28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

PHS Gelar Seminar Tambang dan Aksi Tanam Pohon

TAPANULI SELATAN- Perkumpulan Hijau Sumatera (PHS) bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Lembaga Kajian dan Advokasi Rakyat (eLKAR) Tapanuli Selatan menggelar aksi tanam 3.000 bibit pohon dan diskusi tambang di Sipirok, Tapanuli Selatan, belum lama ini. Gelaran ini sebagai bentuk kampanye akan pentingnya penjagaan ekosistem lingkungan hidup.

“Kegiatan ini bertujuan menyadarkan pemerintah dan masyarakat untuk melakukan rehabilitasi lahan dan kampanye lingkungan hidup guna mempertahankan hutan alam yang masih tersisa sekaligus sosialisasi dampak industri pertambangan terhadap ekosistem yang saat ini sangat marak dan mendapat perlawanan dari masyarakat di wilayah ini,” kata Ketua Dewan Pengurus PHS, Safaruddin Siregar, kepada wartawan didampingi pembicara yakni Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Abet Nego Tarigan dan Kepala Kantor Pusat Pengelolaan Ecoregion (PPE) Sumatra, Muhammad Ilham Malik, di Tor Sibohi Nauli Hotel, Sabtu (22/9).

“Kami berharap masyarakat mau membantu dan bekerjasama melestarikan ekosistem Tapsel dengan cara menanam bantuan bibit pohon gratis ini di pekarangan rumah dan di kawasan lahan kritis di sekitar kita,” ujar Safaruddin Siregar.

Lebih dari 200-an undangan yang datang dari berbagai kecamatan di Tapsel mendapat 2 bibit setiap orang secara gratis. Bibit pohon yang diberikan berupa 1.750 batang bibit mangga, 556 bibit durian, 325 batang bibit rambutan, 200 batang bibit aren dan 125 batang bibit mahoni. Aksi tanam 12.000 pohon ini juga dilakukan di Mandailing Natal, Padang Lawas Utara, Serdang Bedagai, dan Medan.

Dikatakan Safaruddin, bentuk-bentuk penyadaran perlu terus dilakukan kepada masyarakat dan pemerintah untuk melakukan rehabilitasi lahan dan kampanye lingkungan hidup untuk mempertahankan hutan alam yang masih tersisa sekaligus sosialisasi dampak industry pertambangan terhadap ekosistem yang saat ini sangat marak dan mendapat perlawanan dari masyarakat di Tapsel.

Sementara, pada seminar bertajuk “Industri Pertambangan dan Dampak Ekologisnya di Kabupaten Tapanuli Selatan”, terungkap bahwa pemerintah diminta menata ulang hutan di kawasan Kabupaten Tapsel. (*/ril)

TAPANULI SELATAN- Perkumpulan Hijau Sumatera (PHS) bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Lembaga Kajian dan Advokasi Rakyat (eLKAR) Tapanuli Selatan menggelar aksi tanam 3.000 bibit pohon dan diskusi tambang di Sipirok, Tapanuli Selatan, belum lama ini. Gelaran ini sebagai bentuk kampanye akan pentingnya penjagaan ekosistem lingkungan hidup.

“Kegiatan ini bertujuan menyadarkan pemerintah dan masyarakat untuk melakukan rehabilitasi lahan dan kampanye lingkungan hidup guna mempertahankan hutan alam yang masih tersisa sekaligus sosialisasi dampak industri pertambangan terhadap ekosistem yang saat ini sangat marak dan mendapat perlawanan dari masyarakat di wilayah ini,” kata Ketua Dewan Pengurus PHS, Safaruddin Siregar, kepada wartawan didampingi pembicara yakni Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Abet Nego Tarigan dan Kepala Kantor Pusat Pengelolaan Ecoregion (PPE) Sumatra, Muhammad Ilham Malik, di Tor Sibohi Nauli Hotel, Sabtu (22/9).

“Kami berharap masyarakat mau membantu dan bekerjasama melestarikan ekosistem Tapsel dengan cara menanam bantuan bibit pohon gratis ini di pekarangan rumah dan di kawasan lahan kritis di sekitar kita,” ujar Safaruddin Siregar.

Lebih dari 200-an undangan yang datang dari berbagai kecamatan di Tapsel mendapat 2 bibit setiap orang secara gratis. Bibit pohon yang diberikan berupa 1.750 batang bibit mangga, 556 bibit durian, 325 batang bibit rambutan, 200 batang bibit aren dan 125 batang bibit mahoni. Aksi tanam 12.000 pohon ini juga dilakukan di Mandailing Natal, Padang Lawas Utara, Serdang Bedagai, dan Medan.

Dikatakan Safaruddin, bentuk-bentuk penyadaran perlu terus dilakukan kepada masyarakat dan pemerintah untuk melakukan rehabilitasi lahan dan kampanye lingkungan hidup untuk mempertahankan hutan alam yang masih tersisa sekaligus sosialisasi dampak industry pertambangan terhadap ekosistem yang saat ini sangat marak dan mendapat perlawanan dari masyarakat di Tapsel.

Sementara, pada seminar bertajuk “Industri Pertambangan dan Dampak Ekologisnya di Kabupaten Tapanuli Selatan”, terungkap bahwa pemerintah diminta menata ulang hutan di kawasan Kabupaten Tapsel. (*/ril)

Artikel Terkait

Bobby Resmikan Pekan Kuliner Kondang

Dua Artis Meriahkan HMAF 2019

Gagal Jadi Pengusaha, Kini Jadi Pengajar

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/