29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Segala Usaha untuk Bola

Idrus Djoenaidi

Dipandang sebelah mata oleh pengurus senior tak menghentikan Idrus Djoenaidi dalam mempersiapkan tim sepak bola Pra Pekan Olahraga Nasional (PON) Sumatera Utara. Segala cara diusahakan agar sepak bola menjadi jaya, termasuk dengan modal sekadar pulsa.

Begitulah, dengan kemauan yang kuat untuk belajar, Idrus membawa tim pra PON meraih sukses di Turnamen Bank Sumut, juga saat tampil sebagai juara grup di Liga Inalum yang digelar belum lama ini. Dan, semua pengalaman itu terus diterapkan saat ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Pengprov PSSI Sumut melalui surat keputusan nomor SKEP/17/NH/II/2011.

Dalam tempo yang singkat yaitu satu bulan, suami dari Nur Aisyah Harahap SAg ini bahkan membawa beberapa perubahan. Tidak hanya mengatasi kesulitan keuangan tim dengan peningkatan uang makan pemain yang semula Rp30.000 per hari menjadi Rp45.000 per hari, begitu juga untuk tempat tidur pemain yang lebih layak yaitu 15 kamar di Mess Universitas Negeri Medan (Unimed) dan penyediaan sepatu tim, sesuatu yang selama ini belum pernah terjadi.

“Prioritas saya cuma mau mewujudkan cita-cita senior agar tim sepak bola Sumut sukses di PON Riau mendatang. Untuk itu pula saya harus banyak belajar karena pada dasarnya saya bukan orang bola. Dan kini, sedikit banyak saya sudah bisa memahami apa itu sepak bola,” ucap Idrus yang ditemui di ruang kerja PT Yosan Fadinda Abadi Jalan Garu III Medan, Kamis (5/5).

Kepada Sumut Pos, Idrus mengaku bila kontribusi yang diberikan berawal dari semangat para pemain yang dilihat selama mengikuti dua turnamen tadi. Kenikmatan menyaksikan ekspresi kemenangan pemain melahirkan rasa memiliki dan prinsip saling menghargai dalam dirinya. Semua itu pun memberi rasa tanggungjawab baru untuk diwujudkan. “Bagi saya hidup akan indah bila kita berarti bagi orang lain,” tutur Idrus.

Bagaimana memberi penghargaan untuk pelatih Rudy Saari yang meninggalkan gaji lebih besar di pentas profesional demi menangani tim sepak bola Pra PON Sumut. Begitu juga saat menjaga kepercayaan tokoh-tokoh di belakang kesuksesan sepak bola Sumut seperti Candra Sinaga, Yoga, Anuar Shah, Dr Asit , Adi Bento, Juanda, dan Azam Nasution.

Ayah dari Fathia Ukhti Djoenaidi (12), Zikri Habibi (7), dan Aliya Nabila (2) ini pun bergeming dengan pandangan sinis yang ditujukan kepadanya. Terlebih atas keberhasilan mengumpulkan dana untuk mencat kantor Pengprov PSSI Sumut di Jalan Sekip Baru Medan yang sudah tiga periode belum pernah dilakukan. Buah dari pertemanan yang selama ini dijalin dengan kepercayaan itu tadi.

“Bisa dibilang semua itu modal pulsa saja. Seperti saat saya tahu teman itu baru mencat rumah jadi saya tanya apa ada cat sisa. Semua itu karena mereka melihat kalau ini bukan untuk kepentingan saya melainkan untuk tim,” tegasnya.

Untuk itu Idrus pun bertekad melanjutkan persiapan tim sepak bola Pra PON Sumut ini dengan kerja-kerja yang nyata.
Pandangan sinis yang datang akan dijadikan motivasi untuk membuktikan kemajuan prestasi sepak bola Sumatera Utara. (jul)

Niat Kuat Bangun SSB

Seperti anak kebanyakan, Idrus Djoenaidi kecil pernah memiliki cita-cita yang tinggi. “Dulu saya bercita-cita jadi seorang dokter. Tapi karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan terpaksa banting setir,” kenang Idrus.
Pilihan berikutnya pun dijatuhkan dengan masuk jurusan sosial yang diyakini lebih mudah untuk mencari pekerjaan. Namun seiring perjalanan waktu dan perkenalan dengan dunia sepak bola, Idrus seolah menemukan wujud cita-cita terdahulu.

Keterlibatan di manajemen tim sepak bola pra PON Sumut pun memberi rasa ketertarikan terhadap olahraga ini. Terlebih menyaksikan sorak girang para pemain yang merayakan kemenangan. Hasil kerjasama yang baik dari satu tim yaitu saling menghargai dan mendukung satu sama lainnya.

Kini, Idrus memiliki cita-cita baru. Penjajakan bahkan sudah dilakukan untuk mewujudkannya. “Sekarang saya punya cita-cita lain yaitu membangun sekolah sepak bola. Karena di sini lah pemain-pemain berkualitas itu dibentuk. Tentunya dengan penerapan manajemen yang baik,” pungkasnya. (jul)

Idrus Djoenaidi

Dipandang sebelah mata oleh pengurus senior tak menghentikan Idrus Djoenaidi dalam mempersiapkan tim sepak bola Pra Pekan Olahraga Nasional (PON) Sumatera Utara. Segala cara diusahakan agar sepak bola menjadi jaya, termasuk dengan modal sekadar pulsa.

Begitulah, dengan kemauan yang kuat untuk belajar, Idrus membawa tim pra PON meraih sukses di Turnamen Bank Sumut, juga saat tampil sebagai juara grup di Liga Inalum yang digelar belum lama ini. Dan, semua pengalaman itu terus diterapkan saat ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Pengprov PSSI Sumut melalui surat keputusan nomor SKEP/17/NH/II/2011.

Dalam tempo yang singkat yaitu satu bulan, suami dari Nur Aisyah Harahap SAg ini bahkan membawa beberapa perubahan. Tidak hanya mengatasi kesulitan keuangan tim dengan peningkatan uang makan pemain yang semula Rp30.000 per hari menjadi Rp45.000 per hari, begitu juga untuk tempat tidur pemain yang lebih layak yaitu 15 kamar di Mess Universitas Negeri Medan (Unimed) dan penyediaan sepatu tim, sesuatu yang selama ini belum pernah terjadi.

“Prioritas saya cuma mau mewujudkan cita-cita senior agar tim sepak bola Sumut sukses di PON Riau mendatang. Untuk itu pula saya harus banyak belajar karena pada dasarnya saya bukan orang bola. Dan kini, sedikit banyak saya sudah bisa memahami apa itu sepak bola,” ucap Idrus yang ditemui di ruang kerja PT Yosan Fadinda Abadi Jalan Garu III Medan, Kamis (5/5).

Kepada Sumut Pos, Idrus mengaku bila kontribusi yang diberikan berawal dari semangat para pemain yang dilihat selama mengikuti dua turnamen tadi. Kenikmatan menyaksikan ekspresi kemenangan pemain melahirkan rasa memiliki dan prinsip saling menghargai dalam dirinya. Semua itu pun memberi rasa tanggungjawab baru untuk diwujudkan. “Bagi saya hidup akan indah bila kita berarti bagi orang lain,” tutur Idrus.

Bagaimana memberi penghargaan untuk pelatih Rudy Saari yang meninggalkan gaji lebih besar di pentas profesional demi menangani tim sepak bola Pra PON Sumut. Begitu juga saat menjaga kepercayaan tokoh-tokoh di belakang kesuksesan sepak bola Sumut seperti Candra Sinaga, Yoga, Anuar Shah, Dr Asit , Adi Bento, Juanda, dan Azam Nasution.

Ayah dari Fathia Ukhti Djoenaidi (12), Zikri Habibi (7), dan Aliya Nabila (2) ini pun bergeming dengan pandangan sinis yang ditujukan kepadanya. Terlebih atas keberhasilan mengumpulkan dana untuk mencat kantor Pengprov PSSI Sumut di Jalan Sekip Baru Medan yang sudah tiga periode belum pernah dilakukan. Buah dari pertemanan yang selama ini dijalin dengan kepercayaan itu tadi.

“Bisa dibilang semua itu modal pulsa saja. Seperti saat saya tahu teman itu baru mencat rumah jadi saya tanya apa ada cat sisa. Semua itu karena mereka melihat kalau ini bukan untuk kepentingan saya melainkan untuk tim,” tegasnya.

Untuk itu Idrus pun bertekad melanjutkan persiapan tim sepak bola Pra PON Sumut ini dengan kerja-kerja yang nyata.
Pandangan sinis yang datang akan dijadikan motivasi untuk membuktikan kemajuan prestasi sepak bola Sumatera Utara. (jul)

Niat Kuat Bangun SSB

Seperti anak kebanyakan, Idrus Djoenaidi kecil pernah memiliki cita-cita yang tinggi. “Dulu saya bercita-cita jadi seorang dokter. Tapi karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan terpaksa banting setir,” kenang Idrus.
Pilihan berikutnya pun dijatuhkan dengan masuk jurusan sosial yang diyakini lebih mudah untuk mencari pekerjaan. Namun seiring perjalanan waktu dan perkenalan dengan dunia sepak bola, Idrus seolah menemukan wujud cita-cita terdahulu.

Keterlibatan di manajemen tim sepak bola pra PON Sumut pun memberi rasa ketertarikan terhadap olahraga ini. Terlebih menyaksikan sorak girang para pemain yang merayakan kemenangan. Hasil kerjasama yang baik dari satu tim yaitu saling menghargai dan mendukung satu sama lainnya.

Kini, Idrus memiliki cita-cita baru. Penjajakan bahkan sudah dilakukan untuk mewujudkannya. “Sekarang saya punya cita-cita lain yaitu membangun sekolah sepak bola. Karena di sini lah pemain-pemain berkualitas itu dibentuk. Tentunya dengan penerapan manajemen yang baik,” pungkasnya. (jul)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/