26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Mamak-mamak Geruduk Poldasu

Foto: Reza/Posmetro Medan/JPNN Ibu-ibu dari Kampung Kurnia usai melapor ke Dit Narkoba Poldasu.
Foto: Reza/Posmetro Medan/JPNN
Ibu-ibu dari Kampung Kurnia usai melapor ke Dit Narkoba Poldasu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Resah dengan maraknya peredaran narkoba jenis sabu di tempat tinggal mereka, puluhan ibu rumah tangga asal Jl. Kurnia, Kec. Pelabuhan Belawan menggeruduk Mapoldasu, Senin (2/12) sekitar pukul 09.30 WIB. Dalam orasinya, para istri-istri peduli keluarga ini mendesak polisi segera menyapu bersih para pengedar ‘si putih’ yang selama ini bebas beroperasi dan telah merusak kehidupan anak-anak muda di sana. “Selain jadi pecandu, para anak muda di sana juga jadi suka mencuri. Tak hanya barang berharga saja, tapi pakaian, parang dan pisau yang ada di rumah juga nekat mereka curi dan jual demi mendapatkan sabu. Kalau polisi tak bertindak cepat, mau jadi apa nanti anak-anak kami itu,” lirih mereka.

Bahkan, sangkin resahnya, wanita yang rata-rata berusia 40 tahunan itu sempat merangsek masuk untuk menemui Kapoldasu, Irjen Syarief Gunawan. Namun, saat hendak menaiki lift menuju lantai II, langkah mereka dihentikan oleh petugas provost yang menjaga di ruang utama tersebut. Petugas menyuruh mamak-mamak itu buat laporan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT). Mendengar itu, para ibu-ibu ini manut dan langsung bergegas menuju gedung SPKT. Setibanya di sana, lagi-lagi mereka disarankan membuat pengaduan ke bagian Sat Narkoba Poldasu. Meski sebagian membawa anak balita masing-masing, tapi tak tampak raut letih sedikit pun di wajah mereka. Setiba di depan gedung narkoba, beberapa perwakilan massa pun dipersilahkan masuk. Sedangkan yang lainnya disuruh menunggu di depan gedung.

“Sekarang nggak ada lagi yang gemuk anak-anak muda di sana. Sudah kurus-kurus semua karena sabu,” ucap para ibu rumah tangga itu. Bahkan yang lebih parah, demi membeli sabu, para remaja di sana sudah nekat mencuri pakaian orangtua mereka sendiri. “Bayangkan sajalah sudah kek mana parahnya itu. Baju mamaknya sendiri pun dicuri untuk beli sabu,” sambung wanita berkulit hitam manis yang enggan menyebut namanya. Selain milik orangtuanya, para remaja di sana juga kerap mencuri barang-barang milik tetangga lainnya. “Parang, pisau pantang terletak sekarang. Semuanya hilang, itupun dijual mereka untuk beli sabu,” kesalnya. Jadi wajar saja saat ini kampung mereka angat rawan maling.

“Sudah kecanduan semua anak-anak disana, makanya kami datang kesini mau lapor agar bandarnya ditangkap,” pintanya. Sementara ibu lainnya mengaku saat ini anaknya memang belum ketergantungan sabu. Namun, ia takut anak sulungnya yang masih dududk dibangku SMA kelas 1 ini akan ikut terjerumus. “Saya juga takut, anak saya yang paling besar jadi ketergantungan seperti itu. Taulah anak sekarang, katanya kalau tidak pakai nanti nggak gaul,” beber ibu anak dua ini. Dikatakannya, rata-rata para anak muda yang menetap di Jl. Kurnia, Kec. Pelabuhan Belawan bekerja sebagai nelayan. “Bayangkan saja, mereka kerja nelayannya semua disana. Tapi sanggup beli sabu, kalau ditanya nggak ada uangnya. Untuk beli rokok saja minta sama mamaknya,” curhat wanita berjilbab itu pada kru koran ini.

Saat ditanya, apa mereka tak menyesal kalau nanti anaknya ditangkap polisi? Wanita bertubuh tambun itu sempat terdiam sejenak. “Bandarnyalah ditangkap, karena kalau tak ada yang jual pasti tidak ada yang beli. Jangan sampai anak saya ditangkap, makanya itu tangkap bandarnya. Kami sudah melapor ke Pores disana, tapi tidak ditanggapi makanya kami datang kesini,” bebernya. Selang beberapa menit, perwakilan para ibu yang sebelumnya masuk pun keluar dari gedung Narkoba Poldasu. “Laporan kita ditanggapi. Polisi janji akan segera menangkap bandar narkoba di sana,” celoteh para ibu rumah tangga itu. Usai dapat angin segar dari polisi, para ibu-ibu itu pun bergegas meninggalkan Mapoldasu.

Lemahnya kinerja polisi memberantas narkoba di Jl. Kurnia, Kec. Pelabuhan Belawan juga mendapat kritik dari pengamat hukum Muslim Muis SH. “Kalau ada informasi itu, polisi harus secepat mungkin mengusutnya. Jangan sampai dibiarkan, karena dampaknya nanti masyarakat tidak percaya lagi sama polisi,” beber Muslim. Karena itu, Muslim meminta Kapoldasu Irjen Syarief Gunawan untuk super aktif menangkp para bandar narkoba. “Kapolda harus super aktif menentukan tempat-tempat yang rawan narkoba dan secepatnya menangkapi bandarnya. Apalagi, sampai-sampai para ibu-ibu resah atas peredaran narkoba di sana. Harus secepatnya, jangan membuat kecewa masyarakat,” tandasnya. (eza/deo)

Foto: Reza/Posmetro Medan/JPNN Ibu-ibu dari Kampung Kurnia usai melapor ke Dit Narkoba Poldasu.
Foto: Reza/Posmetro Medan/JPNN
Ibu-ibu dari Kampung Kurnia usai melapor ke Dit Narkoba Poldasu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Resah dengan maraknya peredaran narkoba jenis sabu di tempat tinggal mereka, puluhan ibu rumah tangga asal Jl. Kurnia, Kec. Pelabuhan Belawan menggeruduk Mapoldasu, Senin (2/12) sekitar pukul 09.30 WIB. Dalam orasinya, para istri-istri peduli keluarga ini mendesak polisi segera menyapu bersih para pengedar ‘si putih’ yang selama ini bebas beroperasi dan telah merusak kehidupan anak-anak muda di sana. “Selain jadi pecandu, para anak muda di sana juga jadi suka mencuri. Tak hanya barang berharga saja, tapi pakaian, parang dan pisau yang ada di rumah juga nekat mereka curi dan jual demi mendapatkan sabu. Kalau polisi tak bertindak cepat, mau jadi apa nanti anak-anak kami itu,” lirih mereka.

Bahkan, sangkin resahnya, wanita yang rata-rata berusia 40 tahunan itu sempat merangsek masuk untuk menemui Kapoldasu, Irjen Syarief Gunawan. Namun, saat hendak menaiki lift menuju lantai II, langkah mereka dihentikan oleh petugas provost yang menjaga di ruang utama tersebut. Petugas menyuruh mamak-mamak itu buat laporan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT). Mendengar itu, para ibu-ibu ini manut dan langsung bergegas menuju gedung SPKT. Setibanya di sana, lagi-lagi mereka disarankan membuat pengaduan ke bagian Sat Narkoba Poldasu. Meski sebagian membawa anak balita masing-masing, tapi tak tampak raut letih sedikit pun di wajah mereka. Setiba di depan gedung narkoba, beberapa perwakilan massa pun dipersilahkan masuk. Sedangkan yang lainnya disuruh menunggu di depan gedung.

“Sekarang nggak ada lagi yang gemuk anak-anak muda di sana. Sudah kurus-kurus semua karena sabu,” ucap para ibu rumah tangga itu. Bahkan yang lebih parah, demi membeli sabu, para remaja di sana sudah nekat mencuri pakaian orangtua mereka sendiri. “Bayangkan sajalah sudah kek mana parahnya itu. Baju mamaknya sendiri pun dicuri untuk beli sabu,” sambung wanita berkulit hitam manis yang enggan menyebut namanya. Selain milik orangtuanya, para remaja di sana juga kerap mencuri barang-barang milik tetangga lainnya. “Parang, pisau pantang terletak sekarang. Semuanya hilang, itupun dijual mereka untuk beli sabu,” kesalnya. Jadi wajar saja saat ini kampung mereka angat rawan maling.

“Sudah kecanduan semua anak-anak disana, makanya kami datang kesini mau lapor agar bandarnya ditangkap,” pintanya. Sementara ibu lainnya mengaku saat ini anaknya memang belum ketergantungan sabu. Namun, ia takut anak sulungnya yang masih dududk dibangku SMA kelas 1 ini akan ikut terjerumus. “Saya juga takut, anak saya yang paling besar jadi ketergantungan seperti itu. Taulah anak sekarang, katanya kalau tidak pakai nanti nggak gaul,” beber ibu anak dua ini. Dikatakannya, rata-rata para anak muda yang menetap di Jl. Kurnia, Kec. Pelabuhan Belawan bekerja sebagai nelayan. “Bayangkan saja, mereka kerja nelayannya semua disana. Tapi sanggup beli sabu, kalau ditanya nggak ada uangnya. Untuk beli rokok saja minta sama mamaknya,” curhat wanita berjilbab itu pada kru koran ini.

Saat ditanya, apa mereka tak menyesal kalau nanti anaknya ditangkap polisi? Wanita bertubuh tambun itu sempat terdiam sejenak. “Bandarnyalah ditangkap, karena kalau tak ada yang jual pasti tidak ada yang beli. Jangan sampai anak saya ditangkap, makanya itu tangkap bandarnya. Kami sudah melapor ke Pores disana, tapi tidak ditanggapi makanya kami datang kesini,” bebernya. Selang beberapa menit, perwakilan para ibu yang sebelumnya masuk pun keluar dari gedung Narkoba Poldasu. “Laporan kita ditanggapi. Polisi janji akan segera menangkap bandar narkoba di sana,” celoteh para ibu rumah tangga itu. Usai dapat angin segar dari polisi, para ibu-ibu itu pun bergegas meninggalkan Mapoldasu.

Lemahnya kinerja polisi memberantas narkoba di Jl. Kurnia, Kec. Pelabuhan Belawan juga mendapat kritik dari pengamat hukum Muslim Muis SH. “Kalau ada informasi itu, polisi harus secepat mungkin mengusutnya. Jangan sampai dibiarkan, karena dampaknya nanti masyarakat tidak percaya lagi sama polisi,” beber Muslim. Karena itu, Muslim meminta Kapoldasu Irjen Syarief Gunawan untuk super aktif menangkp para bandar narkoba. “Kapolda harus super aktif menentukan tempat-tempat yang rawan narkoba dan secepatnya menangkapi bandarnya. Apalagi, sampai-sampai para ibu-ibu resah atas peredaran narkoba di sana. Harus secepatnya, jangan membuat kecewa masyarakat,” tandasnya. (eza/deo)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/