MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) mengimbau masyarakat agar jangan mudah terprovokasi dan tetap menjaga kondusifitas di Sumut, serta tidak terpancing terhadap aksi massa yang terjadi di Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Polres Ciamis, Jawa Barat (Jabar) pasca Muhammad Rizieq Shihab (MRS) ditahan di Polda Metro Jaya.
Hal itu disampaikan Kapolda Sumut, Irjen Pol Martuani Sormin melalui Kabid Humas Polda Sumut, AKBP Tatan Dirsan Atmaja SIK kepada Sumut Pos di Medan, Senin (14/12).
Imbauan tersebut disampaikan Tatan, terkait statement Kabaharkam Polri Komjen Agus Andrianto, Minggu (13/12), yang meminta agar seluruh Kapolda di seluruh Indonesia dapat mengantisipasi gerakan massa, usai Muhammad Rizieq Shihab (MRS) ditahan di Polda Metro Jaya.
“Sumut sudah kondusif, sehingga kita mengimbau warga agar tidak terpancing dan ikut-ikutan seperti yang terjadi di Sulsel dan Ciamis, Jabar. Khususnya warga di Kota Medan, dan yang terkhususnya lagi kepada massa FPI di Sumut,” imbaunya.
Ia berharap, agar seluruh pihak dapat mempercayakan hal tersebut kepada pihak berwenang, dalam hal ini Polda Metro Jaya. “Mari kita sama-sama menjaga keamanan, kenyamanan dan ketertiban di Sumut yang kita cintai ini,” imbaunya.
Sebelumnya, sejumlah aksi protes terhadap kepolisian terjadi menyusul Muhammad Rizieq Shihab (MRS) ditahan di Polda Metro Jaya. Di antaranya pelemparan bom molotov di Polda Sulawesi Selatan, dan massa pendukung Rizieq menyerbu Polres Ciamis pada Minggu (13/12).
Atas adanya gerakan massa itu, Kabaharkam Polri Komjen Agus Andrianto pun meminta kepada seluruh kapolda untuk mengantisipasi hal tersebut. Apalagi, Kapolri Jenderal Idham Azis telah mengeluarkan telegram khusus untuk peningkatan keamanan.
“Sudah ada contoh beberapa kapolda dimutasi terjadi kerumunan yang mengabaikan protokol kesehatan, arahan Bapak Kapolri sudah jelas dan tentu saja para kapolda akan melaksanakan petunjuk dan arahan Bapak Kapolri,” kata Komjen Pol Agus Andrianto.
Ia menyoroti kerumunan yang terjadi di Polres Ciamis, hal tersebut dilakukan massa pendukung Rizieq yang meminta agar imam besar Front Pembela Islam (FPI) itu dibebaskan.
“Menyampaikan pendapat dilakukan harus mematuhi protokol kesehatan mengingat pandemi Covid-19 di Indonesia sudah melampaui angka 6.000 yang terkonfirmasi positif per hari, yang meninggal sudah di atas 100 orang dalam beberapa hari berturut-turut,” terang mantan Kapolda Sumatera Utara itu.
Dia pun meminta para kapolda seluruh wilayah untuk lebih berani dalam mengambil tindakan, terlebih dalam kegiatan yang jelas-jelas melanggar hukum. (mag-1/ila)