26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Mungkinkah Pilot Malaysia Airlines Bunuh Diri?

Jonti Roos (kedua dari kanan) mengklaim bahwa dia dan temannya Jaan Maree (kedua dari kiri) pernah diajak ke kokpit oleh Fariq Abdul Hamid, 27 tahun (kanan), yang merupakan salah satu dari pilot pesawat Malaysia Airlines yang hilang Sabtu lalu. Pilot lain dalam foto itu tidak disebutkan namanya.
Jonti Roos (kedua dari kanan) mengklaim bahwa dia dan temannya Jaan Maree (kedua dari kiri) pernah diajak ke kokpit oleh Fariq Abdul Hamid, 27 tahun (kanan), yang merupakan salah satu dari pilot pesawat Malaysia Airlines yang hilang Sabtu lalu. Pilot lain dalam foto itu tidak disebutkan namanya.

SUMUTPOS.CO – Pihak berwenang sedang menyelidiki kemungkinan pilot pesawat Malaysia Airlines bernomor penerbangan MH370 yang hilang telah melakukan aksi bunuh diri. Direktur CIA (Central Intelligence Agency), John Brennan, mengatakan hal itu di Washington, AS.

“Saya pikir Anda tidak dapat mengabaikan teori apa pun,” kata Brennan ketika ditanya apakah mungkin pilot sengaja menjatuhkan pesawat Boeing 777ER 200 itu.

Brennan berbicara setelah polisi Malaysia mengatakan, mereka tengah memeriksa profil psikologis semua orang di pesawat yang hilang pada Sabtu (8/3/2014) lalu dengan 239 orang di dalamnya setelah lepas landas dari Kuala Lumpur dalam perjalanan ke Beijing.

Teori itu dapat memberikan penjelasan tentang bagaimana pesawat itu “menghilang” dari radar sipil yang melacak pergerakannya karena pilot bisa dengan mudah mematikan transponder sesaat sebelum pesawat itu hilang.

Brennan juga mengatakan, terorisme tidak dapat dikesampingkan dalam kasus hilangnya pesawat tersebut. “Mungkinkah hal itu karena semacam peristiwa bencana? Pada saat ini, saya tidak berpikir orang-orang harus mengesampingkan setiap jenis penyelidikan. Saya berpikir ada banyak spekulasi saat ini, beberapa orang mengklaim tanggung jawab tetapi hal itu tidak dapat dikonfirmasi sama sekali,” katanya.

Dia mengatakan, ada sejumlah pertanyaan yang belum terjawab, termasuk mengapa transponder pesawat itu berhenti memancarkan sinyal dan apa peran para penumpang yang membawa paspor curian. “Ada sejumlah anomali yang sangat ingin diketahui tentang semua ini. Apakah pesawat itu berbalik arah? Apakah orang-orang dengan paspor curian itu terlibat?”

Dia menambahkan, “Bagaimana dengan transponder itu? Mengapa hal itu semacam menghilang dari radar?”

Mantan penasihat kontra-terorisme untuk Presiden Barack Obama itu mengatakan ada “beberapa klaim yang menyatakan bertanggung jawab” atas jet yang hilang itu. Namun, hal itu belum dapat dikonfirmasi atau dipertegas.

Ketika ditanya apakah ia dapat mengesampingkan kaitan dengan teroris dalam peristiwa itu? Brennan mengatakan, “Tidak, saya tidak akan mengesampingkan hal itu.”

Dia mengatakan, ada banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang penerbangan Malaysia Airlines itu. Dia berkata, “Kami memantau hal itu dengan saksama. Jelas bahwa hal ini masih misteri.”

Dia menambahkan, “Saya berpikir, pada saat ini, kita sekali lagi harus bersabar dan menunggu pihak berwenang untuk menyelidiki. Ada banyak pertanyaan. Siapa yang memiliki kemampuan untuk mematikan transponder?”

Komentar Brennan itu disampaikan di sebuah acara di Washington yang diselenggarakan Council on Foreign Relations, sebuah lembaga think tank.

Sebelumnya, sejumlah keluarga para penumpang pesawat itu mengklaim bahwa mereka masih bisa menelepon ponsel orang-orang tercinta mereka yang ada di pesawat itu. Menurut harian Washington Post, sejumlah keluarga dari 239 orang di dalam pesawat Boeing 777 itu mengatakan bahwa mereka masih dapat mendengar nada dering. Yang lain mengatakan, mereka dapat melihat anggota keluarga mereka yang ada di pesawat itu masih online di sebuah jejaring sosial China yang disebut QQ.

Seorang pria mengatakan bahwa akun QQ saudaranya iparnya menunjukkan dia masih online, tetapi menjadi putus asa saat mereka menunggu datangnya kabar, pesan yang dikirim tidak dijawab, dan telepon tidak diangkat.

Perkembangan baru yang menakutkan itu muncul saat pihak berwenang Malaysia mengatakan, mereka telah mengidentifikasi salah satu dari dua orang yang menggunakan paspor Eropa curian yang berada di pesawat itu. Orang yang telah diidentifikasi sebagai pemuda asal Iran itu dianggap bukan teroris, tetapi sedang berupaya untuk beremigrasi ke Eropa. (NET)

Jonti Roos (kedua dari kanan) mengklaim bahwa dia dan temannya Jaan Maree (kedua dari kiri) pernah diajak ke kokpit oleh Fariq Abdul Hamid, 27 tahun (kanan), yang merupakan salah satu dari pilot pesawat Malaysia Airlines yang hilang Sabtu lalu. Pilot lain dalam foto itu tidak disebutkan namanya.
Jonti Roos (kedua dari kanan) mengklaim bahwa dia dan temannya Jaan Maree (kedua dari kiri) pernah diajak ke kokpit oleh Fariq Abdul Hamid, 27 tahun (kanan), yang merupakan salah satu dari pilot pesawat Malaysia Airlines yang hilang Sabtu lalu. Pilot lain dalam foto itu tidak disebutkan namanya.

SUMUTPOS.CO – Pihak berwenang sedang menyelidiki kemungkinan pilot pesawat Malaysia Airlines bernomor penerbangan MH370 yang hilang telah melakukan aksi bunuh diri. Direktur CIA (Central Intelligence Agency), John Brennan, mengatakan hal itu di Washington, AS.

“Saya pikir Anda tidak dapat mengabaikan teori apa pun,” kata Brennan ketika ditanya apakah mungkin pilot sengaja menjatuhkan pesawat Boeing 777ER 200 itu.

Brennan berbicara setelah polisi Malaysia mengatakan, mereka tengah memeriksa profil psikologis semua orang di pesawat yang hilang pada Sabtu (8/3/2014) lalu dengan 239 orang di dalamnya setelah lepas landas dari Kuala Lumpur dalam perjalanan ke Beijing.

Teori itu dapat memberikan penjelasan tentang bagaimana pesawat itu “menghilang” dari radar sipil yang melacak pergerakannya karena pilot bisa dengan mudah mematikan transponder sesaat sebelum pesawat itu hilang.

Brennan juga mengatakan, terorisme tidak dapat dikesampingkan dalam kasus hilangnya pesawat tersebut. “Mungkinkah hal itu karena semacam peristiwa bencana? Pada saat ini, saya tidak berpikir orang-orang harus mengesampingkan setiap jenis penyelidikan. Saya berpikir ada banyak spekulasi saat ini, beberapa orang mengklaim tanggung jawab tetapi hal itu tidak dapat dikonfirmasi sama sekali,” katanya.

Dia mengatakan, ada sejumlah pertanyaan yang belum terjawab, termasuk mengapa transponder pesawat itu berhenti memancarkan sinyal dan apa peran para penumpang yang membawa paspor curian. “Ada sejumlah anomali yang sangat ingin diketahui tentang semua ini. Apakah pesawat itu berbalik arah? Apakah orang-orang dengan paspor curian itu terlibat?”

Dia menambahkan, “Bagaimana dengan transponder itu? Mengapa hal itu semacam menghilang dari radar?”

Mantan penasihat kontra-terorisme untuk Presiden Barack Obama itu mengatakan ada “beberapa klaim yang menyatakan bertanggung jawab” atas jet yang hilang itu. Namun, hal itu belum dapat dikonfirmasi atau dipertegas.

Ketika ditanya apakah ia dapat mengesampingkan kaitan dengan teroris dalam peristiwa itu? Brennan mengatakan, “Tidak, saya tidak akan mengesampingkan hal itu.”

Dia mengatakan, ada banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang penerbangan Malaysia Airlines itu. Dia berkata, “Kami memantau hal itu dengan saksama. Jelas bahwa hal ini masih misteri.”

Dia menambahkan, “Saya berpikir, pada saat ini, kita sekali lagi harus bersabar dan menunggu pihak berwenang untuk menyelidiki. Ada banyak pertanyaan. Siapa yang memiliki kemampuan untuk mematikan transponder?”

Komentar Brennan itu disampaikan di sebuah acara di Washington yang diselenggarakan Council on Foreign Relations, sebuah lembaga think tank.

Sebelumnya, sejumlah keluarga para penumpang pesawat itu mengklaim bahwa mereka masih bisa menelepon ponsel orang-orang tercinta mereka yang ada di pesawat itu. Menurut harian Washington Post, sejumlah keluarga dari 239 orang di dalam pesawat Boeing 777 itu mengatakan bahwa mereka masih dapat mendengar nada dering. Yang lain mengatakan, mereka dapat melihat anggota keluarga mereka yang ada di pesawat itu masih online di sebuah jejaring sosial China yang disebut QQ.

Seorang pria mengatakan bahwa akun QQ saudaranya iparnya menunjukkan dia masih online, tetapi menjadi putus asa saat mereka menunggu datangnya kabar, pesan yang dikirim tidak dijawab, dan telepon tidak diangkat.

Perkembangan baru yang menakutkan itu muncul saat pihak berwenang Malaysia mengatakan, mereka telah mengidentifikasi salah satu dari dua orang yang menggunakan paspor Eropa curian yang berada di pesawat itu. Orang yang telah diidentifikasi sebagai pemuda asal Iran itu dianggap bukan teroris, tetapi sedang berupaya untuk beremigrasi ke Eropa. (NET)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/