26 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Puasa Mulai 20 Juli

Muhammadiyah Tidak Ikut Sidang Isbat

JAKARTA- Pimpinan Pusat Muhammadiyah tampaknya telah menyepakati permulaan puasa yang dimulai tanggal 20 Juli. Bahkan, Muhammadiyah menyatakan tidak akan mengikuti sidang isbat, yang merupakan pertemuan sejumlah organisasi keagamaan dalam menentukan awal bulan Puasa atau Hari Raya Idul Fitri.

“Kita sudah memutuskan, Insya Allah 20 Juli hari pertama puasa dan 19 Juli mulai shalat tarawih.

Tapi kami tidak ikut sidang isbat,”ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin saat ditemui di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), kemarin (27/6).

Menurut Din, sidang isbat hanya mengutamakan pandangan pemerintah. Dia menilai sidang isbat kerap berjalan tidak objektif. Selain itu, dalam sidang isbat tidak terdapat upaya musyawarah yang melibatkan banyak pihak. “Pada pikiran Muhammadiyah, itu (sidang isbat) tidak perlu. Karena itu hanya pikiran subjektif pemerintah dan biasanya tidak ada musyawarah dan tidak ada diskusi,” jelas Din.

Dalam sidang isbat, lanjut Din, pemerintah tidak pernah menampung perbedaan pendapat dari masyarakat, khususnya umat Islam. Karena itu, Muhammadiyah telah menolak mengikuti sidang isbat sejak tahun lalu. “Pemerintah cenderung tidak mengayomi seluruh umat. Seharusnya pemerintah mengayomi seluruh umat yang berbeda pendapat. Muhammadiyah sejak tahun lalu sudah mengirimkan surat tidak akan ikut sidan isbat,”tegasnya.

Sebelumnya, Ketua PP Muhammadiyah Abd Fattah Wibisono sudah menegaskan bahwa penetapan 1 Ramadhan versi Muhammdiyah sudah sesuai dengan syariah. Dia mengatakan, Nabi Muhammad sudah bisa menetapkan awal Ramadhan ketika ada salah satu pemantau hilal yang mau disumpah sudah melihat hilal. “Pada 19 Juli hilal sudah di atas ufuk (lebih dari 0 derajat). Sehingga sudah masuk bulan Ramadhan,” katanya.

Sementara itu, pemerintah menggunakan ketentuan awal bulan posisi hilal harus lebih dari 2 derajat. Sebab, pada 19 Juli posisi hilal belum diatas 2 derajat, maka jumlah hari pada bulan Syakban digenapkan menjadi 30 hari. Dengan penggenapan ini, kemungkinan besar pemerintah menetapkan 1 Ramadhan 1433 H/2012 M jatuh pada 21 Juli. Sementara salah tarawih dimulai pada 20 Juli. (ken/jpnn)

Muhammadiyah Tidak Ikut Sidang Isbat

JAKARTA- Pimpinan Pusat Muhammadiyah tampaknya telah menyepakati permulaan puasa yang dimulai tanggal 20 Juli. Bahkan, Muhammadiyah menyatakan tidak akan mengikuti sidang isbat, yang merupakan pertemuan sejumlah organisasi keagamaan dalam menentukan awal bulan Puasa atau Hari Raya Idul Fitri.

“Kita sudah memutuskan, Insya Allah 20 Juli hari pertama puasa dan 19 Juli mulai shalat tarawih.

Tapi kami tidak ikut sidang isbat,”ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin saat ditemui di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), kemarin (27/6).

Menurut Din, sidang isbat hanya mengutamakan pandangan pemerintah. Dia menilai sidang isbat kerap berjalan tidak objektif. Selain itu, dalam sidang isbat tidak terdapat upaya musyawarah yang melibatkan banyak pihak. “Pada pikiran Muhammadiyah, itu (sidang isbat) tidak perlu. Karena itu hanya pikiran subjektif pemerintah dan biasanya tidak ada musyawarah dan tidak ada diskusi,” jelas Din.

Dalam sidang isbat, lanjut Din, pemerintah tidak pernah menampung perbedaan pendapat dari masyarakat, khususnya umat Islam. Karena itu, Muhammadiyah telah menolak mengikuti sidang isbat sejak tahun lalu. “Pemerintah cenderung tidak mengayomi seluruh umat. Seharusnya pemerintah mengayomi seluruh umat yang berbeda pendapat. Muhammadiyah sejak tahun lalu sudah mengirimkan surat tidak akan ikut sidan isbat,”tegasnya.

Sebelumnya, Ketua PP Muhammadiyah Abd Fattah Wibisono sudah menegaskan bahwa penetapan 1 Ramadhan versi Muhammdiyah sudah sesuai dengan syariah. Dia mengatakan, Nabi Muhammad sudah bisa menetapkan awal Ramadhan ketika ada salah satu pemantau hilal yang mau disumpah sudah melihat hilal. “Pada 19 Juli hilal sudah di atas ufuk (lebih dari 0 derajat). Sehingga sudah masuk bulan Ramadhan,” katanya.

Sementara itu, pemerintah menggunakan ketentuan awal bulan posisi hilal harus lebih dari 2 derajat. Sebab, pada 19 Juli posisi hilal belum diatas 2 derajat, maka jumlah hari pada bulan Syakban digenapkan menjadi 30 hari. Dengan penggenapan ini, kemungkinan besar pemerintah menetapkan 1 Ramadhan 1433 H/2012 M jatuh pada 21 Juli. Sementara salah tarawih dimulai pada 20 Juli. (ken/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/