27 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

Prihatin Melihat Gepeng dan Anak Jalanan, Gubsu Koordinasi dengan TNI/Polri

prans/sumu tpos GEPENG: Seorang gelandangan pengemis (gepeng) tidur di atas trotoar jalan.
GEPENG: Seorang gelandangan pengemis (gepeng) tidur di atas trotoar jalan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi meminta jajarannya segera melakukan pendataan terhadap para gelandangan dan pengemis (gepeng) serta anak jalanan yang kerap menghiasi wajah sejumlah kota di wilayah ini.

Menurut dia, Dinas Sosial Sumut nantinya harus membina anak-anak jalanan tersebut dan diberikan kehidupan yang lebih laik dan baikn

sehingga tidak lagi berkeliaran di tiap persimpangan jalan.

“Anak-anak di jalan itu harus dibina, dan ditempatkan pada tempat sosial. Kita akan rencanakan yang terbaik kepada anak-anak itu,” katanya menjawab wartawan usai Salat Jumat di Masjid Gubsu, Jalan Sudirman Medan, kemarin.

Namun pada kesempatan itu, dirinya mengaku prihatin melihat anak-anak yang mendapatkan eksploitasi secara ekonomi ataupun kekerasan mental dari oknum tak bertanggungjawab. Baginya, anak-anak Sumut dalah generasi penerus bangsa bahkan dunia.

“Harus kita luruskan, kalau memang tidak mau bina anaknya kita yang bina. Anak adalah masa depan bangsa ini, masa depan Sumatera Utara,” kata mantan Pangkostrad dan Pangdam I/BB itu.

Karenanya ke depan guna memudahkan penjaringan terhadap anak-anak korban eksploitasi, ia akan menjalin koordinasi dengan aparat TNI/Polri untuk menangkapi oknum-oknum tersebut.

Bahkan, tegas Edy, jika benar kedapatan, bukan tidak mungkin sanksi berat akan diberlakukan kepada mereka yang melakukan eksploitasi terhadap anak.

“Setelah didata, anak-anak yang ada di jalan akan dibina, di situlah nantinya akan dilihat mana anak-anak yang memiliki kejeniusan lebih untuk mendapatkan fasilitas pendidikan sampai ke tingkat perguruan tinggi,” katanya.

Gubsu menambahkan, jika terus mendapat kekerasan, tidak akan mungkin negara tau bahwa anak-anak Sumut adalah calon pemimpin, karena memiliki intelektual yang baik. “Kita tidak tau anak-anak di jalan itu apakah jenius atau gimana, kalau dianiaya terus kan sayang, mungkin calon pemimpin negara dia,” pungkasnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten/kota 2019, yang diperbarui pada 9 Januari 2020, terungkap jumlah anak jalanan ada 326 orang, terbanyak di Kota Pematang Siantar yakni 106 orang. Gelandangan meliputi usia muda dan dewasa sebanyak 3.405 orang, dan terbanyak ada di Kabupaten Nias Selatan 3.056 orang.

Sedangkan untuk pengemis, meliputi usia muda dan dewasa sebanyak 192 orang, terbanyak berasal dari Kabupaten Batu Bara. (prn/ila)

prans/sumu tpos GEPENG: Seorang gelandangan pengemis (gepeng) tidur di atas trotoar jalan.
GEPENG: Seorang gelandangan pengemis (gepeng) tidur di atas trotoar jalan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi meminta jajarannya segera melakukan pendataan terhadap para gelandangan dan pengemis (gepeng) serta anak jalanan yang kerap menghiasi wajah sejumlah kota di wilayah ini.

Menurut dia, Dinas Sosial Sumut nantinya harus membina anak-anak jalanan tersebut dan diberikan kehidupan yang lebih laik dan baikn

sehingga tidak lagi berkeliaran di tiap persimpangan jalan.

“Anak-anak di jalan itu harus dibina, dan ditempatkan pada tempat sosial. Kita akan rencanakan yang terbaik kepada anak-anak itu,” katanya menjawab wartawan usai Salat Jumat di Masjid Gubsu, Jalan Sudirman Medan, kemarin.

Namun pada kesempatan itu, dirinya mengaku prihatin melihat anak-anak yang mendapatkan eksploitasi secara ekonomi ataupun kekerasan mental dari oknum tak bertanggungjawab. Baginya, anak-anak Sumut dalah generasi penerus bangsa bahkan dunia.

“Harus kita luruskan, kalau memang tidak mau bina anaknya kita yang bina. Anak adalah masa depan bangsa ini, masa depan Sumatera Utara,” kata mantan Pangkostrad dan Pangdam I/BB itu.

Karenanya ke depan guna memudahkan penjaringan terhadap anak-anak korban eksploitasi, ia akan menjalin koordinasi dengan aparat TNI/Polri untuk menangkapi oknum-oknum tersebut.

Bahkan, tegas Edy, jika benar kedapatan, bukan tidak mungkin sanksi berat akan diberlakukan kepada mereka yang melakukan eksploitasi terhadap anak.

“Setelah didata, anak-anak yang ada di jalan akan dibina, di situlah nantinya akan dilihat mana anak-anak yang memiliki kejeniusan lebih untuk mendapatkan fasilitas pendidikan sampai ke tingkat perguruan tinggi,” katanya.

Gubsu menambahkan, jika terus mendapat kekerasan, tidak akan mungkin negara tau bahwa anak-anak Sumut adalah calon pemimpin, karena memiliki intelektual yang baik. “Kita tidak tau anak-anak di jalan itu apakah jenius atau gimana, kalau dianiaya terus kan sayang, mungkin calon pemimpin negara dia,” pungkasnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten/kota 2019, yang diperbarui pada 9 Januari 2020, terungkap jumlah anak jalanan ada 326 orang, terbanyak di Kota Pematang Siantar yakni 106 orang. Gelandangan meliputi usia muda dan dewasa sebanyak 3.405 orang, dan terbanyak ada di Kabupaten Nias Selatan 3.056 orang.

Sedangkan untuk pengemis, meliputi usia muda dan dewasa sebanyak 192 orang, terbanyak berasal dari Kabupaten Batu Bara. (prn/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/