25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kakak Kandung Mantan Kapoldasu Digasak Rampok

20-10-Reza-Milli kakak kandung mantan Kapoldasu yang dirampok depan rumahnya 1

MEDAN- Punya adik petinggi di kepolisian, tampaknya tak lantas membuat Mili Sastrawati Amat Sastro (60) tak jadi sasaran tindak kejahatan. Kakak kandung mantan Kapolda Sumut, Irjen Wisjnu Amat Sastro itu dirampok, Minggu (20/10) pukul 09.30 wib.

 

Perampokan dengan modus penggembosan ban mobil itu terjadi di Jalan Jemadi, Gang Kelapa II No. 2, Kel. Pulo Brayan Darat II, Kecamatan Medan Timur. Kejahatan yang dilakoni tiga pria mengendarai sepeda motor itu membuat Mili kehilangan uang tunai Rp 10 juta, kunci kantor, SIM, KTP, STNK dan surat berharga lainnya yang ditaksir mencapai Rp 15 juta.

Saat disambangi POSMETRO MEDAN (grup JPNN) ke lokasi kejadian, mobil Toyota Rush BK 33 ML milik Mili tampak masih terparkir di depan rumah orangtua Irjend Wisjnu Amat Sastro di Jalan Jemadi. Sementara ban belakang bagian kiri yang digembosi perampok terlihat sudah diganti.

Di halaman rumah berpagar besi itu tampak seorang wanita gempal asik menyapu. Begitu POSMETRO MEDAN menanyakan nama Mili, wanita berambut pendek ini langsung mendekati kru koran ini. “Ia, dengan saya sendiri. Ada apa ya?” tanyanya di balik pagar bercat hitam itu.

Begitu ditanya kasus perampokan yang dialaminya, wanita berbaju kaos hitam tersebut langsung bercerita. Kejadian bermula saat Mili yang tinggal bersama ibunya di Jalan Jemadi, Gang Kelapa II No. 2, keluar rumah sekitar pukul 08.00 wib, untuk membeli sarapan orangtuanya.

“Pagi itu saya sendiri memang bawa mobil, mau beli sarapan mamak,” ucap wanita yang tampak sudah ubanan tadi.

Dengan mengendarai mobil Toyota Rush BK 33 ML, Mili berangkat ke Jalan Darat, Kel. Petisah Hulu, Kec. Medan Baru untuk membeli sarabi dan mie balap langganan mereka. “Keluar saya mau beli sarapan di Jalan Darat, karena sudah langganan disana,” sambung kakak kandung Wakil Kepala Bagian Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Mabes Polri ini.

Usai membeli sarapan orang tuanya, wanita bertubuh tambun ini menuju Jalan Cik Dik Tiro untuk membayar uang kurbannya. “Habis itu saya ke dekat SMA 1 sana, bayar uang kurban,” cetusnya seraya memegang sapu.

Setelah membayar kurbannya, wanita berkulit putih ini langsung pulang. Belum lagi sampai di kediaman orang tuanya, tepatnya di Jalan Krakatau, Mili merasa ada yang ganjil pada mobilnya. Ternyata ban mobilnya sebelah kiri kempes. “Di Jalan Krakatau sudah mulai kempes, tapi saya bawa jalan aja karena kan sudah mau dekat,” sebutnya.

Sesampainya di depan rumah bercat orange itu, Mili pun melihat ban mobilnya sudah bocor. Kemudian pegawai bank yang berkantor di Jalan Pemuda ini mengambil dongkrak dan mencoba menggantinya.

Tiba-tiba seorang pemuda mengendarai sepeda motor menghampirinya dan bertanya. “Satu orang numpang tanya dengan saya, dia tanya rumah A Cin dimana. Saya jawab nggak tau, mungkin disangkanya saya cina,” kenang Mili.

Saat menanggapi pertanyaan pemuda tadi, dua pria membuka pintu mobilnya dan menguras barang berharga dan uang tunai Rp 10 juta. Saat korban sadar, ketiga pelaku langsung kabur mengendarai sepeda motor. “Saya memang sudah curiga, ada disimpannya di dalam jaketnya. Tapi kan kita nggak boleh menuduh sembarangan. Begitu saya lihat pintu mobil saya ternyata sudah terbuka, langsung kabur mereka,” beber wanita bermata cipit ini.

“Uang sekitar Rp10 juta lebih lah, itu uang sisa bayar uang kurban. Kunci kantor, SIM, STNK, KTP sama surat-surat juga di dalam tas itu. Tapi sudah lah, namanya nggak rezeki,” sambung Mili enteng.

Mili sendiri mengaku tak punya firasat bakal jadi korban kejahatan bahkan saat ban mobilnya digembosi pelaku di Jalan Krakatau. “Nggak ada firasat gitu (bakal jadi target perampokan), cuma pas di Jalan Krakatau aja ban mobil saya kempis,” terangnya.

Disyakinya, pelaku pastinya sudah membuntutinya sebelum tiba di Jalan Krakatau. “Disangkanya bukan rumah saya disini, makanya dia pura-pura numpang tanya,” ucap Mili melalui balik pagar rumahnya itu.

 

 

>> Korban Tak Melapor Polisi

 

Saat ditanya ciri-ciri pelaku, Mili mengaku mengingat wajah salah seorang pelaku. Ditaksirnya pelaku berusia 30-an. “Kalau yang dua lagi saya nggak tanda, yang numpang tanya saya tanda. Kalau jumpa masih tanda saya,” ujar wanita yang memakai celana ponggol itu.

Selang beberapa menit kejadian itu, pihak Polsekta Medan Timur dan Polresta Medan datang ke Jalan Jemadi, Gang Kelapa II, No. 2, Kec. Medan Timur. “Polisi sudah datang tadi kesini, adik saya (Irjen Wisjnu Amat Sastro) mungkin yang hubungi. Tiba-tiba sudah ramai polisi disini,” ucapnya.

Mili sendiri mengaku belum membuat laporan polisi atas kejadian yang menimpanya. “Belum ada saya melapor, nantilah. Rencananya memang mau ke Polsek Medan Timur,” sebutnya mengakhiri wawancara.

Sementara itu, ibu Nur warga yang tinggal tepat di depan rumah korban mengatakan kalau ketiga pelaku mengendarai dua unit sepeda motor yakni Honda Supra 125 dan Yamaha Mio. “Satu naik Supra satunya lagi naik metik. Nggak pakai helm orang itu,” terangnya.

Dikatakannya, aksi perampokan jarang terjadi di Jalan Jemadi, Gang Kelapa II tersebut. “Rampok-rampok jarang disini, tapi kalau maling sering juga. Kebetulan tadi pagi memang sepi disini, biasanya banyak yang lewat-lewat sini. Memang lagi naas lah, tadi pagi ketepatan sepi,” ucapnya saat di depan warung jajanannya.

Kapolsekta Medan Timur, Kompol Juliani saat dikonfirmasi, Minggu (20/10) sekitar pukul 17.00 WIB mengaku sampai saat ini korban belum membuat laporan. “Belum ada buat laporan, sampai saat ini belum ada,” pungkas perwira satu melati emas di pundaknya ini.

Sedangkan, Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Jean Celvijn Simanjuntak saat dikonfirmasi mengaku belum mengetahui ada tidaknya laporan tersebut ke Polresta Medan. “Saya cek dulu ya,” tandasnya melalui via telepon pada POSMETRO. (eza/bud)

20-10-Reza-Milli kakak kandung mantan Kapoldasu yang dirampok depan rumahnya 1

MEDAN- Punya adik petinggi di kepolisian, tampaknya tak lantas membuat Mili Sastrawati Amat Sastro (60) tak jadi sasaran tindak kejahatan. Kakak kandung mantan Kapolda Sumut, Irjen Wisjnu Amat Sastro itu dirampok, Minggu (20/10) pukul 09.30 wib.

 

Perampokan dengan modus penggembosan ban mobil itu terjadi di Jalan Jemadi, Gang Kelapa II No. 2, Kel. Pulo Brayan Darat II, Kecamatan Medan Timur. Kejahatan yang dilakoni tiga pria mengendarai sepeda motor itu membuat Mili kehilangan uang tunai Rp 10 juta, kunci kantor, SIM, KTP, STNK dan surat berharga lainnya yang ditaksir mencapai Rp 15 juta.

Saat disambangi POSMETRO MEDAN (grup JPNN) ke lokasi kejadian, mobil Toyota Rush BK 33 ML milik Mili tampak masih terparkir di depan rumah orangtua Irjend Wisjnu Amat Sastro di Jalan Jemadi. Sementara ban belakang bagian kiri yang digembosi perampok terlihat sudah diganti.

Di halaman rumah berpagar besi itu tampak seorang wanita gempal asik menyapu. Begitu POSMETRO MEDAN menanyakan nama Mili, wanita berambut pendek ini langsung mendekati kru koran ini. “Ia, dengan saya sendiri. Ada apa ya?” tanyanya di balik pagar bercat hitam itu.

Begitu ditanya kasus perampokan yang dialaminya, wanita berbaju kaos hitam tersebut langsung bercerita. Kejadian bermula saat Mili yang tinggal bersama ibunya di Jalan Jemadi, Gang Kelapa II No. 2, keluar rumah sekitar pukul 08.00 wib, untuk membeli sarapan orangtuanya.

“Pagi itu saya sendiri memang bawa mobil, mau beli sarapan mamak,” ucap wanita yang tampak sudah ubanan tadi.

Dengan mengendarai mobil Toyota Rush BK 33 ML, Mili berangkat ke Jalan Darat, Kel. Petisah Hulu, Kec. Medan Baru untuk membeli sarabi dan mie balap langganan mereka. “Keluar saya mau beli sarapan di Jalan Darat, karena sudah langganan disana,” sambung kakak kandung Wakil Kepala Bagian Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Mabes Polri ini.

Usai membeli sarapan orang tuanya, wanita bertubuh tambun ini menuju Jalan Cik Dik Tiro untuk membayar uang kurbannya. “Habis itu saya ke dekat SMA 1 sana, bayar uang kurban,” cetusnya seraya memegang sapu.

Setelah membayar kurbannya, wanita berkulit putih ini langsung pulang. Belum lagi sampai di kediaman orang tuanya, tepatnya di Jalan Krakatau, Mili merasa ada yang ganjil pada mobilnya. Ternyata ban mobilnya sebelah kiri kempes. “Di Jalan Krakatau sudah mulai kempes, tapi saya bawa jalan aja karena kan sudah mau dekat,” sebutnya.

Sesampainya di depan rumah bercat orange itu, Mili pun melihat ban mobilnya sudah bocor. Kemudian pegawai bank yang berkantor di Jalan Pemuda ini mengambil dongkrak dan mencoba menggantinya.

Tiba-tiba seorang pemuda mengendarai sepeda motor menghampirinya dan bertanya. “Satu orang numpang tanya dengan saya, dia tanya rumah A Cin dimana. Saya jawab nggak tau, mungkin disangkanya saya cina,” kenang Mili.

Saat menanggapi pertanyaan pemuda tadi, dua pria membuka pintu mobilnya dan menguras barang berharga dan uang tunai Rp 10 juta. Saat korban sadar, ketiga pelaku langsung kabur mengendarai sepeda motor. “Saya memang sudah curiga, ada disimpannya di dalam jaketnya. Tapi kan kita nggak boleh menuduh sembarangan. Begitu saya lihat pintu mobil saya ternyata sudah terbuka, langsung kabur mereka,” beber wanita bermata cipit ini.

“Uang sekitar Rp10 juta lebih lah, itu uang sisa bayar uang kurban. Kunci kantor, SIM, STNK, KTP sama surat-surat juga di dalam tas itu. Tapi sudah lah, namanya nggak rezeki,” sambung Mili enteng.

Mili sendiri mengaku tak punya firasat bakal jadi korban kejahatan bahkan saat ban mobilnya digembosi pelaku di Jalan Krakatau. “Nggak ada firasat gitu (bakal jadi target perampokan), cuma pas di Jalan Krakatau aja ban mobil saya kempis,” terangnya.

Disyakinya, pelaku pastinya sudah membuntutinya sebelum tiba di Jalan Krakatau. “Disangkanya bukan rumah saya disini, makanya dia pura-pura numpang tanya,” ucap Mili melalui balik pagar rumahnya itu.

 

 

>> Korban Tak Melapor Polisi

 

Saat ditanya ciri-ciri pelaku, Mili mengaku mengingat wajah salah seorang pelaku. Ditaksirnya pelaku berusia 30-an. “Kalau yang dua lagi saya nggak tanda, yang numpang tanya saya tanda. Kalau jumpa masih tanda saya,” ujar wanita yang memakai celana ponggol itu.

Selang beberapa menit kejadian itu, pihak Polsekta Medan Timur dan Polresta Medan datang ke Jalan Jemadi, Gang Kelapa II, No. 2, Kec. Medan Timur. “Polisi sudah datang tadi kesini, adik saya (Irjen Wisjnu Amat Sastro) mungkin yang hubungi. Tiba-tiba sudah ramai polisi disini,” ucapnya.

Mili sendiri mengaku belum membuat laporan polisi atas kejadian yang menimpanya. “Belum ada saya melapor, nantilah. Rencananya memang mau ke Polsek Medan Timur,” sebutnya mengakhiri wawancara.

Sementara itu, ibu Nur warga yang tinggal tepat di depan rumah korban mengatakan kalau ketiga pelaku mengendarai dua unit sepeda motor yakni Honda Supra 125 dan Yamaha Mio. “Satu naik Supra satunya lagi naik metik. Nggak pakai helm orang itu,” terangnya.

Dikatakannya, aksi perampokan jarang terjadi di Jalan Jemadi, Gang Kelapa II tersebut. “Rampok-rampok jarang disini, tapi kalau maling sering juga. Kebetulan tadi pagi memang sepi disini, biasanya banyak yang lewat-lewat sini. Memang lagi naas lah, tadi pagi ketepatan sepi,” ucapnya saat di depan warung jajanannya.

Kapolsekta Medan Timur, Kompol Juliani saat dikonfirmasi, Minggu (20/10) sekitar pukul 17.00 WIB mengaku sampai saat ini korban belum membuat laporan. “Belum ada buat laporan, sampai saat ini belum ada,” pungkas perwira satu melati emas di pundaknya ini.

Sedangkan, Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Jean Celvijn Simanjuntak saat dikonfirmasi mengaku belum mengetahui ada tidaknya laporan tersebut ke Polresta Medan. “Saya cek dulu ya,” tandasnya melalui via telepon pada POSMETRO. (eza/bud)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/