26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Produksi Film Soekarno Jalan Terus

hanung

MESKI mendapat somasi dari Yayasan Pendidikan Soekarno yang diwakili Rachmawati Soekarnoputri, proses produksi film Soekarno: Indonesia Merdeka! besutan Hanung Bramantyo tetap berlanjut. Sesuai rencana awal, film yang dibintangi Ario Bayu, Lukman Sardi, dan Maudy Koesnaedi itu akan tayang di bioskop tanah air 12 Desember mendatang.

”Ini tidak menyerang, kita berusaha menjelaskan karena kita fokus pada filmnya. Kita berkomitmen film ini akan tetap tayang,” ujar Hanung Bramantyo saat jumpa pers di Multivision Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, kemarin.

Saat ini, produksi film yang menghabiskan dana sekitar Rp 15 miliar itu memasuki tahap post editing. Akhir September ini, film itu akan dibawa ke Moskow, Rusia untuk disisipkan soundtrack-nya. Lalu, master film akan diterbangkan ke Hong Kong untuk di-mixing selama tiga hari, 10-12 November 2013.

”Kita terus melakukan editing super cepat. Mudah-mudahan tanggal 25 September sudah selesai,” harap suami Zaskia Adya Mecca itu. Sebenarnya, lanjut Hanung, bisa saja proses pengerjaan soundtrack dilakukan di Indonesia karena peralatannya tak kalah canggih.

Hanya saja, pihaknya mendapat harga khusus untuk merekam lagu Indonesia Pusaka dan Syukur yang dinyanyikan Rossa. Diaransemen Tya Subiakto, kedua lagu itu akan disuguhkan dalam konsep orkestra. ”Aransemen tetap Tya Subiakto, penyanyinya Rossa. Di Moskow kita hanya menggunakan tim orkestra saja,” terangnya.

Terkait somasi yang dilayangkan Rachmawati Soekarnoputri, Hanung tak mau terlalu memusingkannya. Sutradara kelahiran Jogjakarta, 1 Oktober 1975 itu akan memberikan kesempatan kepada keluarga Soekarno untuk menjadi penonton pertama Soekarno: Indonesia Merdeka! setelah proses editingnya rampung.

”Setelah melakukan editing, kita akan melakukan close video preview. Di sinilah kami berikan kesempatan kepada keluarga (Soekarno) untuk menyaksikan. Tentunya saya akan beritikad baik kepada Ibu Rachmawati untuk menyaksikan film tersebut,” katanya.

Hanung tidak menutup diri atas kritikan dan masukan Rachmawati dan keluarga Soekarno lainnya, setelah nanti menonton filmnya. Bahkan kalau diperlukan, dia akan merevisinya dengan melakukan syuting tambahan.

Itu pernah dilakukannya saat menggarap Cinta tapi Beda yang mengusung cerita percintaan beda suku dan agama. ”Tentunya akan ada masukan. Kalau harus syuting lagi, akan kita lakukan. Seperti film 2014, kita lakukan syuting tambahan. Di film Cinta tapi Beda, kita lakukan juga. Itu sudah hal biasa,” ungkap Hanung.

Bapak dari Kanna Sybilla Bramantyo itu menambahkan, dirinya tidak pernah bermaksud menyakiti atau menjelek-jelekkan pihak tertentu dalam film garapannya. Terlebih untuk film sejarah yang mengangkat kisah hidup bapak bangsa, Soekarno. ”Ini film positif. Tidak ada pemikiran dari saya dan Pak Raam (Raam Punjabi, bos Multivison Plus) menjelekkan seseorang,” tegasnya.

Ditempat yang sama, kuasa hukum PT Tripar Multivition Plus Rivai Kusumanegara mengatakan, somasi yang dilayangkan Rachmawati Soekarnoputri sudah ditanggapi melalui surat tertulis. Dalam surat itu, pihaknya menjelaskan perjanjian yang telah disepakati saat film tersebut akan diproduksi.

Menurutnya, pihaknya berhak menentukan pihak-pihak yang akan bekerjasama dalam produksi film, termasuk pemain, sutradara, dan penulis skenario. ”Jika pun dalam proses tersebut salah satu pihak melakukan pengunduran diri, tentunya perjanjian tidak bisa disebut batal demi hukum, dimana masing-masing pihak memiliki kewajiban,” katanya. (ash/ip/jpnn)

hanung

MESKI mendapat somasi dari Yayasan Pendidikan Soekarno yang diwakili Rachmawati Soekarnoputri, proses produksi film Soekarno: Indonesia Merdeka! besutan Hanung Bramantyo tetap berlanjut. Sesuai rencana awal, film yang dibintangi Ario Bayu, Lukman Sardi, dan Maudy Koesnaedi itu akan tayang di bioskop tanah air 12 Desember mendatang.

”Ini tidak menyerang, kita berusaha menjelaskan karena kita fokus pada filmnya. Kita berkomitmen film ini akan tetap tayang,” ujar Hanung Bramantyo saat jumpa pers di Multivision Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, kemarin.

Saat ini, produksi film yang menghabiskan dana sekitar Rp 15 miliar itu memasuki tahap post editing. Akhir September ini, film itu akan dibawa ke Moskow, Rusia untuk disisipkan soundtrack-nya. Lalu, master film akan diterbangkan ke Hong Kong untuk di-mixing selama tiga hari, 10-12 November 2013.

”Kita terus melakukan editing super cepat. Mudah-mudahan tanggal 25 September sudah selesai,” harap suami Zaskia Adya Mecca itu. Sebenarnya, lanjut Hanung, bisa saja proses pengerjaan soundtrack dilakukan di Indonesia karena peralatannya tak kalah canggih.

Hanya saja, pihaknya mendapat harga khusus untuk merekam lagu Indonesia Pusaka dan Syukur yang dinyanyikan Rossa. Diaransemen Tya Subiakto, kedua lagu itu akan disuguhkan dalam konsep orkestra. ”Aransemen tetap Tya Subiakto, penyanyinya Rossa. Di Moskow kita hanya menggunakan tim orkestra saja,” terangnya.

Terkait somasi yang dilayangkan Rachmawati Soekarnoputri, Hanung tak mau terlalu memusingkannya. Sutradara kelahiran Jogjakarta, 1 Oktober 1975 itu akan memberikan kesempatan kepada keluarga Soekarno untuk menjadi penonton pertama Soekarno: Indonesia Merdeka! setelah proses editingnya rampung.

”Setelah melakukan editing, kita akan melakukan close video preview. Di sinilah kami berikan kesempatan kepada keluarga (Soekarno) untuk menyaksikan. Tentunya saya akan beritikad baik kepada Ibu Rachmawati untuk menyaksikan film tersebut,” katanya.

Hanung tidak menutup diri atas kritikan dan masukan Rachmawati dan keluarga Soekarno lainnya, setelah nanti menonton filmnya. Bahkan kalau diperlukan, dia akan merevisinya dengan melakukan syuting tambahan.

Itu pernah dilakukannya saat menggarap Cinta tapi Beda yang mengusung cerita percintaan beda suku dan agama. ”Tentunya akan ada masukan. Kalau harus syuting lagi, akan kita lakukan. Seperti film 2014, kita lakukan syuting tambahan. Di film Cinta tapi Beda, kita lakukan juga. Itu sudah hal biasa,” ungkap Hanung.

Bapak dari Kanna Sybilla Bramantyo itu menambahkan, dirinya tidak pernah bermaksud menyakiti atau menjelek-jelekkan pihak tertentu dalam film garapannya. Terlebih untuk film sejarah yang mengangkat kisah hidup bapak bangsa, Soekarno. ”Ini film positif. Tidak ada pemikiran dari saya dan Pak Raam (Raam Punjabi, bos Multivison Plus) menjelekkan seseorang,” tegasnya.

Ditempat yang sama, kuasa hukum PT Tripar Multivition Plus Rivai Kusumanegara mengatakan, somasi yang dilayangkan Rachmawati Soekarnoputri sudah ditanggapi melalui surat tertulis. Dalam surat itu, pihaknya menjelaskan perjanjian yang telah disepakati saat film tersebut akan diproduksi.

Menurutnya, pihaknya berhak menentukan pihak-pihak yang akan bekerjasama dalam produksi film, termasuk pemain, sutradara, dan penulis skenario. ”Jika pun dalam proses tersebut salah satu pihak melakukan pengunduran diri, tentunya perjanjian tidak bisa disebut batal demi hukum, dimana masing-masing pihak memiliki kewajiban,” katanya. (ash/ip/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/