26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dahlan Iskan : Jalan Cepat Puas, Tataplah Dunia, Evan!

Dahlan Iskan,  yang tengah menjabat sebagai Menteri BUMN dan Pendiri Mitra Surabaya ingatkan Evan Dimas agar jangan cepat puas... Tatap Dunia!!!
Dahlan Iskan, yang tengah menjabat sebagai Menteri BUMN dan Pendiri Mitra Surabaya ingatkan Evan Dimas agar jangan cepat puas… Tatap Dunia!!!

kali pertama mendengar kehebatan Evan Dimas pada Agustus 2012. Ketika itu pemain binaan sekolah sepak bola Mitra Surabaya tersebut terpilih untuk berlatih sepak bola di klub terbaik dunia FC Barcelona di Spanyol.

Tentu saja saya ikut bangga dengan prestasi Evan ketika itu. Kini saya makin kagum kepada dia. Minggu pekan lalu (22/9) Evan memimpin skuad timnas Indonesia U-19 menjuarai Piala AFF.

Setiap mendengar prestasi Evan, saya langsung teringat karyawan Jawa Pos yang bernama Eko Prajogo. Dia adalah mantan pemain klub sepak bola yang saya dirikan, Mitra Surabaya.

Eko, pemain andal kala itu, saya dorong agar menjadi karyawan Jawa Pos karena sepak bola “era itu” belum bisa dijadikan penopang kebutuhan dapur agar terus mengebul. Eko akhirnya bekerja di bagian dokumentasi dan olah foto di Jawa Pos. Di sela waktunya ternyata dia tetap aktif di dunia yang dicintainya: sepak bola. Setelah usia tidak memungkinkan lagi menjadi pemain, dia lalu meminta izin untuk mengelola sekolah sepak bola Mitra Surabaya dengan menggandeng Radar Surabaya.

Tentu saya mengizinkan. Hanya sesekali saya memberikan dukungan dana. Selebihnya Eko sendiri yang berjuang mati-matian menjaga kelangsungan hidup sekolah sepak bola tersebut.

Saya bangga kepada orang yang sangat mencintai sepak bola seperti Eko. Namanya tidak pernah muncul karena sering berbeda sikap dengan pengurus PSSI. Namun, karyanya bagi kemajuan sepak bola tanah air sangat nyata.

Dia tipe orang yang mengabdi kepada sepak bola. Dengan gajinya sebagai karyawan yang tidak besar, dia mampu berbuat melebihi kapasitasnya.

Dia juga tidak hirau dengan silang sengkarut kepengurusan PSSI. Dalam benaknya hanya bagaimana para siswa sekolah sepak bola Mitra Surabaya bisa terus belajar dengan baik. Dia terus membina, membina, dan membina.

Kesuksesan Evan memimpin skuad Garuda Jaya menjadi juara Piala AFF U-19 adalah pencapaian selanjutnya dari kecintaan dan ketekunan Eko di dunia sepak bola. Nilai kesuksesan tersebut lebih besar daripada kesuksesan pertama ketika Evan terpilih untuk berlatih di FC Barcelona.

Prestasi yang lebih besar karena Eko mampu mengarahkan agar Evan tetap pada jalur yang benar. Sepulang dari Barcelona, Evan tidak lantas besar kepala. Sebaliknya, pelajaran yang dia dapatkan di sana mampu dimaksimalkan untuk mengakhiri dahaga gelar juara Indonesia selama 22 tahun.

Sukses menjuarai Piala AFF U-19 tentu saja bukan puncak karir Evan. Jalannya masih sangat panjang. Jalan itu pun bisa menuju pentas sepak bola dunia.

Ketika pindah ke level profesional, dan mungkin itu tidak lama lagi, Evan akan lepas dari bimbingan Eko. Semoga Evan bisa terus menjaga diri dengan baik. Sebelum Evan, sejatinya talenta hebat pernah dimiliki Indonesia. Kita pernah punya pemain seperti Kurniawan Dwi Julianto yang pernah berkesempatan mengembangkan diri di Erupt. Kita juga tahu Kurniawan menjadi sangat hebat dan terkenal. Tapi, ada saja hambatan yang membuat dia tidak mampu menjadi pemain kelas dunia.

Salah satu hambatan terbesar adalah kematangan jiwanya. Kurniawan memilih pulang ke Indonesia sebelum tempaan di Eropa menjadikan dirinya pemain kelas dunia.

Ya, di Eropa, Kurniawan memang bukan apa-apa. Di Indonesia, dia superstar. Banyak orang yang berharap dia tetap belajar di Eropa demi menjadi superstar yang lebih besar. Namun, orang boleh berharap, Kurniawan yang memilih.

Saya yakin, Evan akan lebih matang. Menjelang Piala AFF U-19, setahun setelah kepergiannya ke Barcelona, dia tetap menjadi arek Suroboyo yang sederhana. Saya berharap dia terus bersikap seperti itu meski beberapa hari terakhir sering muncul di koran dan televisi setelah menjuarai Piala AFF U-19.

Saya juga mendengar Evan rajin belajar bahasa Inggris. Dalam pergelaran Piala AFF U-19 lalu, dia terlihat bisa berkomunikasi dengan baik dengan wasit asing.

Bakat dan semua upayanya itu, kita harap bakal menjadi bekal bagi dirinya dalam menempuh  perjalanan panjang karirnya. Jangan cepat puas, tataplah dunia, Evan! (Dahlan Iskan, Menteri BUMN,Pendiri Mitra Surabaya)

Dahlan Iskan,  yang tengah menjabat sebagai Menteri BUMN dan Pendiri Mitra Surabaya ingatkan Evan Dimas agar jangan cepat puas... Tatap Dunia!!!
Dahlan Iskan, yang tengah menjabat sebagai Menteri BUMN dan Pendiri Mitra Surabaya ingatkan Evan Dimas agar jangan cepat puas… Tatap Dunia!!!

kali pertama mendengar kehebatan Evan Dimas pada Agustus 2012. Ketika itu pemain binaan sekolah sepak bola Mitra Surabaya tersebut terpilih untuk berlatih sepak bola di klub terbaik dunia FC Barcelona di Spanyol.

Tentu saja saya ikut bangga dengan prestasi Evan ketika itu. Kini saya makin kagum kepada dia. Minggu pekan lalu (22/9) Evan memimpin skuad timnas Indonesia U-19 menjuarai Piala AFF.

Setiap mendengar prestasi Evan, saya langsung teringat karyawan Jawa Pos yang bernama Eko Prajogo. Dia adalah mantan pemain klub sepak bola yang saya dirikan, Mitra Surabaya.

Eko, pemain andal kala itu, saya dorong agar menjadi karyawan Jawa Pos karena sepak bola “era itu” belum bisa dijadikan penopang kebutuhan dapur agar terus mengebul. Eko akhirnya bekerja di bagian dokumentasi dan olah foto di Jawa Pos. Di sela waktunya ternyata dia tetap aktif di dunia yang dicintainya: sepak bola. Setelah usia tidak memungkinkan lagi menjadi pemain, dia lalu meminta izin untuk mengelola sekolah sepak bola Mitra Surabaya dengan menggandeng Radar Surabaya.

Tentu saya mengizinkan. Hanya sesekali saya memberikan dukungan dana. Selebihnya Eko sendiri yang berjuang mati-matian menjaga kelangsungan hidup sekolah sepak bola tersebut.

Saya bangga kepada orang yang sangat mencintai sepak bola seperti Eko. Namanya tidak pernah muncul karena sering berbeda sikap dengan pengurus PSSI. Namun, karyanya bagi kemajuan sepak bola tanah air sangat nyata.

Dia tipe orang yang mengabdi kepada sepak bola. Dengan gajinya sebagai karyawan yang tidak besar, dia mampu berbuat melebihi kapasitasnya.

Dia juga tidak hirau dengan silang sengkarut kepengurusan PSSI. Dalam benaknya hanya bagaimana para siswa sekolah sepak bola Mitra Surabaya bisa terus belajar dengan baik. Dia terus membina, membina, dan membina.

Kesuksesan Evan memimpin skuad Garuda Jaya menjadi juara Piala AFF U-19 adalah pencapaian selanjutnya dari kecintaan dan ketekunan Eko di dunia sepak bola. Nilai kesuksesan tersebut lebih besar daripada kesuksesan pertama ketika Evan terpilih untuk berlatih di FC Barcelona.

Prestasi yang lebih besar karena Eko mampu mengarahkan agar Evan tetap pada jalur yang benar. Sepulang dari Barcelona, Evan tidak lantas besar kepala. Sebaliknya, pelajaran yang dia dapatkan di sana mampu dimaksimalkan untuk mengakhiri dahaga gelar juara Indonesia selama 22 tahun.

Sukses menjuarai Piala AFF U-19 tentu saja bukan puncak karir Evan. Jalannya masih sangat panjang. Jalan itu pun bisa menuju pentas sepak bola dunia.

Ketika pindah ke level profesional, dan mungkin itu tidak lama lagi, Evan akan lepas dari bimbingan Eko. Semoga Evan bisa terus menjaga diri dengan baik. Sebelum Evan, sejatinya talenta hebat pernah dimiliki Indonesia. Kita pernah punya pemain seperti Kurniawan Dwi Julianto yang pernah berkesempatan mengembangkan diri di Erupt. Kita juga tahu Kurniawan menjadi sangat hebat dan terkenal. Tapi, ada saja hambatan yang membuat dia tidak mampu menjadi pemain kelas dunia.

Salah satu hambatan terbesar adalah kematangan jiwanya. Kurniawan memilih pulang ke Indonesia sebelum tempaan di Eropa menjadikan dirinya pemain kelas dunia.

Ya, di Eropa, Kurniawan memang bukan apa-apa. Di Indonesia, dia superstar. Banyak orang yang berharap dia tetap belajar di Eropa demi menjadi superstar yang lebih besar. Namun, orang boleh berharap, Kurniawan yang memilih.

Saya yakin, Evan akan lebih matang. Menjelang Piala AFF U-19, setahun setelah kepergiannya ke Barcelona, dia tetap menjadi arek Suroboyo yang sederhana. Saya berharap dia terus bersikap seperti itu meski beberapa hari terakhir sering muncul di koran dan televisi setelah menjuarai Piala AFF U-19.

Saya juga mendengar Evan rajin belajar bahasa Inggris. Dalam pergelaran Piala AFF U-19 lalu, dia terlihat bisa berkomunikasi dengan baik dengan wasit asing.

Bakat dan semua upayanya itu, kita harap bakal menjadi bekal bagi dirinya dalam menempuh  perjalanan panjang karirnya. Jangan cepat puas, tataplah dunia, Evan! (Dahlan Iskan, Menteri BUMN,Pendiri Mitra Surabaya)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/