30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Terminal Amplas Megah tapi Sunyi Penumpang, Mubazir!

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejak diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 9 Februari 2023, Terminal Amplas masih belum berfungsi maksimal melayani masyarakat. Alhasil, pembangunan terminal yang diklaim sebagai terminal termegah layaknya bandara dan menelan biaya hingga Rp42,8 miliar itu, menjadi mubazir PantauanSumut Pos di Terminal Tipe A Amplas yang berlokasi di Jalan KH Rifai Manaf Lubis, Medan Amplas itu, Rabu (1/3), tak terlihat satu orangpun penumpang. Kursi di ruang tunggu, kosong melompong.

Hanya sejumlah petugas pelayanan dan petugas kebersihan yang berlalu lalang di area lokasi. Dan kebetulan saat itu, sedang ada kunjungan kerja
rombongan pejabat dari Jakarta di Terminal itu. Sejumlah stand atau tenant yang ada di dalam gedung juga terlihat tidak ada aktivitas alias tutup.

Di area parkir depan gedung Terminal Amplas, hanya sejumlah kendaraan roda empat dan roda dua yang terparkir. Sejak Pukul 15.30-16.30 WIB, hanya sekira tiga bus yang berangkat dari terminal, sedangkan dua bus lainnya terlihat masih terparkir di samping gedung terminal.

Kondisi ini kontras dengan pemandangan di pool bus yang berlokasi di sepanjang Jalan Sisingamangaraja Medan. Dari amatan Sumut Pos, operator bus baik AKDP maupun AKAP, masih menaikan dan menurunkan penumpang di masing-masing pool mereka.

Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Sumut, Agustinus saat dimintai pendapatnya, mengaku belum mengetahui apa penyebab
Terminal Amplas itu sepi dari aktivitas angkutan umum dan penumpang. “Kita belum tahu kenapa sunyi, setelah dioperasikan,” kata Agustinus,
Kamis (2/3) lalu.

Menurutnya, Dishub Sumut sudah melakukan sosialisasi untuk mengajak operator AKDP di Kota Medan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di
terminal yang dikelola Balai Pengelolaan Transportasi Darat (BPTD) II Sumut itu.

“Kami sudah rapat untuk itu. Stakholder kita khususnya angkutan AKDP (di bawah naungan Dishub Sumut). AKAP gawean Kementerian Perhubungan,” terangnya. Agustinus juga mengaku sudah mengimbau AKDP untuk masuk terminal dan naik turun di Terminal Amplas, bukan melakukan aktivitas di pool. “Itu sudah kita lakukan, sudah kita udang operator bus AKDP. Untuk pengoperasian Terminal Amplas, domain BPTD dan AKAP di bawah naungan Kemenhub,” jelasnya lagi.

Meski bangunan megah, diakui Agustinus kalau kapasitas gedung Terminal Tipe A Amplas tidak terlalu banyak sehingga tidak mampu menampung
semua angkutan umum yang ada. Meski begitu, Terminal Amplas akan difungsikan dengan baik sesuai dengan fungsinya.

“Memang dengan kapasitas terminal sekarang, tidak bisa mengakomodir semua angkutan perkotaan, AKDP, dan AKAP. Luasan (kapasitas) seperti itu,
angkot saja yang masuk sudah habis itu. Kondisinyaseperti itu,” sebutnya.

Lebih lanjut Agustinus menjelaskan, Dishub Sumut akan menyelusuri apa penyebab sepinya aktivitas di Terminal Amplas. “Apakah dengan kapasitas yang terbatas itu, sehingga angkutan tertentu saja yang masuk (terminal) atau bagaimana, kurang paham juga kita. Coba nanti saya tanyakan atau koordinasikan dengan BPTD.

Kita belum tahu apa masalahnya, kita belum tahu itu. Dicoba per operator, apa kendalanya,” ujarnya.

Dia juga menyayangkan jika terminal dengan fasilitas yang lengkap dan megah itu tidak difungsikan secara maksimal. “Untuk fasilitas terminal sudah bagus. AKAP dan AKDP didorong untuk masuk ke dalam terminal dulu. Terutama AKAP yang dikelola sendiri Kemenhub, itu saja belum masuk. Kalau itu masuk, sudah terlihat operasionalnya. Ini masih naik turun di pool masing-masing,” ketusnya.

Agustinus juga mengingatkan para operator bus untuk memaksimalkan fungsi Terminal Amplas yang memiliki bangunan megah itu. Diakuinya, BPTD
Sumut tidak bisa bekerja sendirian. Harus melibatkan Dishub Sumut dan Dishub Kota Medan.

“Harus kerja sama, BPTD tidak bisa bekerja sendirian. BPTD harus didukung Pemda, biar Pemko Medan mengepus biar tidak ada pool di pinggir
jalan. Kecuali terminal, BPTD harus pro aktif mengajak,” tandas Agustinus.

Meski terlihat sepi dari aktivitas angkutan umum, namun Koordinator Satpel Terminal Amplas, Edi M Manurung mengklaim, sejak Terminal Tipe A
Apmlas diresmikan, penumpang mengalami peningkatan hampir 15 persen, baik bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), Antar Kota maupun Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), dengan jumlah pengunjung berkisar 1.500 hingga 2.000 orang per 1×24 jam, dengan 3 shifting, dari Pukul 08.00 WIB
hingga esok pagi di jam yang sama.

Sementara tujuan penumpang terbanyak, didominasi Palembang, Jambi, Bengkulu, dan Lampung. Untuk Jawa, yakni Surabaya. Untuk bus AKDP, penumpang paling banyak ke Rantauprapat, Pematangsiantar dan Tanjungbalai. Sedangkan untuk tarif masih standar, belum ada kenaikan.

“Yang paling ramai penumpang saat akhir pekan (weekend) atau mudik nanti. Masyarakat bebas membeli tiket dimana saja, sama seperti Bandara, tetapi naik turunnya didorong dari terminal.

Nanti kita juga akan koneksikan untuk bus online dan angkutan kota (angkot),” ujar Edi didampingi Staf Danru Terminal Amplas, Muklis Siregar.
Disinggung terkait pool-pool bus AKAP, Edi juga menyadari masih perlu penataan ulang kembali dalam segi penertiban bus sebagai wadah naik turunnya penumpang di Kota Medan ini.

Pihaknya mengaku, sudah mendorong dan bekerja sama dengan para petunjuk operasional (PO) di Kota Medan, terkait pemanfaatan sarana dan
prasarana serta naik turunnya penumpang dari Terminal Amplas tersebut.

“Masyarakat juga sudah merespon atas terminal baru ini. Kita melihat sudah 80 persen penumpang sudah naik turunnya di Terminal Amplas. Jadi bus-bus yang berangkat dari Jalan Sisingamangaraja Medan, kita melihat masih ada beberapa pool-pool bus AKAP. Sesuai petunjuk yang diterima, pool tetap pool, tetapi kita sudah mendorong agar naik turunnya penumpang di Terminal Amplas,” katanya.

Disinggung kembali soal kendala yang dihadapi selama ini, dia mengungkapkan, bahwa ruas jalan di Kota Medan menjadi kendala untuk bus berangkat pergi, terutama pintu masuk Terminal Amplas yang sangat sempit, sementara jumlah kendaraan sangat padat. “Kita sudah koordinasi dengan pihak Satlantas Polsek Patumbak agar dibantu dari segi kemacetan di jam-jam padat. Namun karena keterbatasan personel, maka kita
juga soundingkan ke pimpinan,” tukasnya.(gus/dwi/adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejak diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 9 Februari 2023, Terminal Amplas masih belum berfungsi maksimal melayani masyarakat. Alhasil, pembangunan terminal yang diklaim sebagai terminal termegah layaknya bandara dan menelan biaya hingga Rp42,8 miliar itu, menjadi mubazir PantauanSumut Pos di Terminal Tipe A Amplas yang berlokasi di Jalan KH Rifai Manaf Lubis, Medan Amplas itu, Rabu (1/3), tak terlihat satu orangpun penumpang. Kursi di ruang tunggu, kosong melompong.

Hanya sejumlah petugas pelayanan dan petugas kebersihan yang berlalu lalang di area lokasi. Dan kebetulan saat itu, sedang ada kunjungan kerja
rombongan pejabat dari Jakarta di Terminal itu. Sejumlah stand atau tenant yang ada di dalam gedung juga terlihat tidak ada aktivitas alias tutup.

Di area parkir depan gedung Terminal Amplas, hanya sejumlah kendaraan roda empat dan roda dua yang terparkir. Sejak Pukul 15.30-16.30 WIB, hanya sekira tiga bus yang berangkat dari terminal, sedangkan dua bus lainnya terlihat masih terparkir di samping gedung terminal.

Kondisi ini kontras dengan pemandangan di pool bus yang berlokasi di sepanjang Jalan Sisingamangaraja Medan. Dari amatan Sumut Pos, operator bus baik AKDP maupun AKAP, masih menaikan dan menurunkan penumpang di masing-masing pool mereka.

Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Sumut, Agustinus saat dimintai pendapatnya, mengaku belum mengetahui apa penyebab
Terminal Amplas itu sepi dari aktivitas angkutan umum dan penumpang. “Kita belum tahu kenapa sunyi, setelah dioperasikan,” kata Agustinus,
Kamis (2/3) lalu.

Menurutnya, Dishub Sumut sudah melakukan sosialisasi untuk mengajak operator AKDP di Kota Medan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di
terminal yang dikelola Balai Pengelolaan Transportasi Darat (BPTD) II Sumut itu.

“Kami sudah rapat untuk itu. Stakholder kita khususnya angkutan AKDP (di bawah naungan Dishub Sumut). AKAP gawean Kementerian Perhubungan,” terangnya. Agustinus juga mengaku sudah mengimbau AKDP untuk masuk terminal dan naik turun di Terminal Amplas, bukan melakukan aktivitas di pool. “Itu sudah kita lakukan, sudah kita udang operator bus AKDP. Untuk pengoperasian Terminal Amplas, domain BPTD dan AKAP di bawah naungan Kemenhub,” jelasnya lagi.

Meski bangunan megah, diakui Agustinus kalau kapasitas gedung Terminal Tipe A Amplas tidak terlalu banyak sehingga tidak mampu menampung
semua angkutan umum yang ada. Meski begitu, Terminal Amplas akan difungsikan dengan baik sesuai dengan fungsinya.

“Memang dengan kapasitas terminal sekarang, tidak bisa mengakomodir semua angkutan perkotaan, AKDP, dan AKAP. Luasan (kapasitas) seperti itu,
angkot saja yang masuk sudah habis itu. Kondisinyaseperti itu,” sebutnya.

Lebih lanjut Agustinus menjelaskan, Dishub Sumut akan menyelusuri apa penyebab sepinya aktivitas di Terminal Amplas. “Apakah dengan kapasitas yang terbatas itu, sehingga angkutan tertentu saja yang masuk (terminal) atau bagaimana, kurang paham juga kita. Coba nanti saya tanyakan atau koordinasikan dengan BPTD.

Kita belum tahu apa masalahnya, kita belum tahu itu. Dicoba per operator, apa kendalanya,” ujarnya.

Dia juga menyayangkan jika terminal dengan fasilitas yang lengkap dan megah itu tidak difungsikan secara maksimal. “Untuk fasilitas terminal sudah bagus. AKAP dan AKDP didorong untuk masuk ke dalam terminal dulu. Terutama AKAP yang dikelola sendiri Kemenhub, itu saja belum masuk. Kalau itu masuk, sudah terlihat operasionalnya. Ini masih naik turun di pool masing-masing,” ketusnya.

Agustinus juga mengingatkan para operator bus untuk memaksimalkan fungsi Terminal Amplas yang memiliki bangunan megah itu. Diakuinya, BPTD
Sumut tidak bisa bekerja sendirian. Harus melibatkan Dishub Sumut dan Dishub Kota Medan.

“Harus kerja sama, BPTD tidak bisa bekerja sendirian. BPTD harus didukung Pemda, biar Pemko Medan mengepus biar tidak ada pool di pinggir
jalan. Kecuali terminal, BPTD harus pro aktif mengajak,” tandas Agustinus.

Meski terlihat sepi dari aktivitas angkutan umum, namun Koordinator Satpel Terminal Amplas, Edi M Manurung mengklaim, sejak Terminal Tipe A
Apmlas diresmikan, penumpang mengalami peningkatan hampir 15 persen, baik bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), Antar Kota maupun Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), dengan jumlah pengunjung berkisar 1.500 hingga 2.000 orang per 1×24 jam, dengan 3 shifting, dari Pukul 08.00 WIB
hingga esok pagi di jam yang sama.

Sementara tujuan penumpang terbanyak, didominasi Palembang, Jambi, Bengkulu, dan Lampung. Untuk Jawa, yakni Surabaya. Untuk bus AKDP, penumpang paling banyak ke Rantauprapat, Pematangsiantar dan Tanjungbalai. Sedangkan untuk tarif masih standar, belum ada kenaikan.

“Yang paling ramai penumpang saat akhir pekan (weekend) atau mudik nanti. Masyarakat bebas membeli tiket dimana saja, sama seperti Bandara, tetapi naik turunnya didorong dari terminal.

Nanti kita juga akan koneksikan untuk bus online dan angkutan kota (angkot),” ujar Edi didampingi Staf Danru Terminal Amplas, Muklis Siregar.
Disinggung terkait pool-pool bus AKAP, Edi juga menyadari masih perlu penataan ulang kembali dalam segi penertiban bus sebagai wadah naik turunnya penumpang di Kota Medan ini.

Pihaknya mengaku, sudah mendorong dan bekerja sama dengan para petunjuk operasional (PO) di Kota Medan, terkait pemanfaatan sarana dan
prasarana serta naik turunnya penumpang dari Terminal Amplas tersebut.

“Masyarakat juga sudah merespon atas terminal baru ini. Kita melihat sudah 80 persen penumpang sudah naik turunnya di Terminal Amplas. Jadi bus-bus yang berangkat dari Jalan Sisingamangaraja Medan, kita melihat masih ada beberapa pool-pool bus AKAP. Sesuai petunjuk yang diterima, pool tetap pool, tetapi kita sudah mendorong agar naik turunnya penumpang di Terminal Amplas,” katanya.

Disinggung kembali soal kendala yang dihadapi selama ini, dia mengungkapkan, bahwa ruas jalan di Kota Medan menjadi kendala untuk bus berangkat pergi, terutama pintu masuk Terminal Amplas yang sangat sempit, sementara jumlah kendaraan sangat padat. “Kita sudah koordinasi dengan pihak Satlantas Polsek Patumbak agar dibantu dari segi kemacetan di jam-jam padat. Namun karena keterbatasan personel, maka kita
juga soundingkan ke pimpinan,” tukasnya.(gus/dwi/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/