BATANGTORU, SUMUTPOS – PT Agincourt Resources (PTAR) adalah salah satu perusahaan pertambangan yang memiliki persentase karyawan perempuan tertinggi di Indonesia. Hingga akhir tahun 2022, terdapat 733 perempuan, atau 21,65% dari total tenaga kerja yang bekerja di PTAR dan mitra kerja.
Sebanyak 65 perempuan, atau 25,69% dari karyawan perempuan, menduduki posisi manajemen. Di tingkat manajemen tertinggi, terdapat 2 orang perempuan diangkat sebagai komisaris dan direktur.
Hal tersebut dipaparkan Rahmat Lubis, General Manager Operations PTAR dalam acara PERAN SEPADAN (Perayaan KesetARaan – Serentak Berpacu dalam Kesetaraan dan Keberagaman), di Sports Hall Tor Sipalpal, area Tambang Emas Martabe, Kelurahan Aek Pining, Kecamatan Batangtoru, Tapanuli Selatan, Kamis (4/5/2023).
Kepada ratusan karyawan PTAR dan kontraktor yang hadir dalam kegiatan, Rahmat menyampaikan, keberagaman menjadi dasar bagi perusahaan untuk tumbuh dan menciptakan nilai bagi pemangku kepentingan melalui kinerja usaha yang aman, efisien, dan bertanggung jawab.
“Penciptaan nilai ini tidak hanya pada aspek ekonomi, namun juga lingkungan, sosial, dan tata kelola kenanekaragaman hayati,” terang Rahmat.
Lebih lanjut, Rahmat melanjutkan, tema ‘Our Growth is Made Real Through Diversity and Biodiversity’ yang diangkat dalam kegiatan, memiliki makna bahwa pertumbuhan karyawan maupun perusahaan akan semakin terwujud dengan adanya keberagaman dan juga terkoneksi kuat dengan keanekaragaman hayati sejalan dengan program PTAR.
Acara yang digelar dalam rangka memperingati Hari Kartini ini diisi dengan beberapa rangkaian kegiatan, di antaranya workshop personal branding oleh Kamidia Radisti dan Edo Fernando, presenter TV dan praktisi komunikasi; GREAT talk bersama Rahmat Lubis, General Manager Operations PTAR, Sandra Makadada, Human Capital Senior Manager PTAR, dan Davina Veronica, aktris sekaligus penggiat lingkungan dan satwa; serta dimeriahkan oleh penampilan musik dari Citra Scholastika.
Menurut Sandra Makadada, semangat emansipasi, kesetaraan, dan keberanian yang diperjuangkan oleh RA Kartini telah terwujud dalam lingkungan kerja PTAR. Namun, lanjutnya, semangat itu perlu terus dipupuk dan diinternalisasikan bersama nilai-nilai GREAT yang dimiliki PTAR.
Dirinya juga mengatakan, workshop personal branding yang dibawakan oleh para praktisi komunikasi sangat bermanfaat untuk pengembangan diri karyawan.
Menurutnya, dalam workshop ini para karyawan diajak untuk mengenali diri sendiri dan lebih mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
“Ini satu rangkaian yang bagus. Karyawan diajak lebih mengenali dirinya untuk berkontribusi sesuai potensi yang dimiliki, kemudian dalam GREAT talk yang disampaikan oleh Davina Veronica, kita diajak menggunakan potensi itu untuk memberikan dampak positif bagi pelestarian lingkungan,” kata Sandra.
Sementara itu, Katarina Siburian Hardono, Corporate Communications Senior Manager PTAR menjelaskan, tingginya persentase karyawan perempuan di PTAR, tidak lantas mengorbankan standar kompetensi dari SDM yang diperlukan. Semuanya tetap melalui proses seleksi sesuai prosedur yang berlaku.
Selain menerapkan kebijakan keberagaman gender dalam proses rekrutmen, PTAR juga memiliki kebijakan 4 bulan cuti melahirkan dengan upah penuh bagi karyawan perempuan dan 2 minggu cuti dengan upah penuh bagi karyawan laki-laki yang istrinya melahirkan. PTAR juga menerapkan Kebijakan Anti-Pelecehan, Kebijakan Laktasi, dan Kode Praktik tentang Mengelola Pembatasan Kerja Terkait Kehamilan.
“Kebijakan Anti-Pelecehan adalah upaya untuk menghilangkan tindakan diskriminasi, intimidasi, ancaman, dan pelecehan di tempat kerja. Setiap tahun, kami menyelengggarakan berbagai pelatihan terkait keberagaman dan kesetaraan gender bagi karyawan laki-laki dan perempuan sebagai wujud komitmen PTAR,” pungkas Katarina. (Rel)