26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Lini Depan Riskan

LINI depan PSMS tengah dilanda krisis. Pasca menjalani tur ke tiga pulau, PSMS praktis hanya memiliki dua striker murni. Caretaker PSMS Suharto hanya punya Osas Saha dan Nico Malau sebagai opsi utama. Striker lain yang tersisa pasca perombakan di tranfer window, Arie Supriyatna juga dicoret karena dinilai indisipliner.

Kondisi ini tak ayal cukup memusingkan pelatih berkepala plontos itu. Setiap tim butuh minimal empat striker untuk melapis duet striker utama. Bila Saha atau Nico terbelit cedera atau akumulasi kartu, Suharto tentu tidak akan punya lain.

“Ya mau gimana lagi. Jika memang kita hanya punya dua striker sampai akhir musim. Kondisi ini memang sulit tapi kita akan berusaha menyiasatinya lewat strategi di lapangan,” ujar Suharto kemarin.

Pasca pencoretan terhadap tiga striker saat bursa paruh musim, manajemen PSMS memang tak merekrut striker. Penambahan pemain hanya dilakukan di sektor gelandang. Itu punya hanya tiga pemain yang direkrut. Manajemen sempat menjanjikan merekrut dua naturalisasi, Ruben Wuarbanaran dan Tony Cussel. Namun keduanya belum juga bergabung.

Ruben setidaknya bisa membuat Suharto punya pilihan di lini depan. Namun kabar terakhir menyebutkan pemain naturalisasi yang direkrut dari Pelita Jaya ini masih menjalani pemulihan cedera di Belgia. Tentu saja PSMS tak bisa mengharapkan Ruben meskipun ia bergabung.
Produktivitas dua striker tersisa PSMS ini pun juga belakangan menurun. Nico Malau yang dalam dua laga terakhir naik pangkat menjadi striker utama terbilang masih hijau. Meski cukup baik dalam skill individu, koleksi golnya baru terhenti di angka dua. Sementara Saha belakangan ini kurang produktif. Dari enam laga terakhir ia hanya menceploskan dua gol. Salah satunya lahir dari titik putih.

“Lini depan memang menjadi fokus saya untuk dibenahi. Terutama menyoal finishing. Sudah ada beberapa nama untuk dijadikan striker. Mungkin opsi lainnya kita akan merubah posisi pemain menjadi striker,” ungkapnya.

Opsi terdekat untuk mereposisi pemain tentu dari sektor gelandang. Para gelandang PSMS yang cukup produktif saat ini adalah Zulkarnain dan Nastcha Ceh. Keduanya telah mengoleksi masing-masing tiga gol. Namun Zulkarnain saat ini tengah dalam masa pemulihan cedera. Sementara Nastcha Ceh lebih dibutuhkan sebagai pengatur serangan. Peran itu cukup baik dilakukannya sejak bergabung dengan PSMS di putaran kedua. Lain lagi Shin Hyun Joon saat ini belum menunjukkan perannya.

“Ceh posisinya lebih baik sebagai playmaker. Kalau memang terdesak kita bisa saja menggunakan satu striker,” pungkasnya. (mag-18)

LINI depan PSMS tengah dilanda krisis. Pasca menjalani tur ke tiga pulau, PSMS praktis hanya memiliki dua striker murni. Caretaker PSMS Suharto hanya punya Osas Saha dan Nico Malau sebagai opsi utama. Striker lain yang tersisa pasca perombakan di tranfer window, Arie Supriyatna juga dicoret karena dinilai indisipliner.

Kondisi ini tak ayal cukup memusingkan pelatih berkepala plontos itu. Setiap tim butuh minimal empat striker untuk melapis duet striker utama. Bila Saha atau Nico terbelit cedera atau akumulasi kartu, Suharto tentu tidak akan punya lain.

“Ya mau gimana lagi. Jika memang kita hanya punya dua striker sampai akhir musim. Kondisi ini memang sulit tapi kita akan berusaha menyiasatinya lewat strategi di lapangan,” ujar Suharto kemarin.

Pasca pencoretan terhadap tiga striker saat bursa paruh musim, manajemen PSMS memang tak merekrut striker. Penambahan pemain hanya dilakukan di sektor gelandang. Itu punya hanya tiga pemain yang direkrut. Manajemen sempat menjanjikan merekrut dua naturalisasi, Ruben Wuarbanaran dan Tony Cussel. Namun keduanya belum juga bergabung.

Ruben setidaknya bisa membuat Suharto punya pilihan di lini depan. Namun kabar terakhir menyebutkan pemain naturalisasi yang direkrut dari Pelita Jaya ini masih menjalani pemulihan cedera di Belgia. Tentu saja PSMS tak bisa mengharapkan Ruben meskipun ia bergabung.
Produktivitas dua striker tersisa PSMS ini pun juga belakangan menurun. Nico Malau yang dalam dua laga terakhir naik pangkat menjadi striker utama terbilang masih hijau. Meski cukup baik dalam skill individu, koleksi golnya baru terhenti di angka dua. Sementara Saha belakangan ini kurang produktif. Dari enam laga terakhir ia hanya menceploskan dua gol. Salah satunya lahir dari titik putih.

“Lini depan memang menjadi fokus saya untuk dibenahi. Terutama menyoal finishing. Sudah ada beberapa nama untuk dijadikan striker. Mungkin opsi lainnya kita akan merubah posisi pemain menjadi striker,” ungkapnya.

Opsi terdekat untuk mereposisi pemain tentu dari sektor gelandang. Para gelandang PSMS yang cukup produktif saat ini adalah Zulkarnain dan Nastcha Ceh. Keduanya telah mengoleksi masing-masing tiga gol. Namun Zulkarnain saat ini tengah dalam masa pemulihan cedera. Sementara Nastcha Ceh lebih dibutuhkan sebagai pengatur serangan. Peran itu cukup baik dilakukannya sejak bergabung dengan PSMS di putaran kedua. Lain lagi Shin Hyun Joon saat ini belum menunjukkan perannya.

“Ceh posisinya lebih baik sebagai playmaker. Kalau memang terdesak kita bisa saja menggunakan satu striker,” pungkasnya. (mag-18)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/