30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Penulis Termuda Menangkan Man Booker Prize

Eleanor Catton
Eleanor Catton

NEWZEALAND–Penulis Selandia Baru, Eleanor Catton, tercatat sebagai termuda dalam sejarah yang pernah memenangkan penghargaan bergengsi Man Booker Prize tahun ini. Eleanor menyabet gelar tersebut melalui novelnya, The Lumineries.

Novel kedua Eleanor Catton setebal 848 yang berlatar belakang ladang emas di Selandia Baru pada 1866 ini mendapat pujian dari Ketua Juri Robert Macfarlane. Robert menyebutnya sebagai sangat mempesona dan pintar.

“Mengagumkan dalam hal struktur yang kompleks, ceritanya bikin kecanduan, dan menyihir kita dengan keserakahan dan emas,” tambahnya Eleanor seperti dilansir abc (17/10).

Novel berjudul The Luminaries menceritakan kisah Walter Moody yang tiba di tambang emas untuk mencari peruntungan, tetapi kemudian bertemu dengan sekelompok pria yang mengadakan pertemuan rahasia untuk membahas sejumlah kejahatan. Sang tokoh utama pun dijerat ke dalam misteri jaringan nasib dan keberuntungan yang sangat kompleks.

Menanggapi kemenangan ini, Eleanor berterima kasih kepada pihak penerbit karena dengan sabar menunggunya menyelesaikan sebuah novel panjang. Pihak penerbit juga telah memberikan dirinya kebebasan untuk mengeksplorasi tema tanpa tekanan.

“Saya bebas untuk menyibukkan diri dengan sejumlah pertanyaan yang bukan lagi dilihat dari nilainya, tapi kelayakannya,” ujarnya saat menerima penghargaan.

Eleanor adalah warga Selandia Baru kedua yang memenangkan penghargaan dari Booker. Usianya baru saja menginjak 28 tahun, sebelumnya Keri Hulme juga warga negara Selandia Baru pernah memenangkan penghargaan di tahun 1985 lewat novelnya, The Bone People.(esy/jpnn)

Eleanor Catton
Eleanor Catton

NEWZEALAND–Penulis Selandia Baru, Eleanor Catton, tercatat sebagai termuda dalam sejarah yang pernah memenangkan penghargaan bergengsi Man Booker Prize tahun ini. Eleanor menyabet gelar tersebut melalui novelnya, The Lumineries.

Novel kedua Eleanor Catton setebal 848 yang berlatar belakang ladang emas di Selandia Baru pada 1866 ini mendapat pujian dari Ketua Juri Robert Macfarlane. Robert menyebutnya sebagai sangat mempesona dan pintar.

“Mengagumkan dalam hal struktur yang kompleks, ceritanya bikin kecanduan, dan menyihir kita dengan keserakahan dan emas,” tambahnya Eleanor seperti dilansir abc (17/10).

Novel berjudul The Luminaries menceritakan kisah Walter Moody yang tiba di tambang emas untuk mencari peruntungan, tetapi kemudian bertemu dengan sekelompok pria yang mengadakan pertemuan rahasia untuk membahas sejumlah kejahatan. Sang tokoh utama pun dijerat ke dalam misteri jaringan nasib dan keberuntungan yang sangat kompleks.

Menanggapi kemenangan ini, Eleanor berterima kasih kepada pihak penerbit karena dengan sabar menunggunya menyelesaikan sebuah novel panjang. Pihak penerbit juga telah memberikan dirinya kebebasan untuk mengeksplorasi tema tanpa tekanan.

“Saya bebas untuk menyibukkan diri dengan sejumlah pertanyaan yang bukan lagi dilihat dari nilainya, tapi kelayakannya,” ujarnya saat menerima penghargaan.

Eleanor adalah warga Selandia Baru kedua yang memenangkan penghargaan dari Booker. Usianya baru saja menginjak 28 tahun, sebelumnya Keri Hulme juga warga negara Selandia Baru pernah memenangkan penghargaan di tahun 1985 lewat novelnya, The Bone People.(esy/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/