MEDAN – Warung makan Sup Kambing ‘’Datuk’’ memiliki rasa ngangenin. Begitulah slogan dari warung makan sup kambing ini.
Pemilihan nama ‘’Datuk’’ didasarkan karena sang pemilik Herlina Danis menikah dengan Ifan yang juga orang Melayu. ‘’Datuk sendiri dalam bahasa Melayu berarti orang yang dituakan, “ ujar Ifan suami pemilik Warung Sup Kambing ‘’Datuk ‘’yang berada di Jalan Gagak Hitam No. 96 F Ring Road.
SUP : Warung Sup Kambing ‘’Datuk’’ di Jalan Gagak Hitam Ring Road. //SUMUT POS
Warung yang sudah beroperasi sejak tahun 2008 ini memiki perjalanan panjang untuk bisa seperti saat ini. Dua tahun pertama usaha ini dirintis, omzetnya minus hingga Rp40 juta. Sang pemilik Herlina Danis sempat berfikir untuk menutup usaha ini dan mencoba peruntungan dengan membuka usaha lain. Usaha ini mulai mengalami peningkatan ditahun ke tiga. Omset rata-rata pada hari biasa mencapai Rp3 juta per hari dan untuk malam Sabtu dan malam Senin bisa mencapai Rp4 juta per hari.
Saat ini warung Sup ‘’Datuk’’ mampu menghabiskan 15 kg daging kambing muda, 7 kg iga sapi serta 3 kg daging ayam. “Pemilihan daging sangat selektif. Untuk daging kambing dipilih kambing yang masih remaja karena dagingnya manis dan hanya bagian paha, untuk daging sapi dipilih iga sapi yang berkualitas baik,”beber Ifan.
Menu andalan warung ini adalah sup kambing serta sup kepala kambing, hanya dengan merogoh kocek Rp30 ribu sudah bisa menikmati sup kambing beserta nasi dan Rp60 ribu untuk satu porsi sup kepala kambing.
Untuk proses pemasakan sendiri dilakukan oleh Ifan dan Herlina. “ Resep masakan itu sifatnya rahasia, jadi hanya saya dan istri yang bisa memasaknya. Dan kami dibantu oleh dua orang asisten hanya untuk proses pencucian daging, “ ungkap Ifan.
Warung yang buka setiap hari dari pukul 14.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB ini memiliki delapan orang karyawan dan satu cabang di food court kasuari yang ada di Jalan Kasuari. (mag-8)
MEDAN – Warung makan Sup Kambing ‘’Datuk’’ memiliki rasa ngangenin. Begitulah slogan dari warung makan sup kambing ini.
Pemilihan nama ‘’Datuk’’ didasarkan karena sang pemilik Herlina Danis menikah dengan Ifan yang juga orang Melayu. ‘’Datuk sendiri dalam bahasa Melayu berarti orang yang dituakan, “ ujar Ifan suami pemilik Warung Sup Kambing ‘’Datuk ‘’yang berada di Jalan Gagak Hitam No. 96 F Ring Road.
SUP : Warung Sup Kambing ‘’Datuk’’ di Jalan Gagak Hitam Ring Road. //SUMUT POS
Warung yang sudah beroperasi sejak tahun 2008 ini memiki perjalanan panjang untuk bisa seperti saat ini. Dua tahun pertama usaha ini dirintis, omzetnya minus hingga Rp40 juta. Sang pemilik Herlina Danis sempat berfikir untuk menutup usaha ini dan mencoba peruntungan dengan membuka usaha lain. Usaha ini mulai mengalami peningkatan ditahun ke tiga. Omset rata-rata pada hari biasa mencapai Rp3 juta per hari dan untuk malam Sabtu dan malam Senin bisa mencapai Rp4 juta per hari.
Saat ini warung Sup ‘’Datuk’’ mampu menghabiskan 15 kg daging kambing muda, 7 kg iga sapi serta 3 kg daging ayam. “Pemilihan daging sangat selektif. Untuk daging kambing dipilih kambing yang masih remaja karena dagingnya manis dan hanya bagian paha, untuk daging sapi dipilih iga sapi yang berkualitas baik,”beber Ifan.
Menu andalan warung ini adalah sup kambing serta sup kepala kambing, hanya dengan merogoh kocek Rp30 ribu sudah bisa menikmati sup kambing beserta nasi dan Rp60 ribu untuk satu porsi sup kepala kambing.
Untuk proses pemasakan sendiri dilakukan oleh Ifan dan Herlina. “ Resep masakan itu sifatnya rahasia, jadi hanya saya dan istri yang bisa memasaknya. Dan kami dibantu oleh dua orang asisten hanya untuk proses pencucian daging, “ ungkap Ifan.
Warung yang buka setiap hari dari pukul 14.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB ini memiliki delapan orang karyawan dan satu cabang di food court kasuari yang ada di Jalan Kasuari. (mag-8)
