25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Maling Lembu Tewas Dimassa, Motor Dibakar

Motor pelaku yang dibakar massa.
Motor pelaku yang dibakar massa.

SUMUTPOS.CO – Syukur Nikmat Hasibuan (34) alias Wido alias Nikmat, warga Simpang Mangga Rantauprapat tewas dimassa di areal perkebunan PTPN 3 Dusun N1 Aek Nabara Kecamatan Bilah Hulu, Selasa (5/11) sekira pukul 19.30 WIB. Pasalnya, Syukur dan rekannya Arifin Siregar tepergok Satpam Kebun mencuri lembu.

Informasi dihimpun, Rabu (6/11), Syukur Nikmat Hasibuan warga Simpang Mangga Rantauprapat tinggal di Dusun Sidorejo Kelurahan Sidorejo Kecamatan Bilah Hulu, tewas dihajar warga dan pemilik lembu yang dicuri Syukur dan rekannya Arifin Siregar (39) warga Perisai Rantauprapat.

Sebelum kejadian, Sudarsono, Satpam Perkebunan PTPN 3 N1 Aek Nabara memberitahukan kepada temannya Aidil Putra (38) warga Dusun Siluman A Desa Tebing Linggahara, Kecamatan Bilah Barat, menginformasikan bahwa pihaknya telah menangkap dua orang pencuri lembu milik Aidil Putra.

Mendapat kabar tersebut, Aidil sontak kaget dan langsung memberitahukan kepada beberapa tetangganya untuk datang ke lokasi. Setibanya di lokasi, Aidil bersama delapan orang tetangganya langsung menghajar pelaku hingga sekarat. Sedangkan sepeda motor jenis bebek milik pelaku dibakar. Syukur tewas, sementara rekannya Arifin Siregar berhasil diselamatkan oleh petugas yang datang berselang 30 menit kemudian.

“Benar ada satu pelaku tewas diamuk massa. Sedangkan satu pelaku lagi saat ini telah diamankan di Polsek Bilah Hulu,” kata Kasat Reskrim AKP Fahrizal SIK melalui Kanit Jatanras Ipda S Hutagalung, Rabu (6/11).

S Hutagalung menjelaskan, selain mengamankan tersangka, pihaknya saat ini melakukan pemeriksaan terhadap delapan orang warga untuk dijadikan saksi.

“Ada delapan warga yang saat ini kita periksa sebagai saksi. Dan saat ini kita masih menunggu hasil pemeriksaan dari Polsek Bilah Hulu,” terang Hutagalung.

Sementara itu, Aidil Putra saat ditanyai petugas mengaku kesal dengan ulah pelaku yang telah mencuri lembu miliknya.

“Bagaimana tak kesal, lembuku dicurinya. Wajarlah pak saya mengamuk,” terang Aidil kepada petugas.

 

SERING KEHILANGAN LEMBU

Warga Dusun Siluman Desa Tebing Linggahara Kecamatan Bilah Barat yang tinggal di sekitar perkebunan PTPN 3 Aek Nabara mengaku sering kehilangan hewan piaraan lembu. Bahkan dalam satu bulan terakhir, sebanyak 4 warga kehilangan lembu.

“Warga di sini sering kehilangan lembu. Sudah berulang kali. Warga berusaha mencari pelakunya namun tidak pernah membuahkan hasil. Bahkan, dalam satu bulan terakhir ini ada 4 warga yang telah kehilangan lembu,” kata Parno, salah seorang warga Dusun Siluman A Desa Tebing Linggahara.

Dijelaskan Parno, amukan massa yang telah menewaskan pelaku pencuri lembu adalah tindakan wajar. “Ya wajarlah warga mengamuk. Soalnya, sudah berulangkali warga kehilangan lembu. Bayangkan saja, jika satu ekor lembu hilang, berapa kerugian warga. Nah, jadi saya nilai itu adalah tindakan wajar walaupun pelaku tewas. Biar ada efek jera terhadap pelaku yang lain,” katanya.

Hal senada disampaikan Amin dan Ratno. Warga Desa Tebing Linggahara ini meminta pihak kepolisian agar tidak melakukan penahanan terhadap warga yang saat ini menjadi saksi. “Kami meminta agar pihak kepolisian tidak melakukan penahanan terhadap 8 orang saksi tersebut. Inikan murni amukan warga. Walaupun bersalah, namun tindakan ini kami nilai sangat wajar. Karena kerugian masyarakat sangat besar karena kehilangan lembu,” kata Amin.(cr-2/smg/bud)

Motor pelaku yang dibakar massa.
Motor pelaku yang dibakar massa.

SUMUTPOS.CO – Syukur Nikmat Hasibuan (34) alias Wido alias Nikmat, warga Simpang Mangga Rantauprapat tewas dimassa di areal perkebunan PTPN 3 Dusun N1 Aek Nabara Kecamatan Bilah Hulu, Selasa (5/11) sekira pukul 19.30 WIB. Pasalnya, Syukur dan rekannya Arifin Siregar tepergok Satpam Kebun mencuri lembu.

Informasi dihimpun, Rabu (6/11), Syukur Nikmat Hasibuan warga Simpang Mangga Rantauprapat tinggal di Dusun Sidorejo Kelurahan Sidorejo Kecamatan Bilah Hulu, tewas dihajar warga dan pemilik lembu yang dicuri Syukur dan rekannya Arifin Siregar (39) warga Perisai Rantauprapat.

Sebelum kejadian, Sudarsono, Satpam Perkebunan PTPN 3 N1 Aek Nabara memberitahukan kepada temannya Aidil Putra (38) warga Dusun Siluman A Desa Tebing Linggahara, Kecamatan Bilah Barat, menginformasikan bahwa pihaknya telah menangkap dua orang pencuri lembu milik Aidil Putra.

Mendapat kabar tersebut, Aidil sontak kaget dan langsung memberitahukan kepada beberapa tetangganya untuk datang ke lokasi. Setibanya di lokasi, Aidil bersama delapan orang tetangganya langsung menghajar pelaku hingga sekarat. Sedangkan sepeda motor jenis bebek milik pelaku dibakar. Syukur tewas, sementara rekannya Arifin Siregar berhasil diselamatkan oleh petugas yang datang berselang 30 menit kemudian.

“Benar ada satu pelaku tewas diamuk massa. Sedangkan satu pelaku lagi saat ini telah diamankan di Polsek Bilah Hulu,” kata Kasat Reskrim AKP Fahrizal SIK melalui Kanit Jatanras Ipda S Hutagalung, Rabu (6/11).

S Hutagalung menjelaskan, selain mengamankan tersangka, pihaknya saat ini melakukan pemeriksaan terhadap delapan orang warga untuk dijadikan saksi.

“Ada delapan warga yang saat ini kita periksa sebagai saksi. Dan saat ini kita masih menunggu hasil pemeriksaan dari Polsek Bilah Hulu,” terang Hutagalung.

Sementara itu, Aidil Putra saat ditanyai petugas mengaku kesal dengan ulah pelaku yang telah mencuri lembu miliknya.

“Bagaimana tak kesal, lembuku dicurinya. Wajarlah pak saya mengamuk,” terang Aidil kepada petugas.

 

SERING KEHILANGAN LEMBU

Warga Dusun Siluman Desa Tebing Linggahara Kecamatan Bilah Barat yang tinggal di sekitar perkebunan PTPN 3 Aek Nabara mengaku sering kehilangan hewan piaraan lembu. Bahkan dalam satu bulan terakhir, sebanyak 4 warga kehilangan lembu.

“Warga di sini sering kehilangan lembu. Sudah berulang kali. Warga berusaha mencari pelakunya namun tidak pernah membuahkan hasil. Bahkan, dalam satu bulan terakhir ini ada 4 warga yang telah kehilangan lembu,” kata Parno, salah seorang warga Dusun Siluman A Desa Tebing Linggahara.

Dijelaskan Parno, amukan massa yang telah menewaskan pelaku pencuri lembu adalah tindakan wajar. “Ya wajarlah warga mengamuk. Soalnya, sudah berulangkali warga kehilangan lembu. Bayangkan saja, jika satu ekor lembu hilang, berapa kerugian warga. Nah, jadi saya nilai itu adalah tindakan wajar walaupun pelaku tewas. Biar ada efek jera terhadap pelaku yang lain,” katanya.

Hal senada disampaikan Amin dan Ratno. Warga Desa Tebing Linggahara ini meminta pihak kepolisian agar tidak melakukan penahanan terhadap warga yang saat ini menjadi saksi. “Kami meminta agar pihak kepolisian tidak melakukan penahanan terhadap 8 orang saksi tersebut. Inikan murni amukan warga. Walaupun bersalah, namun tindakan ini kami nilai sangat wajar. Karena kerugian masyarakat sangat besar karena kehilangan lembu,” kata Amin.(cr-2/smg/bud)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/