah siap menerima sanksi yang akan diberikan pihak universitas dan fakultas. Jika terulang kembali maka akan ada sanksi akademik yang diberikan, bahkan jika perlu masalah itu akan dibawa melalui jalur hukum,” sebut Bisru.
Disinggung mengenai pemicu konflik, Bisru membantah jika konflik tersebut merupakan lanjutan yang terjadi pada September kemarin atau tepatnya saat masa orientasi. “Penyebab masalah bukanlah hal yang layak untuk dibahas, namun menurutnya bagaimana mencari solusi dan jalan keluar agar tidak terulangnya kembali insiden bentrokan.
Menurut Pengamat Pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Rudianto, yang harus dilakukan pemerintah adalah mereformasi sistem pendidikan dari dasar hingga pendidikan tinggi. “Jangan lagi orientasi pendidikan hanya mengejar aspek kuantitas tapi harus kepada kualitasnya,’ katanya.(uma/mag-7/mag-13)
Disibuki Bentrok antar Mahasiswa
SEPERTINYA Polresta Medan terus dihadapkan dengan kasus bentrok antar mahasiswa. Sebelum USU, kepolisian sudah disibukkan dengan aksi brutal dua kelompok mahasiswa dari Fakultas Teknik Sipil dengan Teknik Elektro Universitas HKBP Nomensen (UHN) di Jalan Perintis Kemerdekaan Medan. Bagaimana situasi terakhirnya?
Pantauan Sumut Pos, Selasa (1/11), pihak kepolisian dari Polsekta Medan Timur yang dibantu petugas dari Sat Samapta Polresta Medan masih berjaga-jaga di dalam kampus. Mereka mengantisipasi terjadinya bentrok susulan yang mencederai seorang mahasiswa dari Fakultas Teknik Elektro Muchtar S.
Perlu diketahui usai bentrok Polresta Medan mengamankan 71 pemuda dari dua kubu. Mereka kini masih menjalani pemeriksaan.
Dalam penelusuran wartawan bentrok di kampus UHN ini bukan kali pertama terjadi. Sudah berkali-kali terjadi. Kebanyakan bentrokkan di UHN itu dipicu hanya masalah sepele. Itu terungkap dari beberapa nara sumber yang mengecap di kampus UHN. “Biasanya bentrokan terjadi hanya karena masalah kecil dan salah paham. Seperti gara-gara bermain bola mereka ribut dan merembet ke lainnya,” kata alumni Fakultas Hukum UHN Lenny Verawaty SH MH saat ditemui di kampus UHN, Selasa (1/11).
Selain bermain bola, kata alumni 98 ini, ada lagi karena gara-gara bersenggolan pun bisa pemicu terjadinya bentrok.”Jadi kita pun pusing dibuat mereka itu,” imbuhnya.
Teguh Simatupang, mahasiswa Fakultas Hukum menilai seharusnya mahasiswa itu berpikiran luas jangan berpikiran pendek karena gara-gara sepele langsung bentrok massal. “Jangan hanya karena masalah kecil terus dibesar-besarkan. Tunjukkan lah jati dirinya kalau dia itu mahasiswa,” pungkasnya.
Wakil Ketua Mahatala Univeristas HKBP Nommensen Medan, Jackson Silitonga berharap masalah-masalah sepele itu harus diselesaikan dengan kepala dingin.”Kalau diselesaikan dengan kepala dingin, pasti tidak ada yang namanya bentrokkan dan kampus bisa tentram,” sebutnya. (jon)